Bonus Chapter: three

Începe de la început
                                    

"Aduh, Chanyeol, berat." 

"Sebentar aja." 

Baekhyun hanya bisa terkekeh. Tentu saja Chanyeol tidak seberat itu, ia hanya ingin meledek. 

"Oh iya, aku ada cerita." mulai Baekhyun.

Sepertinya itu berhasil menarik perhatian yang lebih tinggi, terbukti dari bagaimana ia mendongakkan kepalanya dan menatap Baekhyun, siap mendengarkan. Baekhyun kembali tersenyum dan membelai rahang tegas di hadapannya.

"Haneul seonbae ngeliat cincin ku. Kayaknya agak kaget. Tapi udah clear, kita juga udah ngomong. Jadi kamu ga usah kepikiran lagi." jelasnya.

"Ngomong gimana?"

"Dia bilang maaf saya melewati batas, sepertinya tunangan kamu tidak nyaman. Gitu." ucapnya sembari meniru logat bicara Haneul dan itu membuat Chanyeol menggelengkan kepalanya sekilas.

"Bagus."

Setelah memberikan respon itu, Chanyeol kembali menguburkan wajahnya pada perut milik Baekhyun, membuat empunya sedikit menggeliat geli karena hembusan nafas Chanyeol yang menggelitik. 

Sunyi setelahnya, hanya diiringi dengan musik yang mengalun dari komputer milik Chanyeol. 

Awalnya, Baekhyun baru hendak memejamkan mata karena ia kira Chanyeol pun sedang mencoba untuk tidur. Namun, usahanya gagal ketika kedua tangan Chanyeol yang tadinya menggenggam erat pinggulnya, mulai bergerak, masuk ke dalam kaus yang Baekhyun gunakan dan mulai membuat beberapa gambar tak jelas pada perut rata itu. 

"Chanyeol," erang Baekhyun.

"Sshhh,

Chanyeol bangkit dari posisinya, menempatkan tubuhnya tepat di atas kekasih mungilnya sebelum memagut bibir lembab yang begitu menggodanya. 

Tanpa ia minta, Baekhyun membuka kedua belah ranum itu, memberi akses Chanyeol untuk masuk dan menelusuri semua yang ada di sana. Tangan kasar miliknya sudah menelusuri tubuh dibawahnya lebih jauh, menarik celana Baekhyun dan meremas bongkahan yang sudah pernah membuatnya berkali-kali merasakan nikmatnya dunia. Belum puas, tangannya kembali membuka kaus yang masih menutup tubuh atas Baekhyun dengan sempurna. Setelah berhasil, mulutnya langsung berpindah haluan untuk memilin tonjolan pada dada mulus itu, membuat si manis merancau, meremas-remas sprei ranjangnya sebagai pelampiasan.

Ia bahkan tidak perduli sama sekali untuk membuka pakaian miliknya sama sekali. Hanya memfokuskan dirinya pada Baekhyun. 

Sebuah karya seni yang akan selalu menjadi miliknya seorang.

Chanyeol meremas kedua sisi pinggang ramping itu, mengangkatnya sekilas untuk memberi perintah pada Baekhyun untuk membusungkan dada dan itulah hal yang terjadi setelahnya.

"Ah! Yeol-" desah Baekhyun. Manis, begitu membangunkan gairah Chanyeol yang belakangan ini terpaksa terkubur karena dokumen-dokumen terkutuk di kantornya. Jika sempat, tolong ingatkan dia kalau dokumen-dokumen itu yang membantunya membantu melamar Baekhyun, dalam artian kestabilan finansial tentunya. Bibir tebalnya ia bawa untuk menelusuri tulang selangka yang terpahat begitu indah, meninggalkan beberapa tanda di sana sebelum kembali melakukan hal yang sama pada jenjang leher Baekhyun, disambut sang empunya dengan memberi ruang lebih luas untuk Chanyeol bergerak. 

Namun, di tengah kenikmatan yang Baekhyun rasakan, Chanyeol berhenti. Membuatnya mengerang dalam hati, tetapi hanya bisa menatap figur Chanyeol yang berjalan ke arah nakas dengan tatapan sayu. Diam-diam bangga karena ia sudah bisa melihat gundukan yang mulai terbentuk dari luar celana lelaki yang lebih tua itu, padahal ia belum melakukan apa-apa.

Matanya melebar, melihat objek yang sudah lama tak ia jumpai sejak terakhir kali Chanyeol membuatnya menggunakannya.

"Prepare yourself. "

Apa Chanyeol serius? Ia benar-benar meminta Baekhyun untuk mempersiapkan dirinya dengan seonggok vibrator dan satu botol lube yang ia lempar tepat di samping tubuhnya barusan?  

"Yeol-"

"or we stop here.

Oke, Chanyeol tak perlu mengancam. Walaupun suara rendahnya membuat Baekhyun semakin bergairah.

Dengan lemah, Baekhyun bangkit untuk duduk dan mengambil kedua objek yang telah diberikan untuknya, melumuri vibrator itu dengan cairan licin agar bisa membantunya nanti. Sebelum ia bisa kembali berbaring dan melebarkan kakinya, Chanyeol kembali bersuara dan itu sukses membuat Baekhyun menatapnya tajam.

"on all fours." 

"Yeol,"

Chanyeol tersenyum miring, bergerak untuk duduk di salah satu kursi yang berada di kamarnya dan melipat kedua tangannya di dada. Ia tahu Baekhyun tidak akan menolak.

Dengan ragu, sambil sekali-kali meringis karena dingin ruangan Chanyeol tak membantu sama sekali, ia berbalik dan menopang bobot tubuhnya dengan tangan dan lututnya. Langsung menyesal karena Chanyeol tidak berada dalam jarak pandangnya dan itu membuatnya begitu gugup. Ia tidak akan tahu bagaimana reaksi Chanyeol melihatnya dalam posisi yang sangat ... tidak senonoh ini. 

Walaupun lambat, ia mulai meraih tubuh bagian belakangnya dengan benda digenggamannya, menggoda lingkaran berkerut dengan gerakan memutar sebelum memulai penetrasi.

"Chanyeol, ah-" desahnya, membuat Chanyeol menggeram rendah. Ingin langsung menyerang Baekhyun saat itu juga, tapi masih ingin melihat pemandangan indah yang disuguhkan padanya sekarang.

Tentu saja, begitu benda itu sudah sepenuhnya memasuki Baekhyun, ia menekan tombol tertinggi pada remote kontrol yang ia genggam, membuat Baekhyun terkesiap, tak lagi kuat menopang bobot tubuhnya dengan lengannya. Kepala Baekhyun terjatuh, menguburkan wajahnya pada bantal sembari mengerang berkali-kali, dan bokongnya terangkat tinggi hanya untuk Chanyeol.

"Please, sto-"

"Chanyeol!"

"Ah-"

"Aku gabisa-"

"Chanyeol, please! "

Kedua mata Baekhyun sudah berkaca-kaca, bulir air mata frustasi akan segera jatuh sebentar lagi karena tubuhnya terlalu sensitif karena stimulasi yang diberi. Sudah berapa menit Chanyeol membiarkannya seperti ini?

"Sto-"

Belum sempat kalimatnya selesai, getaran di dalam tubuhnya itu berhenti tiba-tiba dan Chanyeol mendekatinya, mengeluarkan vibrator yang dari tadi mengisinya. Seketika, ia merasa kosong. Tak sabar untuk terisi lagi. 

"Well, we're good now."

Tanpa aba-aba, Chanyeol membalikkan tubuh Baekhyun, membuat wajah sayu itu menatapnya langsung. Ia tersenyum miring, mengecup pelipis Baekhyun singkat dan mengarahkan kebanggaannya ke lubang milik Baekhyun, menyatukan tubuh mereka dengan sekali hentakan. 

"I'm going rough tonight."

Dan setelah itu, Baekhyun sungguh dibuat bungkam oleh Chanyeol. Dibuat pasrah dengan semua perlakuannya, dibutakan entah oleh lelah atau nikmat. Chanyeol tidak berbohong, ia benar-benar bermain kasar malam ini, tidak seperti biasanya yang selalu mementingkan Baekhyun agar ia diperlakukan lembut dan selalu bertanya apa yang lebih mungil baik-baik saja. 

"Dingin..." rintih Baekhyun ditengah hentakan Chanyeol pada tubuhnya. Bahkan dengan peluh yang sebegitu banyaknya, ia masih bisa merasakan dinginnya kamar ini.

Chanyeol berhenti seketika, menyelipkan anak rambut Baekhyun ke belakang telinga pemiliknya dan langsung merangkul tubuh Baekhyun di pelukannya. Memastikan bahwa kehangatan tubuhnya pun ia bagi.

Yah, tetap saja, seorang Park Chanyeol selalu memiliki esensi lemah ketika dihadapi oleh seorang Byun Baekhyun. 





Straight-A Student | ChanBaekUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum