Plak!

Archie melayangkan sebuah tamparan untuk Nolan namun yang terkena tamparan itu adalah Claire.

Archie membulatkan mata dengan tangan yang masih berada di udara, pria itu syok karena tiba-tiba saja Claire berdiri di depan Nolan tepat saat Archie ingin menampar Nolan.

"Ai, kenapa di sini?" Archie menyentuh kedua bahu Claire.

Nolan juga syok dan tidak menyangka jika Claire tiba-tiba saja berdiri di depannya karena sebelumnya Claire tidak ada di dekatnya.

Claire sendiri memang ada di sana namun di ambang pintu ruangan Archie, hanya Zea yang menyadari kehadiran Claire dan kedua gadis itu saling melempar tatapan dengan Zea yang menunjukkan raut penuh kemenangannya.

Claire menyentuh pipinya yang terasa sangat panas dan perih sampai kepala Claire terasa mulai pusing.

"Ai, uncle minta maaf. Kenapa tiba-tiba aja kamu berdiri di sini?"

Nolan yang geram dengan Archie langsung menjauhkan tangan Archie dari bahu Claire dan membawa Claire keluar dari ruangan Archie.

-Claire-

"Lo kenapa sih pake sok-sokan berdiri di depan gue?" Tanya Nolan seraya marah-marah.

"Refleks." Balas Claire sambil memperhatikan pipinya yang berubah merah dari kamera ponselnya. Claire berdecak dan menatap kesal Nolan, "seharusnya tadi gue ngomong dulu baru lo bawa gue pergi!"

"Bisa ikutan gila kita kalo lama-lama di sana." Nolan duduk di kursi sedangkan Claire duduk di brankar UKS.

Claire membulatkan mata dan meremas kerah seragam Nolan, "kenapa lo sekolah?! Kenapa lo sekolah?!"

"Alesan apa yang harus gue kasih ke keluarga gue sampe gue gak sekolah? Lagian abis ini kita langsung pulang ajalah, emosi gue di sini."

Claire kembali memperhatikan pipinya.

"Sakit banget?"

"Lo gak denger senyaring apa tadi?"

"Gak mungkin Zea bukan anak uncle lo, mereka berdua sama aja menurut gue."

"Gimana sih ceritanya sampe lo ada di ruangan uncle gue?"

Nolan menghela napas, "gue bener-bener emosi sama Zea. Dia tampar gue, dia maki terus ancem gue. Gue sama dia lagi di gudang terus tiba-tiba aja ada petugas keamanan masuk dan lo mau tau apa yang dia lakuin?"

"Apaan?"

"Dia tampar pipinya sendiri terus pura-pura jatoh dan dia nuduh gue kalo gue yang tampar dia, segila itu sepupu lo!"

Claire menarik sebentar kuping Nolan, "makanya dengerin gue! Udah gue bilang jangan sekolah tapi lo tetep sekolah!"

"Ngadu aja lo sama bonyok lo kalo lo ditampar."

"Suka keributan lo? Ogah sih, gue mau diem-diem aja."

Nolan menjentikkan jarinya, "gimana kalo lo ancem uncle lo? Bilang sama dia jangan apa-apain gue kalo gak lo bakal ngadu sama bonyok lo kalo lo ditampar."

Claire tersenyum dan bertepuk tangan, Nolan juga melakukan hal yang sama.

"Heh! Barusan lo manfaatin gue ya!"

"Bantu, Claire, bantu gue. Bukan manfaatin lo!"

"Udahlah gue mau pulang, sepatu gue dong."

Nolan mengambil sepatu Claire yang berada di dekat kaki kursi yang ia duduki, Nolan menepuk-nepuk pahanya. "Kaki lo di sini, biar gue pakein sebagai ungkapan terima kasih."

Claire [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat