44 : two is better than one

Start from the beginning
                                        

"Geez, please, gue gak sehebat itu karena agak beda sampai kayak gitu?"

"Oh, bukan karena yang bilang gitu gue ya?"

"Maksudnya?"

"Maksudnya?"

Beomgyu cemberut, "Kenapa malah balik nanya sih?"

Chanhyuk tergelak pelan. "Gak tahu, pengen aja, soalnya... lo lucu."

"Makasih."

"Gak ada efeknya ya?"

"Maksudnya?" dahi Beomgyu berkerut bingung. "Ini ngomongin apa sih, kok gue jadi bingung sendiri?"

"Mungkin... karena lo pikir itu 'apa' sementara gue sebenarnya mengacu ke 'siapa', jadinya beda server."

"...."

"Tapi kalau lo gak mudeng, ya udah, lupain aja. Btw—"

"Apa? Apa sih? Jangan bikin gue penasaran—gak, gue bahkan udah terlanjur penasaran! Itu maksudnya apa?"

"Nothing, just asking."

"Asking my ass." Beomgyu berbisik kesal.

"Hey, we're too close, I can hear you, roommates." Chanhyuk mendorong dahi Beomgyu mundur dengan telunjuknya. "Jangan cemberut, nanti gue gak tahan."

"TU APA LAGI MAKSUDNYA? Daritadi ngomong gak jelas!"

"I don't wanna flirting, so we just stop here, alright? Right. Next question, lo udah makan belum? Gue sih belum, tapi belum laper, apalagi nanti masih ada kelas. Tanggung kalau mau makan."

"Kakak ada kelas apa jam segini? Yakali praktikum."

"Kalkulus 3, kelas malam khusus buat yang ngulang."

"Oh..."

"Tapi ya gak malem banget, toh, mulainya jam setengah 6. Setengah 8 juga dah balik kalau gak ada tambahan."

"Balik ke kamar?"

Chanhyuk gak menjawab, cuman bergumam samar dan malah berbicara hal lain. "Makin sore, lo gak kedingi—"

"Kenapa kakak jarang balik ke kamar?"

"...karena gue ada kegiatan di luar."

"Apa? Kegiatan apa sampai lewat tengah malem? Emang kakak ngapain makanya baru balik lewat tengah malam? Kakak ada kegiatan di kampus atau di luar kampus? Kenapa kakak tetep bela-belain balik ke kamar ketika lewat jam 11 malam gerbang utama asrama udah ditutup jadi mau gak mau kakak harus bela-belain jalan kaki sampai ke kamar? Apa gak capek?"

"Well... ternyata selama ini lo numpuk pertanyaan ya, dikirain gak pernah penasaran—"

"Gue penasaran, tapi buat apa gue penasaran tapi gak peduli?"

"Secara gak langsung, lo bilang kalau lo sebenarnya peduli sama gue?"

"Iyalah, kakak temen gue."

"Temen sekamar?"

"Temen."

"Temen sejurusan?"

"Temen. T-e-m-e-n. Temen." Beomgyu menjawab serius.

Chanhyuk terdiam, tapi tak lama setelahnya tertawa pelan. "Lo lucu banget, beneran."

"Jujur, gue gak tersinggung karena gue lebih gak ngerti. Apa sih maksudnya? Kakak sering bilang gue lucu tapi kayaknya bukan lucu dalam artian sebuah tingkah atau wajah menggemaskan gitu."

"Kalau yang itu, gue akui, itu gak salah juga. Kadang lo lucu secara harfiah, kadang lo lucu dalam arti yang lain... kayak sekarang. Jangan tersinggung."

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now