Part 24 - Party

15.9K 2.1K 119
                                    



Suara dentuman musik dan kerlipan lampu warna-warni yang saling memantul mengubah ruangan kedap suara yang dihuni banyak orang menjadi sangat meriah. Mereka bergoyang bersama pada dance floor dan tertawa bahagia. Bukan hanya anak muda, beberapa di antara ada juga lelaki paruh baya yang dikelilingi wanita dan memanjakannya. Senyum puas terpantri di wajah masing-masing, menikmati surge dunia yang diidam-idamkan setiap orang.

"Hancurkan!!" Teriakan dari lantai dua, tempatnya sekelompok orang kawanan ikutan menggoyang-goyangkan badannya sambil memegang anggun cairan beralkohol dalam gelas.

"Gila, sih! Seru banget!!" Decak yang lain.

"Eh, bentar-bentar. Sebelum semua pingsan, aku mau kasih pengumuman." Aurel mengangkat gelasnya tinggi-tinggi. "Malam ini kita persembahkan untuk Citra. Berikan ucapan selamat untuk Citra, karena dia menerima tawaran kerja tiga perusahaan sekaligus."

"What? Tiga?"

"Tawaran kerja? Sebanyak itu?"

"Gila!! Aku terima dewi fortuna pilih kasih!"

Semua ricuh, meskipun tidak mengenal baik orang yang dimaksud oleh Aurel, karena mereka tidak begitu dekat. Tapi, semua protes dengan apa yang dicapai oleh Citra. Mereka tidak percaya jika cewek itu memiliki keberuntungan sebaik itu.

"Tenang-tenang!!" Aurel mencoba menenangkan sambil menepuk-nepuk tangannya.

Citra duduk di sebuah sofa panjang tidak menyangka jika Aurel akan mengumumkan pada teman-teman mereka. Dia mulai panik, hendak protes tapi Aurel sengaja tidak mau menatap Citra.

Aurel memekik tidak percaya saat melihat undangan tawaran pekerjaan itu. Saat dia baru pulang, Citra sedang senyum-senyum memandangi dan tak bosan-bosan membaca sampai hafal isinya.

Airel orangnya rusuh, tapi Citra tidak percaya jika Aurel melakukan ini di depan orang banyak. Dia tidak percaya diri, belum pernah mengumumkan keberhasilannya seperti ini. Terutama di depan beberapa orang yang baru ditemuinya.

Kevin yang duduk di samping Citra menggenggam tangannya untuk menenangkan. Membiarkan Aurel menyelesaikan pidatonya. Citra mencebik, menunjukkan wajah tidak suka. Dia malu, Citra tidak pernah memamerkan apa yang dia dapatkan. Baginya, apa pun yang sudah dia capai, akan dia bagi untuk orang-orang terdekatnya saja. Tidak perlu heboh, cukup tahu dan nikmati saja.

"Kalian pasti nggak tahu kalau aku punya teman sekamar orang jenius. Yup, dia adalah Citra. Dari sekolah sudah mendapatkan beasiswa. Anak yang paling aktif di organisasi, belajar tiap malam dan menghabiskan waktu luangnya untuk bekerja." Jelas Aurel bersemangat.

Mark mengangguk membenarkan, dia salah satu menjadi saksi perjuangan Citra selama ini. Awalnya merasa sedikit berbeda pada Citra, mengira cewek itu sangat membosankan hanya berpacu pada rutinitas yang sama setiap harinya.

"Aku aja nggak percaya." Aurel menggeram dan memandang Citra tajam. "Selama ini aku merasa terhianati." Aurel pura-pura sedih.

"Aurel, bukan gitu..." Protes Citra.

"Aku belum selesai, Citra." Aurel juga melayangkan protesan. "Aku baru tahu beberapa minggu lalu kalau Citra punya pacar. Hah, sekarang kalian lihat mereka berdua, tanpa merasa bersalah sering kali bikin aku iri. Sampe aku mencak-mencak sendiri sama pacarku."

Suara gelak tawa kawanan itu membahana, bikin wajah Citra memerah malu. Tidak berani memandang Kevin di sampingnya. Cowok itu biasa saja, hanya tersenyum kecil dan mendengarkan ocehan Aurel yang sudah setengah mabuk.

POSSESSIVE EX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang