S1. 1. Tentang Aku dan Dia

21.2K 743 14
                                    

Happy Reading

✨✨

Hujan kembali jatuh pada bumi, tanah yang tadi kering kini memunculkan aroma khas yang basah, angin-angin bertiup menggerakkan ranting dan daun yang telah basah kuyup.

Aku selalu suka waktu ini, ketika sore lalu hujan membasahi bumi. Semakin membuatku bersemangat dalam memanjatkan doa diwaktu ijabah.

"Pantas saja salam saya tidak dijawab"

Aku menoleh dan tersenyum tipis untuk menutupi keteledoranku. Mungkin aku terlalu sibuk dengan suasana hujan sampai tak tau kalau suamiku sudah datang

"Maaf yah, Waalaikumsalam"

Suamiku tersenyum, dia meletakkan tasnya diatas kasur lalu mendekat dan memutar tubuhku kembali menghadap jendela kamar kami.

"Apa yang kamu pikirkan tadi Azzahra?" pertanyaan lembut itu terdengar bersaman dengan lingkaran tangan pada tubuh bagian perutku.

"Aku iri dengan tumbuhan diluar sana" Jawabku menatap pada beberapa tanaman hijau yang ada diluar rumah

"Kenapa iri?"

"Langit yang tujuh, bumi dan segala yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada satupun melainkan bertasbih dengan memujinya. Tumbuhan yang basah dan ditiup angin diluar sana selalu mengingat Allah tapi aku yang manusia kadang lalai dan khilaf. Memikirkan itu membuatku iri dan merasa ingin menjadi tumbuhan saja"

"Iya kalau dijadikan tumbuhan diluar sana, kalau dijadikan tumbuhan zakum yang ada dineraka bagaimana?"

"Ih Mas, gak mau"

Dia terkekah lalu melepaskan tangannya dan berputar berdiri dihadapanku, kini dia menutupi penglihatanku kearah luar dengan tubuhnya yang besar dan tegap.

"Azzahra..." Telapak tangannya yang besar itu kini menyentuh kedua pipiku, matanya yang besar itu menatapku lekat dengan senyuman manis yang terukir dari bibirnya "Al-Infitar ayat 7!"

Aku diam sesaat. Setelah dia melepaskan tangannya dari pipiku, aku lantas menunduk untuk membacakan ayat Al-qur'an yang dia pinta.

"Artinya!"

"Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikanmu seimbang" ucapku

"Ar-Rahman ayat 13"

"Fa'bi ayyi aallaaa'i robbikumaa tukazzibaan" Aku melantunkan ayat itu pelan karna aku tersadar akan sesuatu yang membuatku jadi malu.

"Azzahra... Allah sudah menciptakan kamu dengan sempurna jadi jangan iri dan berkeinginan menjadi ciptaan yang lain. Kita perbanyak syukur sama pemberian Allah yah!"

"Ah Iya mas, Alhamdulillah"

Dia tersenyum lembut lalu mencubit hidung dan mengusap kepalaku sesaat.

Aryudha Fikram, dia adalah suamiku. Pelengkap separuh dari agamaku. Hatiku selalu tenang saat bersamanya, seolah setiap kali aku bersamanya maka kekosongan dan kekurangan yang ada dalam diriku terisi penuh.

Usia pernikahan kami baru delapan bulan. Umurku masih 21 tahun sedangkan dia berumur 38 tahun. Kami terpaut usia 17 tahun. Aku baru lahir sedangkan mas Aryudha sudah sekolah menengah atas.

Mas Aryudha bekerja sebagai dokter bedah disebuah rumah sakit swasta, selain itu dia juga seorang dosen di kampus tempatku mencari ilmu. Di kampus lah kami bertemu. Saat itu dia menghadiri sebuah perlombaan debat siswa dan jatuh hati saat aku sedang bicara mengemukakan argumen. Katanya seperti itu awal dia jadi ingin memilikiku.

Sisi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang