"Astaghfirullah hal adzim bella!! Kamu kenapa?" Cemas Hanin. Ia membawa Bella masuk kerumahnya.

Bella masuk kedalam rumah Hanin. Hanin menuntun Bella duduk.

"Bel, coba kamu cer--" ucapan Hanin terhenti ketika Bella menangis histeris.

"Han, ayah gu-gue hiks, d-dia nampar gue Han, hiks" ucap Bella dengan tangisannya.

Hanin terkejud. Setahu Hanin, ayah Bella adalah tipe penyayang dan baik. Tapi, kenapa ia tega menapar putri nya sendiri?

"Kamu tenang dulu ya Bel, ceritain pelan pelan," ujar Hanin lembut. Bella mengangguk. Bella menenangkan dirinya dengan meminum air putih dari Hanin. Setelah dirasa tenang Bella mulai menceritakan semuanya.

"Jadi, tadi gue gak sengaja ke cafe habis pulang sekolah sama nyokap gue, dan di cafe itu gue liat bokap lagi mesra mesra-an  sama cewe lain, dan nyokap gue shock banget," ucap Bella pelan

Hanin mengangguk paham "Terus?"

"Terus nyokap narik gue pulang, dia bilang gue gak boleh nanya apa apa masalah tadi ke bokap. Tapi Han, lo tau kan nyokap gue suka mendam masalah sendiri?" Tanya Bella. Hanin hanya membalas anggukan.

"Nah itu, gue gak mau nyokap sakit gara gara mendam ini sendiri, gue tau rasanya gimana diselingkuhin, dan itu bener bener sakit. Lalu, saat bokap gue pulang gue langsung nanyain semuanya, awalnya nyokap nahan gue tapi akhirnya dia ngalah, lalu perdebatan gue dan bokap berlanjut--" ucapan Bella terhenti. Bella kembali menangis. Hanin memeluk Bella.

"Udah kalo gak kuat jangan dipaksa," ujar Hanin. Bella menggeleng lemah.

"Dan bokap nyatain talak ke nyokap dan mengakui kalo dia itu selingkuhan bokap, gue bener bener kacau, gue emosi, gue- gue kecewa Han, terus gue bentak bokap karena dia bilang semua itu dengan tenang tanpa mikir perasaan nyokap, karena gue terbawa emosi bokap nampar gue  dua kali Han, karena itu gue lari kesini," jelas Bella panjang lebar. Bella kembali sesegukan didalam dekapan hangat Hanin.

"Gue kasian sama nyokap, tapi gue gak bisa disana terus," ucap Bella lagi. Hanin mengelus lembut surai panjang Bella.

"Kamu kuat Bel, perbuatan ayah kamu emang salah, tapi kamu juga harus bisa mengontrol emosi kamu, inget sejahat apapun itu dia tetap orang tua kamu," ujar Hanin. Bella mengangguk lesu.

"Terus keadaan mama kamu gimana saat kamu pergi tadi?" Tanya Hanin. Bella kembali duduk tegap lalu menghadap Hanin.

"Awalnya nyokap nahan, tapi bokap bilang "biarin, gak ada satupun yang mau ngurus anak itu," gitu Han," tutur Bella. Hanin merasakan sesaknya menjadi anaknya yang hidup di keluarga yang tidak harmonis. Hanin bisa merasakan apa yang Bella rasakan saat ini.

"Udah, kamu masih ada aku, masih ada temen temen, aku mau kok kamu tetep disini, sabar ya tuhan lagi ngasih ujian berat buat kamu dan keluarga kamu," kata Hanin tulus. Mata Bella kembali berair.

"Sumpah, lo temen terbaik gue Han," kata Bella.

"Yaudah kamu tidur sini, aku siapin kamar ku dulu,"

"Makasih Hanin"

"Sama sama Bell,"

Hanin pun beranjak ke atas dan menata tempat tidurnya. Ia juga menyiapkan makan malam, ia yakin Bella pasti belum makan.

"Bella makan yuk, kamu pasti belum makan kan?" Tanya Hanin dari dapur dengan sedikit teriak.

"Iya, otewe" balas Bella.

Bella makan dengan lahap, sedangkan Hanin sesekali menyeruput susu hangatnya sambil mengerjakan tugas lomba sainsnya.

"Maafin gue ya Han, gue pasti ngerepotin lo, mana gue ganggu waktu study lo lagi," ujar Bella tak enak.

"Gakpapa, aku juga bisa belajar besok pagi, lagipun lombanya tinggal masih beberapa hari lagi, jadi aku masih ada waktu," kata Bella.

"Lo emang terbaik Han, gue aja heran kenapa orang lain benci banget ama lo, lo kan baik" jujur Bella.

"Mereka menilai seseorang dari penampilan doang, kalo aku sendiri sih gak masalah, lagipun aku hidup bukan untuk kesenangan mereka" kata Hanin.

"Iya sih, oh iya mama lo udah nyampe belum?"

Hanin hampir saja lupa keadaan mamanya, ia mengambil ponselnya dan melihat beberapa pesan sang ibu.

"Besok pagi dia sampai, sekarang lagi istirahat katanya" kata Hanin. Bella mengangguk.

Selesai makan dan belajar Hanin dan Bella tidur. Sebelum tidur mereka bercerita sedikit tentang hari ini.

"Good night Han," ucap Bella.

"Night too," balas Hanin.

Hanin memejamkan matanya. Saat ia mulai mengantuk, otak Hanin malah teringat dengan Dion. Ia lupa tak mengatakan izin les kepada Dion, dan menjelaskan kesalah pahaman siang ini. Hanin jamin pagi nanti Dion akan marah karena dirinya tak ikut les dan malah asyik bermain.

Kak Aditya Dion (online)

Selamat malam kak, maaf menganggu, besok siang bisa ketemu? Ada yang mau aku sampein ke kakak tentang  kesalah pahaman siang tadi, bisa kak?

Sepulang sekolah, rooftop

Oke kak, makasih selamat malam☺

Hanin mengirimkan pesan pada Dion, dan balasan Dion sangat singkat. Hal itu membuat senang. Bukan karena singkatnya pesan, tapi betapa fast responnya Dion.

"Eh jangan ge-er dulu siapa tau dia lagi megang hp terus liat notif," gumam Hanin.

"Gakpapa deh asal kak Dion mau maafin Hanin, dan mau denger penjelasan Hanin udah cukup buat Hanin seneng," ucap Hanin lirih. Ia pun meletakkan ponselnya dan kembali tertidur. Tanpa ia sadari Bella mendengar gumaman Hanin.

"Coba aja lo tau kak, kalo Hanin disini senyam senyum gak jelas cuma karena 1 pesan fast respon dari lo," gumam Bella.

Diseberang sana, sang penerima pesan tersenyum simpul.

"Apa lagi yang bakal lo jelasin si Han, Han" ujarnya.

Alhamdulillah akhirnya up🌼 omong omong marhaban yaa ramadhan semua🙇🏻‍♀️selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan📍semangat puasanya!

Jangan lupa vote and comment my story:) see you all~

Don't judge me! [Terbit]Where stories live. Discover now