Bagian 1.2: Sang Pebisnis

27 9 0
                                    

“Akhirnyaaa!! Huft…Perjalanan yang melelahkan. Sebelum pulang, sebaiknya aku mendatangi restoran kesukaanku dulu.” Oceh pria itu. Dia baru saja turun dari kapal pesiar mewah dan pakaiannya terlihat rapi dan sangat mahal, dengan badannya yang tinggi, rambut berwarna merah kecoklatan dan mata coklatnya yang membuat dia terlihat menawan. Pria itu berjalan menuju sebuah restoran yang cukup mewah.
Seseorang menyambut kedatangan pria tadi, “Selamat datang kembali Tuan Robert! Bagaimana bisnis anda? Tentunya berjalan baik kan.”
“Ahaha terima kasih telah menyambut kepulanganku Tuan pemilik restoran. Tentu saja bisnis saya berjalan dengan sangat lancar.” Sahut orang tersebut. Pria itu bernama John Robert, pebisnis tajir berumur 30 tahun itu memiliki banyak bidang bisnis dari rempah sampai ke bisnis kain. Tak heran jika penampilannya terlihat mewah, dia tinggal di rumahnya yang besar bersama para pelayannya.
John berbincang cukup lama dengan pemilik restoran tersebut karena sudah satu tahun lamanya dia pergi ke negara lain untuk bisnisnya. Berbagai hal menjadi topik pembicaraan dari bagaimana perjalanan John, apa saja yang dia lakukan saat disana dan banyak lagi. Tak lama setelah itu, John pamit dan berniat untuk berkeliling kota terlebih dahulu.

***

Dia berjalan ke berbagai tempat di kota dan bertemu teman-temannya, salah satunya adalah pemilik perusahaan koran ‘The Star’. John menemui temannya itu di kantornya, dua kawan yang sudah lama tidak bertemu.
“John! Selamat datang kembali! Haha sudah satu tahun lamanya ya.”
“Ah aku senang kau menyambutku. Omong-omong, bagaimana perusahaanmu sekarang? Semua karyawanmu terlihat sangat sibuk, apa kau mendapat berita yang sangat menarik?” ucap John. Lalu temannya memberitahukan sesuatu tentang kejadian yang sedang ramai belakangan ini, lalu tentang keuntungan koran ‘The Star’ yang mereka dapat karena mengangkat kejadian tersebut.
Tak lama mereka membicarakan tentang perkembangan bisnis di tahun itu. Selesai berbincang, John pun pamit untuk pergi ke kantor pusat miliknya. Saat John keluar dari kantor temannya itu, dan tanpa sadar dia telah berpapasan dengan seseorang.

***

Sesampainya di perusahaan miliknya sendiri, banyak karyawannya yang menyambut kepulangannya dengan meriah. Mereka semua terlihat senang dan merayakannya beberapa menit. Setelah itu John memanggil salah satu karyawan kepercayaannya ke ruangannya. Disana mereka membahas cara untuk mengembangkan perusahaan.
“Sebelum kemari, aku menyempatkan singgah ke perusahaan ‘The Star’ terlebih dahulu, dan kau pasti sudah tahu kan bagaimana keuntungan yang mereka dapat,” ucap John kepada karyawannya itu.
“Iya tuan, tentu saya tau sebesar apa keuntungan yang mereka dapat,” sahut karyawan tersebut. John lalu menjelaskan apa saja pengalaman dan pelajaran yang dia dapat saat melakukan perjalanan bisnisnya, “Di tahun sekarang ini sepertinya semua orang mulai tertarik dengan teknologi seperti radio, televisi, majalah maupun koran. Dan juga banyak perusahaan-perusahaan yang akan menggunakannya untuk media promosi bukan?” John mengatakan hal itu dengan sangat bersemangat. Sedangkan karyawannya masih belum bisa menangkap apa yang sedang boss nya itu pikirkan sekarang.
“Jadi apa yang ingin tuan lakukan?”
“Sungguh? Kau belum bisa menebaknya? Aku ingin mengembangkan usaha kita ini, seperti membuka bidang baru. Bidang baru seperti…. Jasa periklanan, bayangkan akan ada berapa banyak perusahaan yang akan memakai jasa ini. Sebesar apa keuntungan yang akan kita dapatkan, masih sedikit yang membuka jasa periklanan seperti ini karena biaya alat yang besarkan? Nah…dengan perusahaan kita yang sudah sebesar ini, alat seperti itu bisa degan mudah kita beli ataupun buat, kita lakukan sebaik mungkin. Semakin baik pelayanan yang kita berikan maka akan semakin puas pelanggan kita dan akan bertambah banyak.” John tersenyum lebar membayangkan rencananya itu meskipun belum tentu semua itu akan berjalan lancar.

Red PaintingTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon