3

81.9K 4.7K 19
                                    

"Ya ampun Mita, selamat ya. Akhirnya kamu sarjana juga." Kata Tante Retno, gak nyangka banget dia datang di acara wisudaku.

"Iya. Makasih ya Tante."

"Foto dong dulu." Seru Mama.

Semua dari keluarga dan teman teman menghadiri acara wisudaku dan memberikanku selamat. Bahagia banget rasanya hari ini. Capek kuliah akhirnya lulus juga. Tinggal cari kerjaan yang bagus. Tapi pasti bakal ada yang lebih menakutkan dari apapun, yaitu pertanyaan 'kapan kawin?'.

"Selamat ya Mita atas gelar Sarjana Ekonomi-nya." Ujar Dion yang baru datang dan memberikanku sebuket bunga berwarna putih.

Dion ini adalah kakak kelasku sewaktu SMA sekaligus mantanku. Tapi setelah 1,5 tahun kami pacaran entah kenapa aku merasa dia lebih cocok kayak abang buat aku. Dan akhirnya aku putusin dia. Liat deh, lebih cocok jadi abang kan.

"Iya Di, makasih ya ucapan dan bunganya. Bunganya sekuntum aja gak apa apa kok, gak usah sebanyak gini. Tapi sekali lagi makasih ya."

"Gak apa apa kali Mit. Kamu kan susah payah lulus, jadi bunga kayak gini pun belum cukup."

Aku senyum. Dion juga bales senyum. Dion memang punya senyum yang manis banget.

"Mitaaaa!"

Aku tau pasti Katya datang, meskipun dia yang agak lama datangnya.

"Loh itu Katya kan?" Tanya Dion yang ternyata masih ingat sama Katya.

"Iya. Masih ingat ya kamu sama dia."

Katya yang baru datang langsung memelukku secara kasar. Memberikanku selamat lalu mencium pipiku yang membuat noda lipsticknya menempel. Gila ya calon dokter begini.

"Eh, Ayah Bunda, Kak Windy sama Bang Radit ngucapin selamat buat lo. Terus, Ayah ngajak makan malam lusa nanti sebagai perayaan kelulusan lo."

"Ngapain pake acara makan malam segala?"

"Lo kan udah bagian dari keluarga kami juga."

"Iya iya. Makasih ya sis."

"Oh iya, itu Dion kan?" Katya menunjukkan jarinya ke arah Dion. Aku mengangguk. "Kok dia makin manis aja ya. Lo masih akrab sama dia Mit?"

"Masih dong. Emang kayak elu musuhan sama mantan."

"Aahh lo Mit, bawa bawa kasus mantan." Ucap Katya yang membuatku pengen ngejek dia terus terusan.


***


Lusa, sesuai janji aku datang ke rumah yang sudah tidak asing lagi bagiku. Ayah akan mengadakan makan malam untuk kelulusanku. Aku jadi terharu.

Begitu masuk ke rumah, Bunda langsung memberikanku selamat dan juga memberi kado. Ku buka kado itu. Ternyata isinya sepatu. Kata Bunda sepatu itu cocok ku pakai kalau kerja nanti.

Setelah itu aku bergegas ke ruang makan. Makan malam hanya aku, Katya, dan Ayah Bunda. Kak Windy lagi berbulan madu ke Eropa. Sedangkan Devan, ya sudahlah... sudah pasti gak ada.

"Mita, ngomong ngomong kamu udah dapat kerja?" Tanya Ayah di sela sela makan malam.

"Belum Yah. Masih cari nih hehe."

"Kalau begitu kerja di tempat Ayah saja."

Aku melototkan mataku. Benar juga, kenapa tidak terpikirkan olehku. Ayah kan punya banyak usaha. Orang kaya.

"Hmm, tempat kerja ayah yang mana?"

"Hmm..." Ayah ikutan berdehem. "Kerja di perusahaan ayah yang bidang properti itu. Bagaimana?"

"Tentu saja." Sahutku penuh kebahagiaan. Ya alhamdulillah yah, aku dapat kerjaan. Jadi gak perlu lama-lama nganggur. Senangnyaa.

"Tinggal urus surat lamaran kamu beserta berkas berkas kamu yang lain. Nanti kamu datang langsung ke kantor dan serahin sama Devan ya."

Aku terdiam sejenak. Devan? Ternyata aku akan berurusan dengan laki laki itu. Membayangkannya membuatku merinding.

"Kenapa? Kata Katya kamu udah kenalan sama Devan. Jadi pasti gampang buat dia untuk ngurus kamu. Sebenarnya sih dia bukan di bagian yang mengurus pegawai baru. Cuma kamu nanti serahin aja sama dia, biar nanti dapat jabatan yang tinggi."

Oke, ternyata Devan punya bagian di perusahaan. Selamat.

Hold Me CloserWhere stories live. Discover now