Prapanca [ON GOING]

intro + prolog

Hallo!

Selamat datang di lapak saya, dan saya ucapkan juga selamat datang di cerita ini.

btw, ini cerita ke-4 saya yang debut di wattpad.

Terima kasih saya ucapkan bagi yang sudah mau mampir dan membaca cerita ini.

So, please enjoy!

and HAPPY READING!

P R A P A N C A

| | |

THE 3rd STORY WATTPAD
by Saebyeog116
: TEENFICTION

PROLOG

Dari kejauhan, terlihat kerumunan yang memenuhi lapangan sepak bola di SMA GARUDA 3. Seorang cowo terlihat memperhatikan dari kejauhan, dia sedikit penasaran dengan apa yang terjadi.

Cowo yang sering dikenal dengan Panca itu memiliki aura yang menyeramkan. Ardhito Athar Prapanca, lengkapnya.

Dengan wajah cool, juga mata mengintimidasi, cowo dengan rambut pirang dengan mata yang sedikit cokelat muda, memandang marah ke arah kerumunan itu.

"Ck." Dia berdecih, menunduk sejenak, lalu mendongak kembali dengan sorot mata menyeramkan.

Seakan bisa merasakan kekuatan dari cowo itu, orang orang yang tadi menutupi sesuatu, kini mulai menyingkir. Memberi jalan pada Panca.

Mata cowo itu memandang tajam, pada tiga orang yang melakukan pembullyan, pada seorang siswa yang hanya bisa terduduk di tanah.

Panca berdecih, "Sejago apa kalian sampai memperlakukan dia kaya gini?"

Mereka yang tadi membully pun mendadak diam, bahkan sedikit bergemetar. Mereka yang menonton tadi pun mulai menyingkir, tak mau berurusan dengan cowo itu.

"Jawab gue? Kenapa kalian bisa bisa nya memperlakukan dia kaya gini hah?!" Intonasi suara dari cowo itu mulai meninggi.

"A-ampun gue mint-." salah satu dari mereka berujar, namun tak dipedulikan Panca.

"Bangun."

"Hah aku?" Cowo yang terduduk di tanah tadi mendongak, dengan tatanan rambut yang sudah berantakan dan juga basah.

"Ya."

Dengan menggigit bibir takut, cowo yang terkenal polos dan lugu itu pun perlahan bangun. Namun tak mudah begitu saja, dia terjatuh kembali karena merasakan nyeri di kaki. Kakinya terluka.

"Akh.." cowo itu sedikit merintih, karena sakit.

Panca berdecak, dia lantas dengan segera menyulurkan tangannya. "Bangun, cepet."

Dengan ragu ragu pun cowo tadi perlahan menggapai tangan Panca, sudah bisa, namun tak semudah itu. Sepertinya dunia sedang tak berpihak padanya, cowo itu kembali terjatuh karena tak begitu kuat memegang tangan Panca.

"Aduh.."

Panca menghela nafasnya, kembali berdecak lalu berjongkok didepan cowo itu.