24-bertemu

14.4K 1.6K 191
                                    

Happy reading
🌿~•~•~•~🌿

Kavelo meminum banana milk dengan tenang, arah matanya menatap adegan dari Extraction, Vander menatap adiknya datar, dia tidak menyukai jika dirinya dicueki, dengan paksa Vander memindahkan tubuh Kavelo ke pangkuannya.

Kavelo hanya diam, film dihadapannya lebih penting dibanding para setan, karena pria tua itu tubuh nya penuh dengan luka, dia ingin menceritakan ini semua ke Aleta tapi dia takut wanita kesayangannya sedih.

"Lihat papa, Kavelo" Demon menekan nada suaranya, kenapa putranya semakin memberontak, sial dia takut jika dirinya lepas kendali dan kembali menyakiti putranya, ditambah musuhnya mengetahui bahwa Kavelo masih hidup.

"Siapa lo siapa gua? Emang kita kenal?" Ketus Kavelo.

Demon menggeram kesal lantaran putranya membuat emosinya naik, Kavelo yang melihat sang ayah berjalan ke arahnya langsung meloncat dari pangkuan Vander dan segera menjauh. Vander yang melihat Kavelo menjauh langsung turun tangan menghalangi kavelo yang mau pergi dari ruangan ini.

"kemari, jangan sampai kakak menarikmu" Vander mengatakan itu dengan nada datarnya.

"Berhenti disitu kavelo." Tegas demon dengan tatapan tajamnya.

"Cot cot cot bacot bacot ba?cot"

"KAVELO!!!"

Demon menaikkan suaranya tinggi, bahkan badan Kavelo menegang karena bentakannya. Kavelo perlahan-lahan melangkah mundur menjauhi Demon hingga badannya menabrak pintu, sementara Vander dan demon menatapnya dengan tatapan peringatan.

"J-jangan hukum k-kavelo papa" Kavelo mengatakan dengan terbata bata jelas sekali bahwa saat ini sedang ketakutan. Sekarang bukan cuma Demon saja yang merasa tertegun bahkan vander juga, apa yang terjadi dengan adiknya.

Di sisi lain Demon terkejut karena tidak menyangka Kavelo akan ketakutan seperti itu hanya dengan teriakannya saja. Apa yang ditakutkan olehnya barusan akhirnya terjadi. Dia kelepasan. Sekarang dia bingung harus bagaimana.

Melihat tidak ada penjagaan di pintu utama, kavelo berbalik badan lalu berlari keluar dengan cepat, resto dia harus kesana, kavelo berlari keluar hutan,  sampai di jalan besar memanggil taksi yang kebetulan sedang lewat di depannya lalu tak lama kemudian masuk ke dalam mobil tersebut.

"restoran Italia yang ada di dekat stasiun kereta ya, paman."

Sopir itu mengangguk mengerti dan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sementara itu, Kavelo yang sangat kelelahan karena berlari menyandarkan tubuhnya ke pintu mobil. Dia sangat lelah sekali harus berlari keluar dari Mansion yang sangat besar itu.

"Sialan bagaimana jika gua ketemu leoner bangke itu anjing" gumam kavelo, dia yakin bahwa leoner pasti sudah mengerahkan anak buahnya dimana mana.

Selang beberapa menit, kini kavelo sampai di tempat tujuannya, yaitu restoran, Kavelo segera membayar taxinya dan segera masuk ke dalam restoran.

"Pantesan mahal orang isinya rata rata orkay, untung aja seorang kavelo kaya raya" sombongnya.

Kavelo menduduki meja paling belakang yang langsung berhadapan dengan kaca luar, kendaraan berlalu lintas melewati restoran ditempatnya berada.

Derap langkah kaki berkelompok terdengar, kavelo yang semulanya melihat kearah luar jendela terkejut setelah melihat banyak orang dengan senjata berkumpul dihadapannya.

"Kavelo"

Deg

"Babi anjing, nyesel gua kabur sial" batinnya.

Kavelo memutar badannya kearah samping, sial dia dikepung leoner kini berada dihadapannya, dan puluhan orang berbadan besar membentuk lingkaran.

"Siapa? Awas minggir sialan, ganggu aja sih babi" celetuk kavelo, kavelo berdiri dari posisi duduk lalu menabrak tubuh leoner dengan kuat.

Leoner yang mendapati perilaku dari putranya menghela nafas kasar, dengan segera dia membopong tubuh kavelo ke atas pundak nya.

"Woi anjing lepas babi, bajingan, nyesel kan lo sialan? Gua doain keluarga lo mati oleh demon, turunin asu" berontakan kavelo semakin kuat, leoner membawa putranya di ruang vip yang telah dia pesan sejak tadi.

"Diam,jangan memberontak!" Bentak leoner, leoner menuruni putranya di sofa single, tatapannya menajam saat tidak sengaja melihat lambang nya sudah diganti dengan lambang lucifer.

Leoner mencengkram lengan kavelo "Siapa yang menghilangkan tanda leovardo hm?" leoner menekan kata katanya, sial berani sekali mereka.

Kavelo mendengar itu menyeringai tak lama kemudian terkekeh "Memang kenapa tuan leoner? Anda bukan siapa siapa saya,perlu saya ingetin bahwa sosok leoner mengobarkan putra nya sendiri?, denger baik baik, hari ini detik ini saya kavelo dallevile dexter lucifer anak dari keluarga lucifer bukan leovardo" ucap kavelo dengan mengatakan kalimat akhir lantang

"Kavelo dallevile dexter lucifer" ulangnya sekali lagi

Mendengar kalimat yang diucapkan putranya, leoner memejamkan matanya sejenak, detik kemudian mata itu terbuka "ikut daddy" dua kata keluar dari mulut leoner.

"Meresahkan sekali, daddy daddy pala kau peang, gua botakin juga pala lo biar kaya mister ben" serunya.

Leoner menekuk kedua lututnya, kini leoner bertekuk lutut dihadapan kavelo lalu bersujud.

"Maafin daddy, daddy mohon ikut daddy ya?"pinta leoner, air mata nya menetes, dia menyesal telah melakukan hal itu.

kavelo terkekeh seorang leoner bertekuk lutut dihadapan nya? bukan lah harus diabadikan? kavelo mengambil ponsel nya lalu memfoto leoner yang sedang bersujud di kakinya.

"denger ini sialan, gua ga bakal pernah mau kembali ke keluarga bangsat itu"

kavelo beranjak dari sofa, lalu pergi meninggalkan leoner yang sedang menyesali perbuatan nya, leoner yang melihat itu langsung berdiri, sudut bibir nya menyeringai.

"baik lah akan daddy lakukan apapun untuk mendapatkan mu kembali, kamu selamanya akan menjadi bagian leoner"

Setengah jam telah berlalu sejak kejadian dia bertemu dengan leoner, sekarang kavelo berada di hotel yang dia booking selama tiga hari lamanya, kavelo memandang langit langit kamar hotel.

"Maaf dad karena kavelo menyakiti hati daddy, tapi kavelo lebih sakit karena perilaku kalian dimana kalian hanya berpura pura"

"Marsel malvin kakak dari sosok remaja pembangkang, kangen? gua ngaku itu kkk apa lorang ada pengganti dari anak nakal ini?" Gumamnya.

Kavelo tersenyum kecil, lalu memejamkan matanya sejenak, suara detikan jam terdengar diruangan dimana kavelo berada, tak lama kemudian kavelo memasuki alam mimpinya dengan tenang.

🌿~•~•~•~🌿
.
.
.

Miss me?

Satu kata untuk leoner?

Satu kata untuk kavelo?

Makasi semuanya karena udah baca cerita ini, maaf lama update, mood nya lagi ga baik untuk ngetik, terimakasih banyak sekali lagi.

Dadah

Kavelo Sequel Where stories live. Discover now