4 - Halaman rumah Pasha

2 2 0
                                    

Saat pulang sekolah, Andreas dan Pasha berjalan bersama menuju parkiran, karena hari ini Andreas akan membuat video dengan Sofia, maka dari itu hari ini Pasha pulang bersama dengan Andreas.

Selama perjalanan menuju parkiran, tak ada yang membuka topik obrolan, mereka sibuk denga pikiran masing-masing.

Andreas memiliki banyak penggemar, karena ia tak hanya memiliki wajah yang tampan, tetapi ia juga jago bermain gitar, dan memiliki suara yang bagus. Setiap ada acara pensi Andreas selalu tampil, dan itu adalah hal yang selalu dinantikan oleh para siswi Tamani, karena mereka hanya bisa mendengar suara indah Andreas saat pensi saja.

"Nih helmnya," ujar Andreas seraya menyerahkan helm ke arah Pasha.

Pasha menerimanya, lalu ia memakainya di kepala. Setelah selesai ia naik ke atas vespa tersebut.

Beberapa siswa yang masih berada di parkiran pun memandang ke arah mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa siswa yang masih berada di parkiran pun memandang ke arah mereka berdua. Lantaran mereka itu menggunakan helm yang sama. Beberapa orang pun mulai berbisik-bisik, mereka mengira Andreas dan Pasha itu berpacaran.

Melihat banyak sekali pasang mata yang menatap ke arahnya, Pasha tidak berani mengangkat kepalanya, sedari tadi ia terus menunduk sampai vespa milik Andreas benar-benar pergi meninggalkan area Tamani.

"Andreas." panggil Pasha dengan suara yang agak keras, karena suara vespanya lumayan berisik.

"Apa?"

"Gue kok baru tau sih kalau elo punya helm yang gambarnya sama kaya gini? Helm elo yang satu lagi mana?"

"Ada di rumah. Gue emang udah lama beli helm couple ini, tapi sama gue jarang dipake," jelas Andreas.

"Pasti karena elo gak punya pasangan yah helm ini jarang dipake?" Goda Pasha.

"Enggak juga, emang sengaja aja disimpen, biar enggak rusak."

"Iya deh," ujar Pasha pura-pura percaya.

Pasha ini selalu menjadi dirinya sendiri ketika bersama sahabat-sahabatnya, maka tak aneh kalau ia bersikap pendiam saat bukan bersama sahabat-sahabatnya.

"Lo bisa naik motor?" tanya Andreas.

"Enggak."

"Kenapa?"

"Ya karena gue lebih suka dibonceng dari pada ngebonceng," jawab Pasha.

"Bisa mobil?"

"Enggak."

"Padahal kalau bisa naik kendaraan enak, kemana-mana enggak ngerepotin orang."

"Gue sering naik ojek online kok. Jarang banget gue minta anterin ke Bang Devon, apalagi Kak Sofia."

"Kalau kita punya kendaraan sendiri itu lebih hemat ongkosnya."

Pasha mengangguk pelan. "Dipikir-pikir iya juga sih. Boros juga selama ini gue pakai ojek online."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langkah Per LangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang