Nessa yang tetap fokus membaca bukunya.

Walaupun keadaan kelasnya semakin tidak terkendali berisiknya. Ah, ia tetep sangat fokus.

Kedua sahabat Nessa, sangat sudah tau siapa anak baru itu. Ya, dia Reval!

Reval Basyasban, lelaki yang akan mengejar Nessa ini, ia pindah sekolah karna perintah dari Riani mama-nya. lelaki yang sangat bandal susah untuk diatur, dan suka bolos itu, harus dipindahkan. Setidaknya sekolahan saat ini lebih dekat dengan rumahnya. Reval anak ke dua dari dua bersaudara, ia memiliki kaka perempuan.
Bernama Ufi. Ya, dengan bernama lengkap Yufiputria. Ia memang jarang sekali dirumah, ia mendapatkan beasiswa kuliah ke mesir sejak ini. Ufi memang sangat pandai berbeda dengan Reval, perbandingan yang sungguh jauh.

Saat ini Reval hanya tinggal berdua dengan mama-nya saja. Ayahnya meninggal sejak Reval usia 6 tahun. Sejak itulah mama-nya sibuk mencari nafkah, dengan fokus membuat kue di toko milik ia sendiri, sangat sederhana sekali.

Dan Reval tidak bisa berbuat macam macam lagi, jika sudah berurusan dengan mama-nya, anak yang bandal tetapi juga penurut, sungguh aneh.

Tapi, entah kenapa ia bisa mau sekolah disini. Apa karna Dina sepupunya itu karna ia berada di sekolah SMA ini? Atau.. Karna Nessa? Yaa, Reval tau nama gadis itu saat kemarin dirumah sakit, ia mendengar temannya memanggil dengan sebutan Nessa. Reval juga mencari tau apapun tentang Nessa.Ya, termaksuk sekolah Nessa.

"Perkenalkan diri kamu." Kata Pak Joko.

Reval pun mengiyakan permintaan guru itu. "Perkenalan gue Reval Basyasban. Dari sekolah SMA Idaya, yang suka warna tidak terlalu terang, mandi dua hari sekali. Dan tidak suka memakan salak." Ujar Reval mampu membuat satu kelas tertawa, kecuali Nessa.

Reval yang humoris, nakal dan bandel ditambah ia terkenal fuckboy, sebutan anak jaman sekarang ya seperti itu.

Bayangin coba, sehari saja, Reval mampu mendapatkan 5 ekor betina. gausah dibayangin juga nanti pusing. Tapi itu dulu sekarang yaa masih sama sih.

"Ok Reval kamu duduk di paling belakang sana ya." Kata pak Joko.

"Iya Pak," Jawabnya, sambil berjalan menuju bangku yang ia tuju.

Pelajaran pertama pun dimulai.

Nessa yg masih tetap fokus membaca bukunya tanpa mempedulikan disekitarnya.

"Ness, minjem bolpoin dong. Gabawa nih anjir." Ujar Ririn yg kepanikan.

Nessa melirik ke arahnya
"Kebiasaan." Kata Nessa. Sambil mengambil bolpoin lalu ia kasih ke Ririn.

"Ihh Nessa baik banget ahh, makin sayang Ririn," Candaan Ririn, konyol.

"Tapi sayangnya Nessa ga sayang lo, haha." Ujar Ditta.

"Pedas banget mulut lo Ditta, pengen gue sambelin aja." Ketus Ririn.

"Kan udah pedas, ngapain disembelin lagi, mending mata lo aja sini, gue sambelin."

"Astagfirullah, untung Ririn sabar."

Nessa tak abis pikir dengan kedua sahabatnya itu, tak pernah akur, heran.

Padahal Ririn dan Ditta berteman sudah cukup lama sejak ia masih TK sudah bersahabat, dan anehnya sampe sekarang. Nessa kenal ia berdua sejak duduk di bangku SMP sejak itu.

"Kerjakan matematika halaman 40 dikumpulkan hari ini." Kata pak Joko.

"Siap pak," Jawab seluruh anak di kelas.

Nessa pun bergegas menulis soal dan jawaban dibukunya.

Tringgg tring!

Jam istirahat, berbunyi.
Cepat sekali, ya memang jam pertama di SMA ini hanya sekitar satu jam.

Itu artinya seluruh siswa akan keluar mencari makan, salah satunya adalah Nessa.

Dari kejauhan memang Reval sangat memperhatikan Nessa. Jujur saja ia sangat suka gadis itu. Ia benar-benar sangat menyukainya, gadis itu sudah membuatnya semakin penasaran.

Reval pun, mempunyai nyali untuk mendekatinya. Jika tidak, bukan cowok namanya. "Ness kantin yuk?" Ajakan Reval.

Baru masuk saja, sudah berani deketin seorang Risafanessa. Yaa, kebanyakan lelaki dikelas nya sudah susah payah untuk ngelakuin apapun agar dekat dengan Nessa, tapi hasilnya nihil. Nessa sama sekali tidak tergoda, tidak baper dan tidak peduli.

Nessa pun tidak menjawab, jangankan menjawab melihat sedikit wujud Reval saja tidak.

Nessa masih fokus merapihkan buku bukunya.

"Maaf ya Reval, kayanya Nessa mau kekantin bareng gue deh." Cibir Ditta.

"Iyaa bener tuh, mending Reval bareng Ririn aja." Jawab Ririn dengan malu malu.

"Reval nya yg gamau sama lo Rinn, kesian gue jadinya." Cetus Ditta.

Nessa pun berdiri dan mengajak kedua sahabatnya itu "yuk gue laper." Dan
meninggalkan Reval ditempat.

"Udah bro, gausah terlalu berharap. Nessa emang kaya gitu." Kata Fadil, teman duduk Reval dan juga ketua kelas di kelas 11 IPA 1 ini.

'Secuek apapun lo, gue ga bakal nyerah' batin Reval.

Yaa, hari ini tepatnya semenjak di buat kagum oleh Nessa, ia merasa aneh dengan diri nya sendiri, ia merasa pengen jauh lebih dekat dengan gadis itu. Kenapa susah sekali, batinnya.

✨✨✨

Nessa, Ririn dan Ditta sudah berada di kantin langganan mereka, seperti biasa saat jam istirahat ia memesan mie ayam Mba Ida, yang rasanya susah dijelaskan. Yang rasanya tidak ada duanya, tidak ada tiganya apalagi tidak ada limanya.

Hanya satu satunya paling enak di SMA pelita, ah menurut Ririn saja itu si. Tapi memang benar enak sekali, kalian harus coba.

"Ririn pesan mie ayam tiga ya Mba Ida" Kata Ririn. Dengan nada yang keras, membuat manusia yang ada di kantin itu melirik ke arahnya, ah Ririn namanya juga, maklumin aja ya guys.

"Tiga? Untuk Ririn semua ya?" Tanya Mba Ida.

"Iya Ririn abisin semua, Nessa sama Ditta gausah makan lah." Candaan Ririn, seperti anak kecil.

"Bisa diem ga lo, berisik dari tadi sakit kuping gue." Ucap Ditta.

"Udah baik gue pesenin." Kata Ririn.

"Tapi ga keras keras juga suara lo, berisik banget kaya kambing ke ilangan anak lo Ririn." Degus Ditta.

"Kalo ngomong gamau disaring dulu, untung temen ya lo." Kata Ririn.

"Emang lo temen gue?" Tanya Ditta.

"Iyalah, emang selama ini gue apaan." Jawab Ririn.

"Babu, haha." Lirih Ditta, ia pun langsung tertawa.

Ah tidak dengan Nessa, ia hanya diam dan masih setia mendengar ocehan dua sahabat nya itu.

"Yaudah tunggu, Mba buatin." Kata Mba Ida.

"Ririn ga pedes ya Mba Ida, soalnya liat Ditta aja udah pedes." Candaan Ririn sambil tertawa. Begitu juga Mba Ida.

Reval dan Fadil datang, sepertinya ia ingin membeli minum. Ia berdua duduk di samping meja, kantin yang Nessa tepati.

Mau ngapain lagi cowok ini, batin Nessa

Dan, Reval melirik ke arah Nessa, ia melihat gadis itu sibuk memainkan ponselnya, sibuk sekali.

Sebenarnya ia inggin sekali menyapa gadis itu, ahh tapi tidak sekarang, batin Reval.

✨✨✨

Maaf masih ada salah kata, atau apapun itu. Aku masih belajar yaw

Jangan lupa vote dan komen ya
Terimakasih sudah membaca.

Seeyou!
Semoga sukaa🌻

Diary Nessa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang