END.

292 34 3
                                    

19 Febuari 2026.

Jaehyun melangkahkan kakinya beserta sebuket bunga lili putih ditangannya, hari ini adalah hari ulang tahun Jungwoo ia tak ingin melewatkan waktu untuk dapat merayakan hari bahagia seperti ini hanya untuk bekerja.

Pria gagah itu sedikit berubah meski tak akan terlihat jelas, namun siapapun tahu bahwa Jaehyun tak lagi sama. Johnny ada disana menemani sang antagonis dalam cerita yang dibalut luka, diam-diam kawan lama itu menitikkan air mata.

"Bagaimana aku bisa tetap hidup dengan jiwa sekosong ini Jungwoo?" Pria itu meracau lagi, kakinya yang dulu tegap tanpa pernah gentar kini mendadak kehilangan kepercayaan diri. Ia bergetar kala mendekat pada nisan putih milik Jungwoo.

Ini sudah lima tahun semenjak kepergian kekasihnya, pemuda penuh derita itu kehilangan nyawa akibat luka tembak di dada saat berusaha menyelamatkan Jaehyun dari sasaran peluru milik keluarga Wang. Jaehyun tak pernah berhenti memikirkan kekasihnya tersebut meski ia sudah ditampar keras oleh kenyataan, untuk apa ia tetap hidup bila sang pemberi warna telah hilang dari dunianya.

Pria itu laksana si malakama, terombang-ambing oleh perasaan cinta dan dendam. Jaehyun mencium aroma harum seperti yang dulu sering digunakan Jungwoo semasa hidupnya.

"Harum ini.." ia kembali berhalusinasi, kerap kali ia melihat, mencium, meraba, bahkan berbicara pada bayangan masalalu yang membawanya pada keadaan sakit secara mental.

Beberapa kali ia dibawa pada seorang dokter jiwa, berharap agar ia kembali waras seperti sedia kala. Namun, hal itu rasanya mustahil setelah kehilangan sesuatu yang amat berharga baginya.

Ia terlihat normal secara fisik namun menderita dalam batin, Jaehyun terisak kembali mengingat semua masalah yang terjadi akibat ketidakmampuannya sendiri. Ia menyumpahi keluarga bajingan yang telah melakukan semua ini padanya, tak peduli pada dosa-dosa miliknya Jaehyun seolah buta dan menyalahkan orang lain untuk hal yang menimpanya.

Jaehyun adalah Jaehyun. Sosok pria antagonis yang egois tak akan pernah mengucapkan kata kalah bahkan bila harus tersungkur mencium tanah sekalipun ia tak sudi untuk kalah.

Setahun lalu ia berhasil menjatuhkan seluruh keturunan keluarga Wang, ia juga berhasil membuat derita baru untuk keluarga Komisaris Kepolisian yang merupakan calon besan ayahnya ikut terperosok dalam jurang kekalahan. Bahkan sebelum semua itu terjadi ia telah membunuh sang ayah dengan tangannya sendiri.

Ia tertawa keras, memekik bahagia ketika bayang-bayang keterpurukan itu muncul dibenaknya. Matanya awas pada seseorang yang kini berdiri disampingnya, orang itu menatap figura di atas nisan milik Jungwoo.

"Apakah menurutmu tertawa di depan makam seseorang itu lucu?" Ucap orang tersebut, Jaehyun tercekat sesaat.

"Kau?"

"Ku pikir ini kekanakan, lagipula apa yang lucu?" Lagi-lagi orang itu bersuara.

Jaehyun tak tahu fatamorgana apa yang ada didepannya, namun sosok itu mengingatkannya akan seseorang.

"Apakah aku bermimpi?" Jaehyun berbisik pada dirinya.

"Ahjussi, ku sarankan untuk tidak tertawa di depan makam. Itu sedikit mengganggu" kemudian pemuda itu pergi dari sana.

"JUNGWOO!" Jaehyun meriakkan nama itu lagi, langkah sang pemuda terhenti.

Ia menatap jengkel kearah Jaehyun, "Dan jangan berteriak sialan! Aku ingin berdoa" balasnya tak kalah kesal.

Jaehyun segera mendatanginya, meraih lengan pemuda itu dan menariknya hingga tubuh keduanya berbenturan. Tak akan ada kesempatan bagi pemuda itu untuk memprotes karena kini tubuhnya telah terperangkap dalam pelukan seorang Jung Jaehyun. Ia memberontak namun itu sama sekali bukan hal yang berarti, pelukan mereka tak melonggar sedikit pun.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

INTIMIDATE VOL.2 ; FOOL [JAEWOO]Where stories live. Discover now