"Honey.. (name).." Theo

"Sepertinya aku terlalu mendadak ya? dia keliatan sangat kebingungan.  Ha ha.. tak apa lah.. aku bersedia kok untuk menunggu dulu." Theo

Theo kemudian teringat saat-saat dimana ia pertama kali mengenal (name). Di saat ia mengikuti salah satu kelas yang sama dengan (name).  Saat itu, di mata Theo, (name) adalah seorang gadis yang sangat keren dan cerdas. Ya.. soalnya dia memiliki pembawaan presentasi yang sangat mudah dipahami. (name) pun juga seorang mahasiswi yang aktif bertanya di kelas, dan hobi bolak balik ke perpus di sela waktu menunggu jam kuliah. (name) juga tergabung di dalam salah satu organisasi kemahasiswaan, dan termasuk anggota aktif juga.

Karena (name) sangat menarik, Theo pun mulai berkenalan dengan (name).  Berbagai hal pun dilakukan Theo agar bisa menjadi akrab dengan (name), dan akhirnya keduanya menjadi teman dekat dengan vibes yang sangat positif. Semasa kuliah, keduanya pun sering tergabung dalam tim, untuk mengikuti beberapa kejuaraan. Dan ya.. mereka sering menang.

"He he.. setelah mengenal (name) lebih dekat, lama-lama aku jadi cinta kan.. Ah.. kami juga dapat tempat kerja yang sama setelah lulus kuliah." Theo, senyum

Yaah.. karena mendapat kerja di tempat yang sama, dan sudah saling kenal sejak masih kuliah, Theo pun senang-senang saja. Begitu juga dengan (name). Dan ya.. karena sering ketemuan dan berinteraksi tiap hari, rasa suka Theo pada (name) pun semakin besar. Theo pun langsung mengatakan hal itu pada keluarga besarnya, dan respon mereka adalah sangat sangat senang. Soalnya.. di keluarga besarnya itu, Theo dianggap pemuda yang aneh karena cenderung workaholic, perfectsionist dan gapeduli sial asmara. Jadi, saat Theo mulai peduli soal asmara, Keluarga besarnya mendukung penuh 100% hingga lolos jadi suami istri. Setelah mendapat dukungan penuh itu, Theo kemudian mengajak (name) ke rumah keluarganya. Ya untuk dikenalkan. Tentu saja, melihat tingkah laku (name) secara langsung, semua langsung suka.

"Yah.. aku rasa aku memang terlalu terburu-buru ya.." Theo

Kemudian, tepat seminggu yang lalu,  Theo yang dibantu oleh keluarga besarnya, melamar (name) di apartemennya. Dan ya.. (name) sangat shock dan kebingungan. Saat itupun, ia tak langsung menjawab lamaran Theo. Namun, Theo tidak sedih. Ia justru menawarkan sebuah solusi pada (name), yakni, pulang ke Jepang dulu, dan membicarakan masalah ini dengan keluarga Kageyama. Yah.. soalnya kalau keluarga Baudelaire, semua sudah setuju 100% jika (name) menjadi anggota baru mereka.

"Baiklah.. aku akan menunggu kabar dari (name) dulu." Theo.
---------

*

*

*

---------

#Petang
#hotel
#Kamar tempat menginap Theo

"Oh.. honey.. nii-san.. kalian datang" Theo

(name) hanya tersenyum menanggapi sambutan Theo itu. Sementara Tobio langsung badmood dan kesal.

"Silahkan masuk dulu" Theo

(name) dan Tobio langsung saja masuk dan duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar. Theo kemudian berniat memesan minuman melalui telefon hotel. Tapi (name) mengatakan tidak perlu, karena ia tak akan lama. Theo kemudian ikut duduk di dekat (name) dan Tobio.

"Jadi.. Theo.." (name), meremat jemari tangan.

"Sou ka?.. Baiklah." Theo

"Eh? aku belum mengatakan apa-apa loh?" (name). sweatdrop. Tobio natap datar ke arah Theo.

Mirror ( Haikyuu fanfiction) Where stories live. Discover now