A3

293 15 5
                                    

Bughhh.... bughhh.... bughhh....

Ditempat tersebut terjadi perkelahian antara dua orang preman dan seorang pria.
Ayya yang sudah ketakutan hanya berjongkok dan menutup kedua mata menggunakan tangannya.

Pria tersebut berhasil mengalahkannya dan menghampiri Ayya, dia memegang pundak Ayya.
"Kamu ngga papa?" tanya pria tersebut.

Ayya mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang menolongnya tadi.
"Daniel. " batinnya.

Tidak ada tanggapan dari Ayya, Daniel melambai-lambaikan tangan didepan muka Ayya.

"Ehh.... kenapa tadi?"

"Kamu ngga papa kan?" tanya Daniel lagi.

Sebenarnya Ayya sangat gugup namun ia harus bisa mengontrol kegugupannya.
"Iya aku ngga papa kok. "

"Ehh ini.... " tunjuk Ayya ke sudut bibir Daniel karena disitu mengeluarkan darah.

"Ohh ini ngga papa kok. " sambil menampilkan senyumannya.

Hati Ayya semakin berdetak tak menentu setelah melihat senyuman itu, mungkin saat ia sampai di rumah ia akan guling-guling di lantai.

"Aku obati ya. " ucap Ayya.

"Ngga usah, ngga sakit kok. "

"Ngga papa ini sebagai rasa terima kasih aku ke kamu. " sambil tersenyum manis.

Daniel berdiri dan mengulurkan tangannya ke Ayya dan Ayya menerima uluran itu.
Mereka berdua duduk dikursi depan supermarket, sebelum itu Ayya masuk ke dalam untuk membeli p3k.

Ayya dan Daniel berhadap-hadapan, mata mereka sesekali bertemu. Ayya menuangkan obat merah ke kapas dan mulai mengobati luka dibibir Daniel.

"Awwhh. " Daniel sedikit melenguh kesakitan.

"Ehh sakit ya, aku akan pelan-pelan lagi ngobatinnya. " ucap Ayya cemas.

Daniel tidak menjawab malah dia menatap lekat wajah wanita dihadapannya. Ayya yang merasa ditatap terus, ia memangklingkan wajahnya. Sekarang pipinya mungkin udah seperti kepiting rebus.

Daniel masih terus menatap wajah cewek dengan rambut diurai, bulu mata lentik, bibir yang tipis, serta wajah teduh dihadapannya itu.

"Kenapa dengan hati gw, rasanya aku ingin terus melihat wajah teduh ini. " batinnya.

Ayya yang sudah tidak tahan dengan suasana ini ia berdiri dan berlari kecil meninggalkan tempat tersebut.

Daniel yang sadar akan kepergian cewek dihadapannya, dia berdiri dan meneriaki,
"Eyy siapa nama kamu?"

Ayya berhenti dan berbalik badan sambil tersenyum ke arah Daniel, lalu ia melanjutkan jalannya tak luput senyumnya selalu mengambang disepanjang jalan.

Ayya malam ini pergi keluar rumah tidak menggunakan kacamata dan rambut dikepang dua. Ia pergi dengan rambut terurai. Mungkin itu yang membuat Daniel tidak mengenalinya karena penampilannya berbeda dengan di sekolah.

🌺🌺🌺

"Assalamu'alaikum. " salam seorang pria memasuki rumah berlantai dua.

"Wa'alaikumsalam. " jawab wanita paruh baya dengan senyum terukir diwajahnya.

Daniel menghampiri bundanya itu dan menyalami tangannya. Daniel duduk disebelah bundanya.

"Abis dari mana Niel? Terus bibir kamu kenapa ini?" tanya Farah bunda Daniel. Farah cemas karena putranya pulang sudut bibirnya memar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALAYYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang