Kira-kira, kalau dari awal ia tidak penasaran dengan kejadian malam itu, bagaimana jadinya, ya?

Cklek ....

Suara pintu dibuka masih belum memecahkan lamunan si gadis Yong. Hingga sang mama berakhir menghampirinya dan memanggil namanya, barulah Rachelle tersadar.

"Kau ada masalah apa? Sedari pulang kerja terus mengurung diri di kamar, apa ada sesuatu terjadi di perusahaan?" Seperti biasa, mamanya selalu bicara dengan raut wajah serta suara yang tenang, tapi sorot mata berbeda.

Rachelle tersenyum tipis, lantas menggeleng. "Aku rasa hanya kelelahan, Ma." Seumur hidupnya bersama sang mama, Rachelle jarang dan bahkan hampir tidak pernah mengatakan hal ini, tapi malam itu ia meluncurkan kalimat tersebut dari mulutnya, "Bisakah Mama keluar? Aku ingin istirahat."

Ada kerutan samar di dahi wanita tua itu. Yah, mungkin ia juga heran dengan Rachelle yang mengatakan kalimat barusan. Namun, akhirnya ia tetap menuruti keinginan sang putri usai mengelus singkat ujung kepala gadis Yong itu. "Tidurlah yang nyenyak," katanya sebelum hilang di balik pintu kamar Rachelle.

Usai kepergian mamanya, si gadis Yong kembali termenung. Daksanya sudah rebah di ranjang kesayangan, biasanya Rachelle bakal guling-guling hingga rasa kantuk sendiri yang hampiri dirinya---sebab si Yong yang satu itu memang sulit tidur---tapi kali itu Rachelle cuma terus diam sambil memandangi langit-langit kamar yang dicat putih dengan lampu gantung sederhana di pusatnya.

dua buah kelopak mata jelita itu pelan-pelan terpejam. Alam bawah sadarnya telah membawa Rachelle pada tempat lain yang berada jauh di dalam ingatannya. Seperti bagian paling dasar dari lautan yang gelap, suram, dan menakutkan. Seperti itulah ingatan yang kala itu mendadak terlintas kembali dalam mimpinya.

Pernah dengar kalau tiap orang punya rahasia besar yang mereka simpan sendirian? Punya Rachelle mungkin tidak benar-benar ia simpan sendiri, tapi Rachelle tahu jelas kalau rahasianya diketahui lebih banyak orang, gadis itu bisa hancur seketika, mungkin. 

"Yoongi-ya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yoongi-ya!"

Seorang gadis dengan rambut hitam sebahu berlari kecil menghampiri sosok lelaki pemilik nametag Min Yoongi. Seperti yang sudah-sudah, gadis itu tersenyum manis begitu berhadapan dengan si lelaki Min. Kontras dengan ekspresi wajah Yoongi yang tampak malas bertemu gadis itu.

Yoongi tidak pernah paham, mengapa di dunia yang tidak menarik ini, orang-orang selalu berusaha terlihat menarik. Termasuk gadis yang saat itu menghampirinya. Yoongi juga tidak paham mengapa harus dia yang selalu jadi pusat gadis itu, padahal siswa di SMA-nya ada lebih dari seratus orang.

"Kenapa?" Si pemuda Min bertanya dengan nada ogah-ogahan.

Saat itu juga, air muka sang gadis ikut berubah kecewa. "Hei, haruskah kau menanggapi pertanyaanku dengan seperti itu?" katanya.

Yoongi menghela napas. "Jadi kenapa kau memanggilku?"

"Ah, bisakah kau menemaniku sebentar ke suatu tempat? Ada yang harus kulakukan."

Aphrodite : Behind The Mask Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang