- ;✧ ( STATUS : : SLOW UPDATE . )
❝ 𝗪𝗧𝗙 ? 𝗦𝗢 𝗬𝗢𝗨 𝗔𝗥𝗘 𝗔 𝗗𝗘𝗠𝗢𝗡 ?! ❞
── becoming a magic emperor is a
wonderful dream. the problem is, what
if it was said by a high-ranking demon?
៸៸ ✦ 𝗩 ! 𝗕𝗟𝗔𝗖𝗞 𝗖𝗟𝗢𝗩𝗘𝗥 𝗫 𝗥𝗘𝗔𝗗𝗘𝗥
𝗴...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐃𝐄𝐒𝐓𝐈𝐍𝐘 𝐀𝐍𝐃 𝐄𝐍𝐄𝐌𝐘
𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟎𝟑
❛❛ SISTER LILY!❞,
Teriakan nyaring memekakkan telinga itu terdengar hampir di penjuru Desa Hage. Laki-laki dengan helai abu itu menatap antusias ke wanita dengan pakaian biarawati, di tangannya tergenggam sepucuk bunga.
"Suatu hari aku akan menjadi Kaisar Sihir, dan membuatmu bahagia! Karena itulah ... Menikahlah denganku!" Ucapannya kembali berlanjut, masih dengan suara lantang.
Sister Lily, biarawati yang tinggal di gereja Desa Hage itu meletakkan tangannya di pipi, lantas tersenyum lembut, menolak halus tawaran mustahil Asta kemudian.
"Maaf Asta, aku ini milik semua orang"
"Masih belum!" Asta maju, jarak antara mereka terpangkas, Sister Lily kaget ketika wajah Asta dekat dengannya. "Anu, maaf ya" Ucap Sister Lily sekali lagi. Tidak menyerah, kini Asta membungkuk, suaranya semakin lantang dan nyaring.
"Aku takkan menyerah" Teriak Asta, "Tidak, A─anu, sudah kubilang ..." Sister Lily kembali meminta maaf. Tidak cukup sampai disitu, Seruan Asta semakin menggelegar, melihat seberapa keras usaha Asta, Sister Lily membungkuk.
Menyerah, Sister Lily lantas mengambil grimoire, "Dasar keras kepala!", air mulai keluar dari grimoire menuju Asta, mengucapkan mantra kemudian, air yang keluar melayang itu bersatu dan membentuk Kepalan. "Sihir Penciptaan Air: Tinju Cinta Suci!"
"A─ah, maaf Asta. Aku tak sengaja menggunakan sihir dari grimoire ku" Sister Lily bergegas menuju ke arah Asta.
Bersamaan dengan tepatnya Sister Lily ditempat Asta yang tergeletak, kekehan terdengar. Sister Lily lantas menoleh, menatap ke arah sumber gelak tawa. Manik birunya menangkap perempuan yang duduk di ujung pagar, di tangannya tergenggam manis kentang khas Desa Hage.
