Rumah semestinya bukanlah tempat singgah
Bukan sekedar kunjung nan pamit
Tapi, ialah tempat tetap;
Menetap.
Sayangnya rumahku tak terlihat
Bahkan tak bertempat
Bukan kayu bukan pula batu
Tanpa atap, tanpa alas
Tanpa awan cerah
Kadang hanya secercah
Tapi kerap merambah deras.
Entahlah
Ini padaku atau bahkan dirimu.
Semoga hanya aku
Ya, hanya aku.
YOU ARE READING
LUBER-Antologi Puisi [On Going]
PoetrySegala hal yang ada dalam diri kita memang tak selamanya bisa ditampung. Apalagi hanya kita seorang-pikiran, benak, dan hati seorang. Meski dibagi, tak secepatnya akan lari. Biarkan, biarkan segalanya tumpah ruah. Biarkan segalanya mengalir dan berh...