Part 10

1.8K 254 24
                                    


Grievers



"Jangan pergi." Lea memasang wajah memelas. Dia menggenggam erat tangan Ben yang menghela napas berat.

"Kau tahu aku tidak bisa melakukannya, Lea." Ben menggeleng ribut. Wajahnya telah memerah total namun sepertinya Lea tidak mau melepaskan tangannya begitu saja. Padahal hal itu sangat tidak sehat untuk jantungnya yang lemah pada mata puppy Lea.

Pagi-pagi buta gadis itu sudah menghadangnya yang hendak bersiap pergi ke pintu labirin. Dia memohon agar Ben tidak pergi ke labirin pagi ini. Gadis itu bersikeras melarang Ben dan terus berkata jika hal itu sangat berbahaya, hingga tidak mau melepaskan genggamannya dari pemuda itu. Gadis itu tidak sadar jika perbuatannya justru lebih membahayakan kesehatan jantung Ben ketimbang kekhawatirannya sendiri.

"Aku adalah Runner. Jika aku tidak pergi ke labirin, Minho dan Alby bisa membunuhku." Ben menggaruk pipinya yang semerah tomat-tomat di kebun Zart. "Kenapa sih, kau tiba-tiba semanja ini? Kau suka padaku, ya?"

Lea memutar bola matanya dan menatap Ben dengan gusar. "Pokoknya jangan ke labirin hari ini. Jika kau tetap bersikeras, kau akan disengat Grievers."

"Ow, ow, ow. Kau mengkhawatirkanku?" Ben tersenyum malu-malu. "Bilang saja kau mulai suka padaku. Jangan sungkan-sungkan."

"Aku serius, Ben!" Lea menggerutu kesal. "Jangan pergi ke labirin!"

"Ada apa ini?" Minho datang dengan wajah yang berkerut. Dia menatap Lea dan Ben bergantian seolah menanti penjelasan akan keributan mereka pagi itu.

"Bukan apa-apa, kok." Ben menjawab dengan tawa kecil. "Lea hanya mengatakan sebuah lelucon konyol."

"Lelucon?"

"Dia bilang bahwa aku tidak boleh ke labirin hari ini. Dia pikir Grievers akan menyengatku."

"Itu betul, kok!" Lea segera berseru kencang. "Dan seharusnya kalian tidak pergi ke labirin hari ini!"

Minho memijit kepalanya yang tiba-tiba pusing. "Astaga... kau masih saja ngotot tentang masalah kemarin malam itu?"

"Kau harus percaya padaku, Minho... Please..."

"Sepertinya kau tidak terlalu mengerti soal Grievers ya, Lea." Ben terkekeh kecil. "Grievers itu makhluk nocturnal. Artinya dia hanya aktif di malam hari. Itulah kenapa kami selalu masuk ke labirin saat pagi hari dan kembali saat hari mulai petang."

"Dan lagi, Grievers tidak pernah berkeliaran selama masih ada matahari." Tambah Minho.

"Aku tahu, tapi-"

"Lea, please." Minho menghela napas kembali. Dia berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan stok kesabarannya yang semakin menipis. "Jangan membahas hal konyol seperti ini lagi. Lebih baik kau kembali ke tugasmu dan biarkan kami menangani tugas kami sendiri."

Lea terdiam mendengar perkataan Minho. Dia kecewa Minho tidak percaya padanya. Namun sakit hati dan rasa kecewanya dikalahkan oleh rasa sayang dan khawatir yang dia rasakan pada teman-temannya itu.

"Tapi-"

"Chuck!" Minho memanggil Chuck yang kebetulan berjalan tak jauh dari mereka. Gladers berpipi chubby itu berhenti sejenak dan menatap tiga orang yang berdiri di depan pintu labirin dengan tatapan heran. "Kemarilah sebentar!"

Chuck datang dengan wajah penasaran. "Ada apa ini?"

"Tolong bawa Lea kembali ke Frypan dan Jim. Kurasa mereka kehilangan satu anggota mereka." Minho menatap Lea tajam. "Dan pastikan dia menjauh dari labirin."

BOND |Book 1: Serendipity| (Maze Runner Fanfiction) [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant