Part 1

4.6K 358 67
                                    

Welcome To The Glade



"Kau tak butuh tubuhmu, kan?"

"Kau tak butuh nyawamu, kan?"

"Kalau begitu biarkan 'Kami' memilikinya."

"Remember... Wicked is good."

***

Gadis remaja itu tersentak dalam tidurnya saat dia merasa tubuhnya ditarik jauh ke atas. Saat mata hitam gelapnya menatap langit, atau yang bisa disebut sebagai atap gelap di atas kepalanya ini, dia tahu dia memang benar-benar bergerak ke atas. Dalam ruangan lift yang sempit nan gelap, sendirian.

"H-Halo?"

Terdegar bunyi berderak. Lantai tempat gadis muda itu berpijak semakin bergerak jauh ke atas. Semakin mendekati atap gelap yang tadi dilihatnya saat pertama kali gadis itu bangun.

Tiba-tiba ketakutan menyergap si gadis. Bagaimana jika lantai ini tidak juga berhenti dan terus naik ke atas hingga menabrak atapnya? Tubuhnya bisa menjadi telur pecah.

"Halo? Tolong aku!" Gadis muda itu mulai panik dan menggedor dinding sekuat tenaga. Namun tidak ada yang merespon teriakan ketakutannya selain bunyi berderak yang terdengar semakin parah. Dan jarak antara atap di atasnya dan lantai tempatnya berpijak semakin terkikis.

Aku akan mati! Begitu pikirnya.

"Tolong!!! Siapa saja tolong!" teriakannya seakan tidak berarti. Lantai itu terus saja naik.

Gadis itu mulai menjatuhkan dirinya di atas lantai. Pasrah adalah apa yang bisa dia lakukan sekarang.

Lantai kembali berderak sebelum akhirnya berhenti. Tepat satu meter sebelum kepalanya pecah karena terbentur oleh atap. Lalu atap gelap yang terbuat dari besi itu terbuka. Membuat sinar terang masuk ke dalam lift yang gadis itu naiki dan langsung membuatnya seolah buta.

Si gadis menutup mata. Masih dengan perasaan ketakutan dan bingung. Lalu perlahan dia mulai mendengar suara berdengung di atasnya.

Gadis itu memberanikan diri membuka mata. Dalam netra hitamnya, dia melihat sekelompok anak lelaki berdiri di atas atap lift yang telah terbuka. Mata mereka menyiratkan keterkejutan, lalu mereka mulai berbisik ribut.

"It's a girl!!!"

Badan gadis itu melemas. Sebelum gelap menguasainya, tanpa sadar bibirnya mengucapkan kelegaan atas sebuah nama yang sosoknya lamat-lamat dia kenali dalam ingatannya. "... Newt."

***

"Ini adalah sebuah evolusi." Sebuah suara bergema. Nada riang yang diucapkannya terdengar begitu bahagia. "Ini adalah bukti bagaimana manusia akhirnya bisa mencapai tahap ini. Tahap dimana manusia bisa menjadi Tuhan."

Sosok lelaki muncul perlahan dalam ruang putih yang ditempati si gadis saat ini. Sosok yang sama sekali belum pernah dia lihat sebelumnya.

Sosok itu awalnya membelakangi gadis yang terlihat kebingungan itu, lalu dia berbalik dan menatap si gadis dengan senyumannya yang teduh. "Kau adalah orang terpilih, Anakku. Berbahagialah."

"Kau siapa?" Si gadis bertanya.

Senyum lelaki itu terlihat semakin lebar. "Namaku Edwick. Aku adalah pemilikmu."

"Ngomong apa, sih? Aku bukan milik siapapun!"

Jawaban si gadis rupanya tidak membuat lelaki bernama Edwick itu senang. Edwick masih menunjukkan senyum, meski dengan lengkungan yang sedikit turun. "Waktu kita tidak banyak untuk melanjutkan percapakan tidak penting ini. Bukan, lebih tepatnya waktumu yang tidak banyak."

BOND |Book 1: Serendipity| (Maze Runner Fanfiction) [END]Where stories live. Discover now