Explicit

15 1 0
                                    


Perkuliahan

Sedari dulu sampai sekarang masih saja dengan pergantian orang, seakan bertemu hal yang baru adalah sesuatu yang diwajibkan. Fadil merupakan orang yang kuajak untuk memasuki kuliah yang sama dikarenakan kami memiliki nasib yang serupa, tidak diterima di negeri dan ditanya tiap hari kapan pengumuman. Setelah memikirkannya aku teringat bahwa hal tersebut bisa menjadi keraguan yang sangat dalam. Awal mula perkuliahan seperti biasa adanya ospek, namun kali ini ospek dibagi kedalam beberapa kelompok. Diriku yang memasuki kelompok 9 dan fadil yang memasuki kelompok 12.

Aku memintanya untuk bisa datang ke tempatnya di kos karena peraturannya tidak ada yang diperbolehkan membawa kendaraan selama masa ospek. Jadi saya naik motor ke kosnya fadil kemudian memesan ojek online. Sebelum ke kosnya, ku kontak fadil terlebih dahulu.

"dil, aing kaditu kedeung deui nyampe".

"heuh sok, urg rek mandi heula".

"dagoan heuh, ulah indit tiheula"

"siap".

Sejujurnya ospek merupakan hal yang tidak diinginkan para maba, tapi ketika itu ku dipertemukan oleh beberapa orang, dimarahi bersama, dan senang Bersama. Kala itu ada tugas ospek yang diharuskan untuk main ke tempat yang jauhnya paling tidak 10 km dari kampus. Tempat pertama kami pergi kemimiti, tempat kedua kami kemiko mall, kemudia terakhir ke tempat salah satu teman kami, yaitu agus.

Sebelum hal tersebut terjadi, kami melakukan perbincangan kos teman sekelompok, salah satu kos fancy yang ada disana. Entah kenapa perbincangan berujung pada hal yang disebut evaluasi, mereka menyampaikan pendapat mereka satu persatu, sampai pada teman kami bernama zayyan.

"lu anjing pel, ngapain disebutin dah" ucap zayyan dengan tertawa

"gw sebenernya udah pernah pijet"

"eh, parah lah, pacar lu tau kaga" ucap Zahra

"sutt ah" ucap zayyan kemudian tertawa

"lu sekaranga Namanya pijay pijat zayyan" ucap agus sambil tertawa

Awalnya aku pun terkejut, mukanya polos tapi kelakuannya lucu sungguh aneh menurutku. Kemudian perbincangan berlanjut hingga saat aku mengajukan diri untuk mengedit video tugasnya. Entah kenapa diriku ini ingin merasa berguna. Mungkin itu yang disebut sebagai over pede.

Dalam menjalani ospek hubungan kami semakin merekat hingga pada akhirnya zayyan menjadi ketua 9. Ia adalah sosok yang sangat rendah hati, tidak pernah meragukan seseorang. Aku dan zayyan bisa dekat tentunya karena kita terlalu banyak sekelas.

"eh, pi habis ini kelasnya dimana ya" ucap zayyan

"kelas mat kalo ga salah mah, di tuang 45007" ucapku

"bookingin tempat duduk ye"

"santay"

Kelas dimulai, awalnya kami sama-sama semangat. Memperhatikan dosen yang mengajar, lalu kemudian lama-kelamaan kelas menjadi sarana tidur paling mujarab (kalau tidak percaya coba saja). Kami hanya tidur karena memang memerhatikan dosen sangatlah mebuat ngantuk, apalagi saat ku mengedit video tugas.

Video tugas terdiri dari beberapa video yang diambil sekelompok. Tentunya runtutan video tidak boleh ada yang ngacak waktunya. Komputerku yang kentang ini seakan mau meledak, dari jam 2 pagi merending video, berkali-kali gagal takut akan deadline. Begadang menjadi hal yang seakan-akan biasa saja. Paginya merupakan kelas fisika. Duduk Bersama 3 orang dari teman sekelompok. Aku yang kelelahan kemudian tertidur. Kemudian badanku bergetar seakan gempa. Seperti tidur kemudian jatuh dari ketinggi.

Coffee's TheoryWhere stories live. Discover now