Prolog

2.9K 492 467
                                    

.

.

.

ORANG dewasa selalu mengatakan belajarlah yang rajin, maka masa depanmu akan terjamin. Kata-kata tersebut memanglah benar, belajar sama dengan berinvestasi di masa depan. Anak-anak akan menjadi penerus bangsa, meneruskan kisah berlanjut di atas bumi Pertiwi.

Namun bukan hanya belajar yang selalu harus diperhatikan, terkait hal-hal kecil namun cukup sensitif terkadang diabaikan begitu saja. Terutama keluhan anak-anak yang sering sekali dianggap angin lalu oleh orang dewasa. Padahal nyatanya anak-anak akan bertumbuh, mereka akan melewati berbagai fase menuju sebuah kedewasaan. Kenangan masa kecil, pengaruh orang tua, lingkungan sekitar, dan cara pengajaran sangatlah berpengaruh terhadap karakter yang akan terbentuk.

Pemikiran harus menjadi dewasa, wawasan harus bertambah dengan cara menuntut ilmu, dan perhatian kecil tentang hal-hal yang berkaitan dengan hati haruslah seimbang. Tidak semua anak-anak tumbuh seperti kebanyakan. Mereka terlahir dari berbagai latar belakang orang tua dengan keadaan dan keterbatasan yang berbeda.

Tidak semua anak terlahir beruntung.

Maka disinilah akan diceritakan tentang sebuah kisah dari anak-anak yang sedang menjalani sebuah proses menuju kehidupan yang sebenarnya. Bukan mengisahkan tentang anak-anak dari keluarga terpandang, bukan juga anak-anak kota yang modis.

Mereka hanyalah anak desa biasa dari orang tua yang sederhana.

Tujuh anak laki-laki itu dipertemukan oleh takdir yang tergores dalam buku kehidupan. Bersiap memainkan peran yang telah digariskan oleh Sang Pencipta untuk menempuh sebuah proses menjadi manusia dewasa.

Di bawah langit biru dan lambaian padi hijau di bumi Pertiwi, kisah ini akan dimulai.

.

.

Abiyan Pangestu (Abi)

Harapan Abi : "Aku pengen sukses buat Emak sama Bapak dan ngasih uang banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harapan Abi : "Aku pengen sukses buat Emak sama Bapak dan ngasih uang banyak. Biar nanti Bapak gak usah kuli serabutan lagi dan Emak gak usah lagi jadi tukang bersih-bersih suruhan. Orang miskin juga harus jadi bos!"

Permintaan Abi : "Kalo bisa jembatan gantung yang nyambung dari sawah ke kebun singkong Pak RT diperbaiki. Masa tiap hari kalo lewat harus goyang-goyang dulu di atas, nebak bakal nyebur atau enggak. Soalnya kata Bapaknya Hari di sungai ada buayanya. Kalo aku mati emangnya biaya penguburan mau ditanggung pemerintah?"

.

.

Jidan Nugraha (Jeje)

Di bawah Langit | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang