17. Spend The Day Together

34 16 12
                                    

✧༝┉┉┉┉┉˚*❋ ❋ ❋*˚┉┉┉┉┉༝✧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✧༝┉┉┉┉┉˚*❋ ❋ ❋*˚┉┉┉┉┉༝✧

17.32

Dua pekan telah berlalu. Relasi Hyerin dengan Haneul sedikit membaik namun tidak dengan Seunghyun. Gadis kecil itu masih ingin menyortir perasaannya terhadap anak tersebut.

Ironi bukan? Gadis yang murni berniat jahat justru dimaafkan oleh Hyerin, sedangkan korbannya dijauhi.

Kini Hyerin sedang bersantai ria di sebuah café. Kursi yang lumayan tinggi membuat kedua kakinya tidak bertemu dengan lantai. Ayunan kecil dibuatnya sebagai pelampiasan rasa bosan.

Sesekali ia menyesap minumannya yang semakin berkurang. Pandangannya terus terarah menuju buku di hadapannya. Tangan kanannya terus bergerak membina pulpennya menari di atas kertas.

Hingga sebuah tepukan di bahu berhasil mengejutkannya. Alhasil sebuah coretan asal terbentuk di bukunya.

"Yah! Kau mengejutkanku!" gerutunya dengan wajah cemberut.

"Hahah maafkan aku, kau sudah menunggu lama ya?" tanya anak laki-laki yang mulai menduduki kursi di depan Hyerin.

"Tidak, tugas bahasa Inggris ini lebih menarik daripada menunggumu."

Pernyataan Hyerin berhasil membuat anak laki-laki itu tertawa. Seiring berjalannya waktu, sekarang penampilan anak itu semakin dewasa.

Seragamnya yang berbeda dari Hyerin, dipadu dengan jaket bomber berwarna hitam membuatnya terlihat menawan bagi banyak orang. Namun Hyerin sudah terbiasa melihatnya berpenampilan seperti itu.

"Argh, bagaimana kalau kita pindah tempat saja? Tugasku juga sudah selesai," cetus Hyerin memutar matanya malas.

"Huh? Ada apa memangnya? Apa tempat ini terlalu ramai untukmu?" tanya anak di hadapannya dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku jaketnya.

"Lihat sekitarmu, mereka memerhatikanmu seakan kau adalah domba dan mereka serigala kelaparan."

Anak laki-laki berparas tampan itu kembali tertawa dan beranjak dari kursinya.

"Baiklah, ayo kita cari tempat lain."

Keduanya kini sedang membelah jalanan kota dengan langit yang mulai menggelap. Gadis kecil di antaranya hanya membisu di balik helm yang digunakan.

Sampainya di tujuan, gadis dengan rambut diikat itu merasa kesulitan untuk turun dari kendaraannya. Melihat itu, anak laki-laki tadi tertawa kesekian kalinya sambil membantu gadis itu turun.

EternityWhere stories live. Discover now