23. PERMINTAAN SATU TAHUN

354 81 0
                                    

"Astagfirullah, pak kalo ga ada job mah gak usah kagetin kita juga kali." kaget Dahyun

"Lo cenayang ya? Tau dari mana kita mau ngelaporin lo atas tindakan meneror temen kita? Kalo iri mah gak usah ampe neror kali gak ada kerjaan banget." ucap Chae dengan mulutnya yang seperti biasa gak pernah pake filter kalo ngomong.

"Bentar, ini dia beneran nungguin kita di depan kantor polisi?" Cuwi bingung.

Penjahat mana yang nunggu mereka di depan kantor polisi secara terang-terangan?

"Kenapa memangnya? Ini kantor saya, tempat saya biasa bekerja. Sepertinya banyak yang tidak menyadari bahwa saya menunggu kalian. Atau malah mereka berpikir kita akan bekerja sama menyelesaikan sebuah kasus. Mengingat kalian yang beberapa kali membantu pak Changmin dalam menyelesaikan kasus yang rata-rata orang terdekat kalian semua pelakunya, benar begitu?" ucap GD

"Oh jadi sebenarnya bapak mau neror gue ya? Ya atuh emang pada dasarnya bapak yang ogeb, mecahin kasus pembunuhan kok malah anak SMA macam kita yang dipercaya. Kalo mau protes ke pak Changmin. Bahkan kami sudah menolak memecahkan kasus lagi loh pak, kurang baik apalagi kita sama detektif kantor polisi ini yang seharusnya bertugas memecahkan kasus. Bukan malah ngirim surat teror atas dasar dendam dan iri." kesal Cuwi

"Atas dasar apa kamu ngebalas ucapan saya? Kesal hm?" tanya GD gak nyantuy

"Siapa sih yang gak kesel dikirim hadian isinya darah? Orang mah cokelat, bunga, kalung. Lah ini darah woi! Buat apaa??!" Dahyun ikut kesal

"Emang dasar otak udang." ledek Chae

"Minggir, kita mau ngelaporin semua hal yang bapak lakuin ke gue." Cuwi berusaha mendorong GD

"Kalian kira para polisi bakalan percaya sama kalian?" GD tertawa remeh

"Bodoamat ga peduli." ucap Chae lalu mendorong GD, membuat jalan untuk Dahyun dan Cuwi yang mengekorinya menuju ke ruangan pak Changmin.

"Kasus yang mudah, jadi kangen nyelesain kasus yang mayan susah. Ini mah pelakunya pasrah banget." batin Cuwi

Cuwi mengetuk pintu ruangan pak Changmin.

"Masuk." ucap pak Changmin dari dalam ruangan

Saat Cuwi, Chae, dan Dahyun masuk pak Changmin langsung menegakan tubuhnya. Setau Changmin mereka sudah tidak menerima untuk memecahkan kasus lagi sekarang.

"Oh? Kalian ada perlu dengan saya?" tanya pak Changmin

"Kita mau ngelaporin detektif GD yang meneror Cuwi." ucap Dahyun

"Ha? GD? Kalian bercanda? Dia itu detektif, semenjak kalian tidak mau membantu memecahkan kasus dia bekerja memecahkan kasus itu lagi sendiri. Dia pasti tidak ada waktu untuk meneror anak partner kerjanya dulu." pak Changmin gak percaya

"Ya elah pak, Taeseon, Serim, prof Siwon aja kita awalnya gak percaya mereka pelaku dari kasus-kasus yang udah kita pecahin dulu. Kalo kata emak saya, don't judge book by its cover." ucap Chae

"Ya sudah, jelaskan dulu analisa kalian." ucap pak Changmin

Cuwi meletakan bukti-bukti dimeja pak Changmin dan menjelaskannya sati persatu. Pak Changmin mendengarkannya secara saksama.

"Gimana? Bapak masih gak percaya? Semua sandi sudah saya pecahkan, gak cuman surat, GD juga ngirimin kaleng cat minyak berwarna merah yang ternyata isinya darah ke saya." ucap Cuwi setelah menyelesaikan penjelasannya.

"Saya akan bertanya langsung pada GD nanti." ucap pak Changmin

"Beneran loh ya pak, jangan boong nanti mukanya mirip dugong." Chae gak mau nanti temennya diteror lagi, lebih tepatnya dia gak mau ganti waktu rebahannya dengan keluar cuman buat adu bacot ama polisi dan tersangka.

"Iya kalian tenang saja. Urusan kalian sudah selesai dengan saya?" tanya pak Changmin

Dahyun, Chae, dan Cuwi serempak mengangguk.

"Kalau begitu, saya ingin bertanya satu hal kepada kalian. Apakah ketika saya suatu saat nanti boleh meminta tolong kalian untuk memecahkan kasus lagi?" tanya pak Changmin

Chae dan Dahyun serempak menoleh ke Cuwi, Cuwi kaget tapi detik berikutnya ia seperti berpikir.

"Boleh, tapi tunggu tahun depan ya." ucap Cuwi sambil tersenyum lalu keluar dari ruangan pak Changmin.

Chae mengikuti Cuwi, sedangkan Dahyun pamit dulu ke pak Changmin dengan senyum canggung baru keluar dari ruangan.

Satu tahun kemudian..

Cuwi, Chae, dan Dahyun sudah kelas 12 SMA. Sebelumnya GD juga udah ditangkap karena melakukan peneroran, gak lama sih dipenjaranya, tapi GD tobat abis keluar dari penjara. Hari Sabtu yang indah nan cerah, dihabiskan mereka untuk bermain dirumah Cuwi. Seperti biasa, Chae dan Cuwi bantuin mama Cuwi masak.. Ralat, Chae yang bantuin kalo Cuwi bantunya dikit-dikit aja. Soalnya dia gak terlalu bisa masak. Dahyun juga bantuin, tapi abis itu dia pergi keluar dari dapur.

Dahyun duduk di sofa. Detik selanjutnya dia ngerebahin badannya di sofa dengan mata yang menatap ke televisi yang sedang disetel Minju, Minju duduk di single sofa. Emang mereka kek udah keluarga aja, mau Dahyun goleran di lantai juga biasa aja ngeliatnya.

Sedang asyik nontonin variety show dari Korea, panggilan telepon masuk di handphone Cuwi yang di letakkin sama pemiliknya di meja depan Sofa. Dengan santainya Dahyun angkat panggilan yang masuk itu, karena ternyata telepon itu dari pak Changmin.

"Halo.." sapa pak Changmin dari sebrang sana

"Ya halo?" jawab Dahyun

"Saya menepati janji bukan? Ini sudah satu tahun lebih beberapa bulan, bisa kah kalian membantu saya memecahkan kasus?" tanya pak Changmin




Holaaa
Kemarin gue ga up ya :"
Maap ya ehe
Betewe cerita ini udah hampir selesai looh, masa masih jadi pembaca gelap yang ga mau vote :))  
Canda ges jangan hujat gue yang cakep ini /plak

Pokoknya hope you guys like it yaa

DANDELION | TWICE MAKNAE LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang