20

2.1K 318 4
                                    

Gadis itu menatap gugup Todoroki di depannya. Todoroki hendak mengambil lauk yang ada di depannya , tapi kegiatannya berhenti saat merasakan tatapan (Name) yang sedari tadi mengawasinya.

"Tidak memakannya? Aku merasa tidak enak jika aku yang pertama," ucap Todoroki.

Pemuda itu kembali menurunkan sumpitnya, menunggu (Name) untuk memakannya terlebih dahulu.

"Ah, baiklah selamat makan," (Name) berkata, tangannya memegang sumpit setelah itu beralih ke makanan yang dimasaknya.

Melihat (Name) yang perlahan memakan makanannya, Todoroki juga ikut mengangkat sumpitnya mengikuti (Name). Tidak satupun di antara mereka yang bersuara entah karena aturan meja makan ataupun kegugupan.

Sampai dengan perlahan makanan yang ada di meja habis tanpa sisa. Sumpit Todoroki sudah ia letakkan terlebih dahulu sambil melirik (Name) yang tengah menuangkan segelas air untuknya.

"Terima kasih," ujar Todoroki.

Ekor matanya melirik ke arah (name) yang sedang membereskan piring di meja untuk dibersihkan. Saat tahu (Name) berjalan ke arah dapur, Todoroki langsung berdiri dan mengikuti di belakangnya layaknya anak ayam yang tidak mau ditinggalkan.

"Boleh kubantu?"

"Eh? Ah, padahal tidak perlu repot-repot untuk membantuku membersihkan ini," jawab (Name). Ia sudah merasa bila Todoroki mengikutinya menuju dapur, ia tidak mencegahnya malah geli saat pemuda itu menawarkan bantuan untuknya.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin membantumu."

"Terima kasih kalau begitu, Shouto."

-

Mereka kini duduk di balkon berdua, sambil mengobrol ringan membicarakan beberapa hal yang tidak penting. Sampai Todoroki merasa ada yang kurang, ia sempat lupa dengan tujuannya datang ke sini.

Ia lupa tentang mengungkapkan perasaannya. Mungkin sudah jelas antara mereka, tapi tetap saja tanpa pernyataan yang jelas itu semua akan sia-sia. Layaknya ada sebuah dinding pembatas di antara mereka.

Tangannya mengepal, iris dwiwarnanya melirik ke arah (Name) yang membust gadis itu mengalihkan perhatiannya menuju Tododoki.

"Ada apa?"

"Aku dengar Bakugo baru saja mengungkapkan perasaannya kepadamu," lirih Todoroki.

Mendengar pertanyaan itu wajah (Name) mulai layu, ia langsung mengingat pernyataan Bakugo pada saat itu. Ia tulus mengatakannya. Namun, ia tidak bisa bersama degannya, bukan hanya ia menganggap Bakugo itu saudara melainkan ia sudah menyukai yang lainnya.

(Name) tidak menjawab pertanyaannya kepalanya terus menunduk, khawatir apakah Bakugo nanti membencinya atau tidak, apakah dia nanti bisa terus berteman dengannya atau tidak.

Todoroki yang melihat reaksi (Name) hanya menghela napas, memang ia sedikit marah pada Bakugo karna mencuri garis awal, tapi itu juga salahnya.

"Mungkin ini terdengar tidak sepertiku," Todorki menghela napas lagi, tangannya mengenggam tangan (Name) yang membuat gadis itu mendongak ke arahnya.

"(Name) aku menyukaimu."

"Aku menyukaimu, aku tahu Bakugo telah mengungkapkan perasaannya maka dari itu aku tidak mau kalah darinya," pemuda itu tertawa, "terdengar kekanak-kanakan bukan?"

awanya tidak bisa ditahan, kekehan (Name) terdengar. Gadis itu terkejut ia biss melihat sisi imut dari Todoroki yang menurutnya sangat keren bahkan tidak terpikirkan pemuda ini memiliki sisi seperti itu.

"Memang terdengar kekanak-kanakan, itu seperti bagian lain dari dirimu saja."

Suasana menghangat bersama dengan senyum (Name) yang masih tidak turun dari wajahnya. Todoroki masih menatapnya, ia menunggu jawaban dari sang gadis.

"Terima Kasih, kau tahu aku sangat bahagia saat mendengar kau menyukaiku!" ujar (Name) sambil tersenyum.

Todoroki tersenyum tipis menanggapinya, "Jadi, apa jawabanmu?" tanyanya.

"Bukannya kau sudah tahu jawabannya?" (Name) balik betanya, saat ini ia merasa sangat senang jadi ia terus menggoda Todoroki. Senyuman merekah saat melihat rona merah tipis di wajah Todoroki.

Sisi Todoroki yang ini, memang sangat imut.

"Aku hanya ingin mendengarnya darimu, bukan hanya dari hayalanku saja."

Kalau begitu, aku juga menyukaimu shouto.”

Tamat.

Florista | todoroki x readerWhere stories live. Discover now