Prolog

272 28 18
                                    

Seorang pemuda sedang membuat api dari batu secara manual di dalam gua. Berkali-kali ia menggesek kedua batu di atas kayu bakar. Ctas! Akhirnya keluar percikan api di batu itu dan mulai membakar kayu-kayu.

Tiba-tiba, tablet dari pemuda itu bergetar, menampilkan panggilan dari seseorang yang ia namai 'Hina-chan'. Pemuda itu tanpa basa-basi langsung menerima panggilan video itu. Tak lama, dari tablet itu memunculkan gambar seorang wanita muda.

"Hina-chan! Lama tidak bertemu. Apa kabar?" tanya pemuda itu basa-basi kepada perempuan yang ada di tabletnya.

"Eiji-kun! Kabarku baik. Bagaimana denganmu?" Hina—nama gadis itu—menjawab dengan senang.

Eiji—pemuda itu—terkekeh pelan. "Kabarku baik. Sangat baik malahan. Ngomong-ngomong, ada apa malam-malam seperti ini meneleponku?"

"Malam? Ah, di sini masih pagi. Oh, ya. Aku ingin bertanya satu hal. Apa Eiji-kun masih berusaha untuk membangkitkan dia kembali?"

Eiji terdiam sesaat. "Ya, benar. Tetapi masih belum berhasil. Aku sudah melakukan berbagai cara. Dan dia belum kembali juga," desah Eiji.

"Sedih mendengarnya. Aku sangat menginginkan dia kembali juga. Tapi Eiji-kun, jangan terlalu memaksakan. Pikiran Eiji-kun pasti terbebani dengan masalah ini. Jadi aku ingin mengundangmu untuk kembali, kembali ke kota kita. Aku merasa terhormat jika Eiji-kun menginap di rumahku untuk sehari dua hari. Bagaimana pun, Eiji-kun butuh istirahat, bukan?"

Eiji kembali terdiam. Ia tak tau harus berbuat apa. Di lain sisi, ia rindu dengan Hina yang merupakan sahabatnya. Ia juga rindu dengan kota yang ditempati Hina. Tetapi, Eiji juga menginginkan dia kembali hidup secepatnya. Eiji benar-benar ingin menggapai tangannya lagi.

"Bagaimana, Eiji-kun? Oniichan¹ juga pasti akan senang jika Eiji-kun menginap di rumah kami."

Oniichan¹ = Kakak.

Eiji akhirnya mengangguk mantap. Toh, tidak ada salahnya kembali ke kota itu. Lagipula banyak kenangan yang dibuat oleh dirinya dan dia yang bersemi di kota itu.

"Yosh, baiklah! Aku akan pergi ke sana besok!"

"Terimakasih Eiji-kun! Oniichan, Chiyoko-san dan aku akan menunggumu besok di Cous Coussier!"

Tut! Panggilan terputus. Eiji tersenyum kecil mengingat semua memori indahnya 1 tahun lalu. Semuanya akan hebat, pikirnya. Lalu ia memadamkan api, dan tertidur pulas. Hari esok yang cerah menantinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Baru prolog, tetep kawal.

New Life Where stories live. Discover now