Chapter 8

2.8K 333 39
                                    

Seojun dan Su-ho menapaki lantai rumah Seojun. Beberapa kali Su-ho terdengar menghela nafas beratnya. Ia sangat kelelahan mengikuti kegiatan Seojun seharian ini.

Seojun berhenti dari langkah nya "Baekyun memajukan press conference ,besok aku akan mengumumkan mu sebagai kekasih ku di depan para wartawan.. Dan berita kita mungkin akan booming di seluruh Korea Selatan.. Apa kau tidak masalah?" Ujar Seojun.
Su-ho menelan ludahnya ,ia merasa bingung. Namun disisi lain Su-ho juga sudah menandatangani kontrak dengan Seojun "Baiklah.. aku menurut saja Seojun.." jawab Su-ho.

Seojun melajukan langkahnya lagi menuju kamar miliknya. Di belakang ,Su-ho terus bersikap gelisah. Hingga sampai di depan kamar Seojun ,Su-ho malah mengikuti Seojun masuk menuju kamarnya.

Seojun membalikkan badan ketika merasa ada orang lain yang ikut masuk "Apa kau ingin langsung memberi jatahku Su-ho?" Gurau Seojun.
Namun ,Seojun mendapatkan jawaban yang tak terduga dari Su-ho "Apakah sakit Seojun?" Ujar Su-ho.
Seojun mengerutkan keningnya ,ia tidak mengerti kenapa Su-ho menjadi seserius ini. Padahal Seojun berusaha untuk menunggu hingga Su-ho siap.

"Aku tidak tau.. Karena aku belum pernah menjadi orang yang dimasukki.." jawab jujur Seojun.
Su-ho mendongakkan kepala ,memandang Seojun. Tangannya saling meremat. Bibirnya juga pucat.
"Jika aku bersedia ,mau kah kau bermain perlahan Seojun.." tanya Su-ho.
Mata Seojun mendelik ,terkejut mendengar ucapan Su-ho.

Seojun memajukkan tubuhnya ,merapatkan jarak antara tubuhnya dan Su-ho. Seojun dapat melihat rematan tangan Su-ho semakin mengencang. Su-ho juga semakin menundukkan kepalanya saat Seojun mengikis jarak antara mereka "Kau yakin?" Ucap Seojun dengan nada beratnya.

Bulu kuduk di leher Su-ho meremang merasakan hembusan nafas milik Seojun. Tanpa Su-ho sadari ,ia memundurkan langkahnya. Su-ho belum siap ternyata.

Seojun tersenyum sinis. Ia tarik mundur lagi badannya menjauh dari tubuh Su-ho yang saat ini terlihat sedikit gemetar.
"Keluar.. Kembali lah ke kamar mu.." ucap Seojun dengan nada berat dan mata yang sangat mengintimidasi. Tergambar sangat jelas jika saat ini Seojun kecewa pada Su-ho. Namun Su-ho juga tak bisa meskipun ia sendiri sudah memaksa dirinya sekuat tenaga.
"Maafkan aku Seojun.." ucap Su-ho ,kemudian berlari keluar menuju kamarnya.

Seojun menjatuhkan dirinya dengan kasar ke tempat tidur. Kedua tangannya ia tangkupkan pada wajah "Kenapa sesulit ini mendapatkan mu Su-ho.." gumam Seojun. Matanya menatap kosong langit kamar tidurnya.

Su-ho mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Hatinya sedikit merasa bersalah pada Seojun. Namun Su-ho memang belum siap untuk berhubungan dengan sesama lelaki. Dengan jengkel Su-ho mengacak acak rambutnya hingga tak berbentuk "Ahh sudahlah! Akan ku pikirkan lagi besok.." Su-ho melepas mantel dan juga sepatunya. Kemudian Su-ho berbaring dan tertidur.





Ke esokan hari...

Seojun sudah bersiap untuk acara press conference yang akan di selenggarakan hari ini. Seojun keluar kamar dan berjalan menghampiri Su-ho di kamarnya.

Tokk.. tok.. tok..

"Su-ho ,kau sudah siap.." ucap Seojun.
Sementara di dalam kamar Su-ho masih sibuk memakai pakaian yang telah di sediakan oleh Baekyun dari jauh jauh hari "Sebentar ,aku akan segera turun.. Kau ke mobil saja dulu.." jawab Su-ho setengah berteriak dari dalam.
Seojun menggelengkan kepalanya ,kemudian turun. Di kedua tangannya ,Seojun membawa bunga dan hadiah untuk Su-ho yang sudah terbungkus dengan rapi.

Seojun mendudukan dirinya di sofa ruang tamu. Sambil menunggu Su-ho bersiap ,ia menghubungi Baekyun " Bagaimana persiapannya Baek?" Tanya Seojun pada sambungan telfon.

"......"

"Baiklah aku akan segera kesana sebentar lagi.." Seojun menutup panggilannya dan kembali memasukkan ponselnya ke saku jas.

SCANDAL ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu