4. Kak Jef

17 1 0
                                    

Siapa sih yang tak mengenal cowok dengan panggilan Kak Jef? Yakinlah. Orang itu terlalu lama tinggal di dalam goa. Jauh dari peradaban. Sosok ramah Kak Jef, wajah manis, murah senyum, bagai bunga matahari penghibur lara penghuni kampus. Terutama para dosen.

Walaupun tak setenar Serhan dkk, Kak Jef patut dipertimbangkan karena keaktifannya sebagai ketua UKM Karya Sastra, ia telah beberapa kali menyabet piala menulis karya sastra tingkat Nasional. Berbeda dengan Serhan, sang pendiri serta ketua UKM Game (aneh sekali). Mengikuti beberapa UKM hanya untuk pansos, walaupun pernah menang tingkat Kota. Setidaknya diketahui Serhan mengikuti 2 ekstra lainnya, yaitu sepak bola dan sastra (ikut-ikutan Mira). Bedanya, Kak Jef berkepribadian lebih pendiam dan tidak suka neko-neko, dimanapun kalian berpapasan Kak Jef, ia pasti sedang membaca buku. Jangan salah sangka dulu, siapapun yang menyapanya, Kak Jef akan membalas sapaan kalian sembari tersenyum manis. Dia pernah berkata 'novel dan puisi adalah cinta sejatinya'. Kata-kata itu membuat beberapa cewek mundur perlahan. Kak Jef merupakan tipe cowok yang sulit didapatkan.

Di dalam perpustakaan Jef bangkit dari tempat duduknya. Menghampiri gadis dengan rambut lurus dikuncir kuda mondar-mandir daritadi. Mungkin gadis itu mahasiswa baru dan membutuhkan bantuan, pikirnya.

"Dek cari apa?"

"Oh nggak kok Kak,"

'Lah anjir kak Jef', teriak Citra dalam hati. Jef bingung, kalau ke perpus tidak mencari buku lalu untuk apa. Sungguh polos sekali pikirannya. Ia perhatikan cukup lama tampaknya ia familiar dengan gadis ini.

"Kamu Citra kan?"

"Iya,"

"Pantes familiar. Sudah semester berapa sekarang?"

"Semester 4 Kak,"

"Kenal Mira?"

"Wah itu teman sekelas saya. Kok Kak Jef kenal?"

"Dia satu UKM sama saya. Kamu ke sini beneran gak cari apa-apa? Daritadi saya lihat cuma mondar-mandir saja."

Citra semakin kik-kuk. Niat kemari untuk swafoto dikarenakan spot di perpustakaan yang instagramable. Untung sepi pengunjung malah bertemu Kak Jef.

"I-itu saya cari... buku filsafat-"

"Oh. Kalo filsafat di lantai 3, bukan di sini. Apa perlu saya ban-"

"Gak usah Kak. Makasih." Citra mencepatkan jalanya justru turun ke lantai 1. Mengabaikan teriakan Kak Jef yang samar terdengar, "Dek jalannya nggak ke situ."

Citra yang baru kenal Mira baru tahu informasi penting ini. Pantas saja Mira sering chat dengan Kak Jef. Ia pikir mereka memiliki hubungan spesial seperti kekasih.

Beberapa hari yang lalu, Kak Jef berkunjung ke rumah Citra, berhubung kakaknya adalah sahabat Kak Jef. Tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan Kak Jef dan kakaknya dari kamar, Kak Jef menyukai Mira. Sebab Citra sering menggoda Mira. Dari ekspresi Mira dapat ia lihat kalau gadis itu juga memiliki rasa yang sama. 'Cinta segitiga', Citra pun tahu Serhan memendam perasaan lebih, dari cara laki-laki itu memandang, bertingkah, kepedulian. Semuanya tampak jelas, terkecuali di mata Mira. Mengejutkannya, setelah mengorek informasi lagi, Mira ternyata tidak pacaran dengan Kak Jef.

-

Semilir angin dari jendela yang terbuka di lazuardinya bumantara* memasuki ruangan penuh buku-buku. Didominasi bibliosmia** memabukkan kutu buku. Cahaya matahari menembus ruangan. Mira dengan santainya duduk di dekat jendela sembari membaca novel. Ruangan Club Sastra sepi, hanya ia seorang sampai sosok Kak Jef masuk ruangan.

"Yang lainnya mana?"

Mira mengalihkan pandangan dari novel, "Masih beli jajan Kak."

Tak ada satu pun membuka suara, Mira melanjutkan lagi bacaanya.

Kak Jef duduk tak jauh dari Mira memainkan ponselnya. Hening. Diam-diam saling curi pandang. Sampai tatapan mereka saling bertemu. Semburat kemerahan merekah di pipi keduanya.

"Ehem. Novel apa yang kamu baca Mir?"
"Novel terjemahan 'Hyouka'"
"Aku baru dengar. Sastra Jepang kah?"
"Yup. Seru loh ceritanya. Misterinya juga keren, apalagi ketika sang tokoh utama dan teman-temannya mengungkap misteri di sekolah..."
"Genre misterinya juga cukup ringan dan menarik." Mira antusias bercerita.
"Wah saya jadi ingin membaca."
"Kalo Kak Jef mau, saya pinjami."
"Eh bener nih?! Iya deh."

Tiba-tiba sosok Serhan diikuti anggota lain masuk. Dengan lantang Serhan menyapa, "Selamat pagi dunia!" Mengejutkan Mira dan Kak Jef.
"Dia anggota baru?" Tanya Kak Jef yang baru bertemu Serhan.
Serhan mendekati kak Jef sembari berujar.
"Ckckck gu-saya anggota tetap UKM ini. Duh sakit hati ini tidak diakui." Dengan alay-nya menyentuh tepat di mana jantung terletak.
"Lo sih titip nama aja di sini." Terang anggota lainnya.
"Oke. Karena sudah berkumpul maka rapat dimulai. Silahkan duduk." Kak Jef mulai memimpin rapat. Membagi beberapa kelompok dengan menuliskan nama-nama di papan sesuai tugasnya. Selepas itu membagikan kertas ke setiap anggota.

"Ada yang ditanyakan?" Tambah kak Jef. Salah satu gadis mengangkat tangan. "Serhan kan cuma titip nama. Memang Kakak yakin akan menyerahkan projek ini bersama Mira? Saya khawatir dia akan jadi beban."
Dalam hati Serhan mencak-mencak. Melototi gadis tersebut, 'kampret ganggu.'
"Mir, lo keberatan gak sama gue?" Serhan memastikan.
"Nggak sih. Lo kalo dikasih tanggung jawab kan rajin."
Serhan menatap sengit, gadis itu hanya mendengus pelan. "Noh liat. Mira gak keberatan jadi gak usah diubah."
"Baiklah sampai di sini saja rapat kita hari ini. Jangan lupa dikumpulkan terakhir minggu depan hari Sabtu. Kalau ada kesulitan bisa chat saya."

Ketika Serhan dan Mira akan keluar, tangan Kak Jef mencekal pergelangan Mira. Serhan terhenti dikala tangan kanannya juga menggandeng Mira.
"Mir temenin saya ke toko buku dekat kampus ya?" Mira melepaskan tangan Serhan yang dibalas tatapan tajam olehnya.
"Mir, lo kan udah janji mau ke MCD ama gue."
"Bentar aja kok Han. Lo tunggu diparkiran aja yah," Pinta Mira.
"Gue ikut kalian deh. Boleh kan Kak Jef?"
Merasa terintimidasi Kak Jef mengaguk. Akhirnya mereka pergi bertiga. Serhan manaruh curiga terhadap Mira dan Kak Jef sejak mendapati mereka sering berduaan. Lebih baik mengambil langkah cepat sebelum terlambat.

TBC

*birunya langit
**aroma khas buku

A/N: Jangan lupa klik ⭐ dan 💬 di bawah yah. See you soon

Dear My Friend (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang