PART 6

72 2 0
                                    

Ditempat lain seorang gadis manis duduk termenung, sesekali ia tersenyum namun setelahnya raut wajahnya menjadi sendu, gadis itu adalah Almira

sambil memandang langit-langit yang pekat dihiasi cahaya-cahaya kecil yang bertaburan menambah indahnya malam, gadis itu berkata dalam hatinya apa yang sedang terjadi padanya kini, ia mencoba kembali pada ingatan tadi sore tentang pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Irvan

"Bang Irvan, sebenarnya apa yang abang lakuin sama aku, kenapa jadi kepikiran abang ya tiba-tiba" gadis itu bergumam sendiri setelahnya ada suara yang memanggil gadis itu

"Mira, kamu sedang apa nak?" Tanya wanita paruh baya tersebut

"Eh Ibu, Mira sedang cari angin bu sebentar" Jawab Mira kepada Ibunya 

"Angin ko dicari sih nak, nanti kalau anginnya masuk gimana?" Canda Ibu Halimah sambil mengulum senyum

"Ah Ibu ngeledek Mira aja sih" Mira memajukan bibirnya nampak sangat menggemaskan

"Bayi mungil ibu sekarang sudah jadi gadis dewasa yang cantik ya, tapi masih saja manjanya nggak ketulungan, ada yang sedang kamu pikirkan nak?" 

Sambil menidurkan kepalanya dipangkuan sang ibu Mira mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya

"Bu, ehm,,, Mira mau tanya boleh" Mira nampak ragu untuk mengungkapkan isis hatinya namun ia coba untuk memberanikan dirinya

"Tanya apa sih nak ko kayanya serius sekali?Tanya saja selama ibu bisa jawab ya akan ibu jawab"

"em itu... waktu Ibu menikah sama Ayah apa menikahnya didasari oleh cinta?" tanya Mira dengan hati-hati karena tidak ingin membuat ibunya tersinggung

"Ko kamu tiba-tiba tanya hal itu nak,coba jujur sama Ibu"

"Ah bukan apa-apa bu, Mira cuma penasaran saja"

"oh begitu, Ibu harap kalau kamu sudah siap cerita ibu akan selalu ada untuk mendengar keluh kesah kamu nak, kamu bukan anak yang pandai berbohong. tapi ibu akan jawab pertanyaan kamu, dulu ayah dan ibu dijodohkan, awalnya cinta belum muncul tapi lama kelamaan karena terbiasa cinta muncul dengan sendirinya sampai memiliki putri cantik seperti kamu"

Ibu Halimah tersenyum sambil mengusap rambut anak gadisnya yang ia sangat sayangi

"Bisa mencintai karena terbiasa ya bu" Lalu Almira hanya terdiam kemudian matanya terpejam menikmati belaian tangan sang ibu dirambut panjangnya

Irvan POV...

Setelah beberapa saat menyelesaikan makan malamnya Irvan menuju teras untuk melihat sang ayah, ia mendapati sang ayah sedang duduk sambil menikmati teh hangat lalu Irvan duduk disamping sang ayah 

" Sudah selesai makannya van?"

"Sudah pak, ko Bapak belum masuk udaranya sangat dingin tidak pakai jaket lagi"

"Iya nanti bapak masuk van, ngomong-ngomong mana nih calon kamu ko ayah tidak tahu kamu sedang dekat sama siapa, kamunya tertutup sama ayah, padahal usia kamu sudah cukup loh Irvan untuk berumah tangga" ujar sang ayah

"Kepikiran kearah situ ada sih pak, cuma memang belum ketemu yang cocok saja pak, lagian Irvan belum cukup mapan kalau sekarang" jawab Irvan kepada sang ayah

"Apapun keputusan yang kamu ambil dan jalani semoga menjadi yang terbaik, bapak selaku orangtua berharap dan mendoakan kamu yang terbaik van. Tapi nanti kalau sudah menemukan yang cocok jangan ditunda ajak serius, wanita itu butuh kepastian van" 

"Iya Pak Irvan paham, jangan putus doakan Irvan ya pak, Irvan pamit kekamar dulu ya pak, sudah mengantuk besok pagi-pagi sekali Irvan mau motoran lagi kangen kampung halaman sambil mengunjungi teman lama"

Setelah itu Irvan pergi dan masuk kedalam kamar, sesampaikan ia diatas ranjang Irvan mencoba memejamkan mata, karena entah sejak kapan rasa cape yang tidak ia rasakan tadi tiba-tiba hinggap sekarang dan segera mengantarkan Irvan kealam mimpi...

Hai para pembaca, sekarang rutin akan update seminggu sekali ya cerita ini akan berakhir dalam 25 part jadi masih panjang sekali, terimakasih yang cuma sekedar lewat atau mampir iseng-iseng baca juga ga apa-apa semoga nanti bisa masuk kelist bacaan kalian atau bisa dapat like atau votenya juga

CINTA SI BARET BIRU (TAHAP REVISI)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt