Naruto berdiri di tengah jalan raya menanjak, sepertinya ia hafal dengan tempat ini. Ia mencoba melihat ke sekitar dan mendapatkan suasana yang lengang, bahkan suara hewan pun tidak terdengar.

Mata Naruto terus bergerak mencari sesuatu dan cahaya lemah terbang di atas kepalanya. Ia merasakan hal itu dan mendongak untuk melihat dua pesawat yang terbang tak terlalu tinggi saling berhadapan.

"Tidak!" Naruto memekik dengan suara tinggi tapi pemandangan tak menyenangkan tetap terjadi. Dua pesawat yang sama-sama memiliki kecepatan tinggi itu menabrak satu sama lain.

Boom! Boom! Boom!!

Mata Naruto tak bisa lepas dari adegan ini, irisnya dipenuhi warna merah api yang menyala-nyala, hampir membakar jiwanya. Dua pesawat itu meledak dan runtuh dengan suara mengerikan, langit malam tiba-tiba di tumpahi cat berwarna merah terang yang mirip kembang api. Naruto menelan saliva dengan susah payah ketika puing-puing besar berjatuhan. Ia takut, rasanya, salah satu pecahan badan pesawat besar itu akan jatuh menimpanya.

Tes

Naruto berkedip dan menggosok wajahnya, ada setetes darah yang jatuh di dahinya. Badannya gemetar mendadak dan kakinya terasa lemas, suara melengking puing yang jatuh dan suara seperti bom dilangit membuatnya panik, Naruto menutup telinganya erat-erat dan berjongkok sembari menutup mata. Ia tak peduli lagi jika puing itu menimpa kepalanya, Naruto ingin adegan ini cepat berakhir, melihat kondisi yang kacau membuat jiwanya hampir terbang keluar.

"Kamu sudah berjanji Naruto," sebuah lengan memegang tubuhnya, memeluknya erat dan tiba-tiba tangan sedingin es itu bergerak ke leher, mencekiknya.

"Ikut denganku."

"Naruto,"

"Hah ... hah ... hah ...." Naruto terengah-engah, lehernya semakin kuat dicekik dari belakang, ia tidak bisa menebak siapa pelakunya.

"Naruto," ia mencoba membuat dirinya tenang.

"Naruto bangun!"

Mata Naruto terbelalak dan ia merasakan tangan hangat bertumpu di masing-masing bahunya, walaupun sangat dingin di ketinggian ini, badannya tetap mandi keringat.

"Sasuke." Naruto mencari sosok yang terlintas dipikirannya dan melirik dengan cepat.

"Ya ... Aku disini, tenanglah."

Naruto tidak dapat mendengar suara cemas Sasuke tapi ia bisa membaca gerak bibirnya. Ia meraih jaket yang masih ada dipangkuan, parfum maskulin Sasuke menenangkannya.

Sasuke meraih tangan Naruto yang langsung dipegang erat oleh empunya, tangan itu dingin namun berkeringat.

"Apa dia punya phobia naik pesawat?" Batin Sasuke dalam hati, posisi kursi yang terpisah membuatnya tak bisa memeluk untuk menenangkan Naruto.

"Apa kamu masih mual?" Tanya Sasuke, ia mendekati telinga pria itu agar Naruto bisa mendengarnya.

Naruto menggeleng, perutnya kosong saat ini tapi ia tidak mau makan apapun. Naruto hanya menggengam jari hangat pria disampingnya dan mencoba tenang.

"Apa masih jauh perjalanannya?" Tanya Naruto.

"Dua jam lagi kita sampai di Jepang, istirahatlah." Naruto menyandarkan kepalanya tapi takut tidur, ia tidak ingin bermimpi buruk lagi.

Naruto ketiduran setelah memaksa matanya tetap terjaga, ia dibangunkan Sasuke ketika pesawat telah sampai di tanah, sedang dalam posisi parkir. Naruto menghela nafas lega, ia tidak bermimpi lagi.

Saat turun, badan Naruto terasa melayang, ia tidak tau tanah seperti apa yang ia pijak, apakah itu datar atau bergelombang. Hanya ransel berat yang ia bawa membuatnya tetap tersadar. Naruto dan Sasuke menuju tempat pengambilan koper dan perutnya kembali melilit lagi. Ia bergegas meletakkan ranselnya.

"Aku mual." Ucap Naruto cepat, ia segera berlari menuju kamar mandi dan memutahkan cairan lambungnya.

"Apakah kamu masih kuat berjalan?" Tanya Sasuke khawatir setelah mendapatkan ketiga koper yang mereka bawa. Naruto sangat pucat dan terlihat letih, Sasuke menyingkirkan poni Naruto untuk mengusap keringat dan merasakan suhu badan pria itu, demam, jika saja dia perempuan, Sasuke akan mengiranya sedang hamil.

"Kamu jetlag?" Tanya Sasuke dan Naruto mengangguk. Jika bukan karena fisiknya cukup bagus untuk bertahan, ia mungkin akan pingsan sekarang.

"Ayo temukan kendaraan, aku ingin merebahkan diri."

Sasuke mengangguk dan mencari cara agar pria itu tetap terjaga, ia tak mungkin harus menyeret pria tinggi ini sembari mendorong trolli berisi koper.

"Jaga tanganmu seperti ini agar aku bisa memastikan, jika kamu tidak akan pingsan nanti." Sasuke memasukkan tangan Naruto ke saku hoodienya dan berjalan perlahan meninggalkan bandara. Mereka menemukan taksi dengan cepat dan Naruto langsung menutup mata setelahnya.

Sasuke mengatakan tujuannya dan sang sopir mengangangguk, mereka menyusuri jalanan Tokyo. Sasuke melirik Naruto yang sekarang tengah tidur pulas, tak menyangka kepulangannya cukup menarik.

Disini ada yang pake apk Fanfiction net? (bener ngga sih nulisnya, yang di Playstore lah intinya)
Kalo ada tulung kasih review buat Lun, soalnya Lun lihat, banyak author bl pindah kesana, siapa tau Lun juga tertarik transmigrasi sama anak-anak(baca:cerita) Lun(。・ω・。)

21/02/2021

-Lunarica-

TIME [SASUNARU]Where stories live. Discover now