Mission

13 4 0
                                    

Listen Now: James Arthur-Impossible

Di sekolah hari ini masih menjadi acara MOS. Bianca sedang berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya. Sesampainya dikelas, Bianca langsung menjatuhkan bokongnya di bangku tepat disamping bangku milik Reva.

"Ca, kemaren maaf ya gue ninggalin lo"
ucap Reva mengalihkan perhatiannya dari catatan ke Bianca.

"Santai aja si, Rev"

"Lo naek apa kemaren pulang?"

"Ancot laa. Rev, kemaren kak Fabian marah marah ke gue coba" kata Bianca membuka topik obrolan.

"Ngomong apa dia sama lo? Ceritain ke gue semuanya tanpa ada pengecualian!" titah Reva yang membuat Bianca tertawa lepas.

"Lebay lo, Rev." Imbuh Bianca sambil menahan tawanya.

Setelah tertawa, Bianca pun menceritakan semua yang terjadi saat kemarin Bianca ditinggal oleh Reva.

"Gila si kak Fabian kejam banget sama lo. Tapi tetep ini jadi hal pertama seorang kak Fabian ngomong panjang lebar kek gitu."

"Gak gitu juga Rev-" Ucapan Bianca terhenti karena terdengar bel pengumuman sekolah.

"Sssst" Reva mengisyaratkan Bianca untuk diam dengan menyematkan jarinya ke bibirnya sendiri.

'Bagi peserta MOS, diharapkan untuk berkumpul di lapangan sekolah sekarang juga'

Mendengar pengumuman itu. Reva, Bianca dan semua peserta MOS tentunya, langsung berhamburan menuju lapangan dan mereka mulai berbaris dengan tertib dan rapih.

Di lapangan sekolah sudah tersedia panggung yang cukup besar dan diatas panggung itu sudah ada Barra sebagai ketua OSIS dengan Frisca sebagai pembawa acara.

Barra memberikan sepatah dua kata pada seluruh peserta sekaligus memberi semangat pada seluruh peserta MOS.

Akibat dari ucapan Barra itu, seluruh peserta kaum wanita menjadi baper tingkat maksimal karena sudah diberi semangat oleh seorang ketos dan ya tentunya cogan SMA Angkasa.

Tak lama kemudian, acara MOS untuk hari ini ditutup. Namun Bianca disuruh untuk menghadap ke ruang rapat OSIS. Tentu saja Bianca merasa tidak enak karena kini dirinya menjadi sorotan para siswa yang lain.

Tak mau membuang waktu, Bianca pun pergi ke ruangan OSIS untuk menemui staff yang memanggilnya barusan.

"Permisi kak, ini Bianca" ucap Bianca sambil memasuki ruangan OSIS.

Disana sudah ada Barra, Frisca, Elsa, Ardieva dan yang lainnya kecuali Fabian.

Entah kenapa Bianca malah menelusuri keberadaan Fabian disana. Namun nihil, Fabian tidak ada disini.

"Hey, sini!" titah Frisca pada Bianca yang langsung Bianca menghampirinya.

"Nih, kemaren lo dapet botol keramat yang isinya Breaker Ice kan? Dan ini tugas lo yang wajib lo lakuin. Ini termasuk program MOS ya."

Bianca menatap Barra dan Frisca secara bergantian sambil menerima kertas yang diberikan oleh Frisca. Seakan tahu Bianca merasa tidak enak, Frisca angkat bicara lagi.

"Abang lo udah izinin lo kok"
Bianca tersenyum kikuk lalu mengangguk.

"Tapi ini gimana kak? aku masih belum faham" tanya Bianca.

"Lo harus luluhin hati coolboy disekolah kita" ucapan Frisca barusan membuat Bianca mengernyitkan alisnya.

"Fabian, lo harus bikin dia suka sama lo. Kalo gak suka ya seengganya bikin dia bisa berbaur sama lingkungannya" sela Barra sambil tersenyum menatap adiknya.

Fabian [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang