38 : another page

Start from the beginning
                                        

"—apalagi kalau tiba-tiba pergi..."

"Hei, gue gak tahu lo kenapa, tapi denger," Yeonjun tiba-tiba berjongkok bertopang satu kakinya dan mengenggam tangan adiknya. "Gue tanya ke elu, kapan gue pernah pergi gak bilang-bilang?"

"Waktu SD kakak pernah ninggalin gue sama badut pas di amusent park-"

"Selain itu, oke? Selain hal gak berfaedah lainnya, apa gue pernah ninggalin elo?

"Waktu gue bilang gak bisa se-SMA sama elo, apa gue sengaja? Enggak, gue bilang kalau gue dapat rekomendasi dari SMP dan gue tanya ke elo; gak pa-pa kalau gue lanjut ke SMA yang lebih jauh?"

Beomgyu mengangguk.

"Waktu gue memutuskan lanjut ke Seoul juga, gue tanya ke elo dulu, kan? Gue tanya-"

"Iya, gue bilang, itu terserah kakak. Itu keinginan kakak, masa depan kakak, cita-cita kakak." Beomgyu menyela, kemudian menggigit bibir bawahnya sekejap, "W-waktu kak Hyunjin pergi juga... kakak... jadi sering nemenin aku, kakak jadi lebih perhatian, kakak... pokoknya kakak jadi lebih bareng sama aku. Seberapa jauhnya kakak dari aku dulu, seberapa sibuknya kakak dulu, seberapa bandelnya gue dulu-kakak selalu ada buat aku."

"Tapi," Beomgyu menyela ketika Yeonjun hendak menyahut. "aku ngerasa... jadi agak egois. Kakak selalu mengutamakan aku, mengutamakan Mama dan Papa.

"Kalau kakak begitu karena apa yang terjadi dulu, aku gak pernah ngebenci kakak. Jadi, kakak gak perlu merasa bersalah dan ngelakuin hal itu semua, gak perlu terlalu bertanggungjawab. Lagian—gini-gini juga—aku udah gede.

"Jadi, kalau sehabis lulus nanti, kakak mau pergi ke mana pun, entah ngapain aja—yang bener tapi ya—itu gak pa-pa. Aku gak pa-pa. Aku yakin Papa dan Mama juga gak pa-pa. Secara, kakak punya kehidupan sendiri.

"Cuman itu... aku cuman mau kakak bilang ya, janji?" Beomgyu mengacungkan jari kelingkingnya.

Yeonjun tertegun sejenak, tapi kemudian mengaitkan kelingkingnya juga. "Iya, janji."

Beomgyu tersenyum. "Ah, iya, sama ada lagi."

"Apa?"

"Sehat selalu ya, kak."

"Lo jug-"

"Sama yang paling penting! Cari kerjaan yang gajinya gede kak, kalau usaha kakak sekarang digedein juga biar profitnya makin gede!"

"...oke?"

"Biar uang saku gue ditambahin ya, kak? Pokoknya kakak kudu sukses, kaya raya lahir dan batin, amin! Amin!"

Yeonjun speechless. "Ini gue kudu ikut nge-aminin atau mending ngejitak elo lagi?"

Tawa Beomgyu langsung pecah, lantas berhambur memeluk kakaknya.

Pada akhirnya, meski menyebalkan, Yeonjun pun ikut tertawa.


❏❏❏


Hari-hari lainnya terlewati. Nilai akhir semester ganjilnya telah keluar yang segera Beomgyu lupakan setelah mengucap syukur. Entah juga sudah berapa kue yang diantar Beomgyu. Latihan mengemudinya juga berjalan baik dan mulus, mungkin di akhir liburan Beomgyu bakal punya SIM yang bisa dipamerkan ke depan muka Jeongin. Mungkin Jiheon juga bakal kagum padanya karena telah melakukan hal ber-faedah. Beomgyu gak sabar buat kuliah dan ketemu teman-temannya. Dia juga gak sabar ketemu sama Soobin meski pun doi pernah menyempatkan diri main dan menginap di rumah Beomgyu lagi, bahkan mereka pesta barbeque ketika Yeonjun juga pulang ke rumah.

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now