Sejujurnya, Beomgyu agak melupakan sentuhan-sentuhan yang terasa pada tuts. Lagipula Beomgyu juga gak semahir itu, dia juga telah melupakan bagian-bagian yang seharusnya. Tapi, beberapa bagian tentu melekat dalam ingatannya. Sambil mengingat-ingat momen tersebut, Beomgyu mulai bermain.
Tapi, Beomgyu hanya mengingat dengan baik di bagian pengulangan yang sama. Dia memainkannya terpatah-patah. Jemarinya melekat menekan tuts yang salah menghasilnya bunyi crack.
"Pakai D minor."
Tersentak. Beomgyu langsung menoleh ke sumber suara. Pada ambang pintu di mana kakaknya berdiri bersandar di kusen dengan kedua tangan terlipat.
Beomgyu terkejut, senang untuk sepersekian detik pada kehadiran kakaknya sebelum terpikirkan hal lain-gara-gara melihat pose Yeonjun-yang buat dahinya berkerut.
"Kenapa berdirinya kayak gitu? Emangnya sekarang lagi pemotretan?"
Yeonjun sebel, langsung mendekat buat menjitak adiknya.
"KOK AKU DIPUKUL? AAAA, SAKIT BANGET, MA—"
"Don't overact, please." Yeonjun ngebekep mulut Beomgyu sambil menatap malas.
Beomgyu cemberut.
Yeonjun akhirnya melepaskan bekapannya. "Tumben ke kamar, kangen ya?"
"Gak."
"Terserah dah, tapi lo kalau di rumah gak ngapa-ngapain tuh, cek ponsel napa deh?! Chat sama telepon gue gak direspon semua, anjir. Lo kata gue bingsu yang dikacangin?!"
Beomgyu melengos. "Berisik ah, orangtua."
"Heh! Emang lu doang bocah, kakaknya pulang bukannya bersyukur!"
Beomgyu nyengir dan memeluk kakaknya. "Aye~ kakakku pulang, selamat datang di rumah. Sini cium dulu," Beomgyu monyong-monyongin bibirnya yang langsung ditepok Yeonjun.
Meringis sebentar, lantas Beomgyu memeluk erat pinggang kakaknya. Wajahnya dibenamkan antara perut dan dadanya. Tanpa protes, Yeonjun juga balik merangkul adiknya sambil ditepuk pelan punggungnya.
"Kenapa?" tanya Yeonjun.
"Emangnya harus ada apa-apa dulu baru boleh kayak gini?"
"Gak juga, cuman tumben aja."
Beomgyu terdiam sejenak. "Kak,"
"Apa?"
"Kalau kakak lulus nanti, kakak bakal terus di Seoul atau pulang ke sini?"
"Gak tahu, belum mikir ke sana—"
"Atau bahkan pergi ke tempat lain?"
"...."
Beomgyu gak menyahut lagi setelahnya.
"Lo kenapa?"
"Kalau ada apa-apa, emang kenapa? Kalau gak ada apa-apa juga, emang kenapa?'
"Bodo amatlah anjir, lepas, gue mau mand—"
"Pikirin mulai sekarang." Beomgyu meyela seraya mengangkat wajahnya menatap Yeonjun dari bawah dagunya. "Kakak mau 'pergi' ke mana, mau ngapain... pikirin semuanya dari sekarang. Jangan cuman ikutin 'apa' yang mengalir, apalagi—
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
38 : another page
Start from the beginning
