"Wooaahhh! This is so fucking wonderful!"
Jeongin terpelatuk dengar jeritan Ryujin; paan sih, kok nge-fak, nge-fak? Mana mereka jadi tontonan pula.
Beomgyu tiba-tiba nepuk pundak Jeongin, "Jeong, kita ini harus jadi pribadi yang positif."
"Ngomong intinya aja, Bahasa Korea gue masih pas KKM apalagi bahasa asing."
"Intinya pemandangannya bagus." Ryujin ngakak terus tiba-tiba merangkul Jeongin buat ikut melihat pemandangan. "Dahlah!"
Yang lain mengikuti keduanya.
Pandangan Beomgyu tertuju pada gembok-gembok yang dipasang di pagar pembatas. Begitu saja mendekat dan menyentuh guna melihatnya lebih jelas. Gak cuman dipasang, di gembok tersebut juga dituliskan nama dan permohonan.
"Kayak yang di Namsan Tower ya?"
Beomgyu menoleh, "Iya. Meski gue belum pernah ke Namsan sih, kalau ke Seoul juga kak Yeonjun gak pernah ngajak gue ke sana."
"Oh iya..."
Mereka saling terdiam. Entah mengapa dan sejak kapan Beomgyu punya kecanggungan untuk berbicara dengan Taehyun. Jujur, Beomgyu merasa aneh dan gak nyaman, tapi sejak kemarin Taehyun terlihat seperti memendam sesuatu. Seperti pikirannya gak seirama dengan gerak riangnya.
"Beomgyu," panggil Taehyun tiba-tiba membuat Beomgyu menoleh—agak cukup kaget kalau boleh jujur.
"Iya, kenapa?"
"I wanna talk to you."
Lantas Beomgyu menoleh pada Taehyun yang berdiri di sebelahnya.
"Mau ngomong apa?"
Cemas merayap seketika lantaran Taehyun gak lantas menyahut, bahkan terkesan seperti gak berbicara pada Beomgyu di sebelahnya karena pandangannya masih menatap lurus pada hamparan pemandangan di puncak yang sama dengan Beomgyu, Jeongin dan Ryujin, serta orang-orang lainnya. Seolah-olah presensi di sekitarnya tidaklah nyata hadirnya dan justru Taehyun seperti berbicara pada dirinya sendiri.
Taehyun baru menyahut kala Beomgyu menyenggol pelan lengannya. "Oi—"
"Not now, but later." Taehyun akhirnya menoleh pada si pemuda Choi. "I don't wanna ruin the mood."
Cemas itu kini berubah jadi debar gelisah karenanya. "D-did I do something that hurt you—Tae?"
Bola mata Taehyun beralih seketika kendati wajahnya masih tertuju pada Beomgyu.
"You... never hurt me. Justu sebaliknya—"
"GYU, TAEHYUN! KITA BELUM FOTO BARENG, WEH!" teriakkan Jeongin beserta lambaian tangannya dari jauh menarik atensi bukan cuman kedua temannya.
Beomgyu dan Taehyun bisa melihat Ryujin yang berjengit di belakang Jeongin dan memukul kepalanya dari belakang. "Goblok, ah! Tolol!"
Yang tentunya langsung mengundang protes si korban, "Kenapa gue malah dipukul, bangsat?!"
"Because you just being stupid dumbass! Fuck, I can't believe you've lost your sense for this, argh!"
"Hah?!"
"Damn, they will gonna fight. Yok, ke sana aja dulu," ajak Taehyun dan menghampiri kedua temannya terlebih dahulu, meninggalkan Beomgyu yang masih termangu di belakang.
Kepala Beomgyu masih dipenuhi cemas dan tanya, tapi... pemandangan Ryujin yang hendak mencakar Jeongin lebih mengkhawatirkan ketimbang 'ajakan percakapan' Taehyun padanya.
ESTÁS LEYENDO
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
37 : affirmation
Comenzar desde el principio
