7. There's No Chance Anymore

1.1K 112 25
                                    

Dari tiga perkara, dua vonis hukuman penjara di jatuhkan pada Orochimaru Hebi?

Sakura tidak ingin membuka headline news itu. Memasuki bulan ketiga, akhirnya pengadilan membuat keputusan. Setelah bersikeras menyanggah, melemparkan tuntutan atas nama berita palsu, dan pencemaran nama baik kepada pengadu, akhirnya orang itu tetap kalah. Selama ini hati dan pikirannya benar-benar tidak tenang untuk menjalani harinya, semua berita selalu menyoroti kasus ini. Ketika berita mulai teredam, tudingan baru muncul kembali dengan penggelapan dana yang dilakukan Guru Besar Universitas Konoha ini. Ini menjadi salah satu kasus besar karena ikut menyeret beberapa petinggi kampus yang korupsi

Sasuke menginginkan orang itu mendapatkan pasal berlapis adalah pikirannya tepat setelah terjatuhnya tudingan baru. Ambisi Sasuke untuk memasukkan orang bejat itu ke dalam penjara tidak main-main dan dengan adanya keputusan pengadilan seperti ini pasti kebangaan sedang dirasakan oleh lelaki itu.

Katakan saja dirinya tidak tahu terima kasih namun menurutnya orang seperti Orochimaru tidak cukup hanya di kurung dalam penjara. Seharusnya bimbingan mental yang diterima untuk orang itu, penjara belum tentu tempat untuk merefleksikan perbuatannya. Banyak orang yang sudah masuk ke tempat gelap itu namun tetap melakukan kejahatan.

Untuk sekarang ia hanya lega kasus ini dapat berakhir dengan tidak menyangkutpautkan namanya. Ketakutannya di terror oleh Orochimaru juga―syukurnya―tidak terwujud, entah memang lelaki bejat itu memang tidak melakukan apapun atau karena ada yang melindunginya.

"Kau akan pulang?"

Sakura memegang jantungnya juga menutup mata karena terkejut.

Ia terlalu larut dalam pikirannya dan suara berat yang tiba-tiba muncul mengagetkannya di keheningan area lobi rumah sakit ini. Beberapa lampu sudah dimatikan sehingga cahaya tak seterang disaat jam aktif―ini yang menimbulkan rasa horror di saat sedang shift malam. Sakura menoleh dan mengerut dalam-dalam melihat kehadiran orang ini disini.

"Apa yang kau lakukan disini? Ini sudah dini hari." Sakura bertanya tak habis pikir.

Sasuke menjawab dengan mengangkat kedua bahu. Seharusnya orang-orang yang bekerja kantoran seperti dia sudah tertidur nyenyak bukannya berkeliaran di rumah sakit seperti ini. Jika memang ada keluarganya yang sakit, Sakura akan menerima alasan itu meski kurang masuk akal. Untuk apa keluarga pasien mengelilingi rumah sakit bukannya menemani pasien itu sendiri?

"Apa kau akan pulang?" tanya pria itu lagi.

"Iya." Sakura mengangguk melanjutkan kembali langkah kakinya menuju pintu lobi, "Apa ada keluargamu yang sakit?"

"Tidak ada, kenapa memangnya?"

"Lalu kenapa kau datang ke rumah sakit dini hari seperti ini?"

Sasuke melipat bibir atas dan bawahnya, memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana sambil kembali mengangkat kedua bahu seakan bertanya pendapatnya alasan kedatangan pria itu ke sini.

"Sasuke―"

"Aku belum menanyakannya padamu." potong pria itu dengan lirikan singkat padanya.

"Aku hanya sedang membuat kejelasan untukmu. Bukankah sudah ku bilang saat itu adalah yang terakhir?"

"Anggap saja itu hutangku."

"Hutang apa?" tanya Sakura dengan menaikkan satu alis tinggi. Pintu lobi terbuka membuat angin malam yang dingin menghempas rambutnya yang tak di ikat. "Aku tidak memintamu untuk mengantarku."

"Ini sudah terlalu larut untukmu pulang sendirian." ujar pria itu dengan alasannya.

"Aku tidak ada masalah dengan pulang sendiri sampai saat ini dan tempat tinggalku tidak jauh dari sini." Sakura berhenti berjalan membuat pria itu menghadap ke arahnya. "Jika kau ingin berbicara lebih baik cocokkan jadwalmu denganku. Tidak di waktu seperti ini, kau dan aku sama-sama lelah sehabis kerja."

The NonipoisWhere stories live. Discover now