Ryujin mengangguk, kemudian beranjak memesan pesanan mereka. Sedangkan Alea mencari bangku untuk nantinya ia duduki bersama Ryujin san Yeji yang belum datang.

Alea diam dalam lamunannya, ia tidak suka menjadi asing seperti ini. Ia ingin seperti dulu, meskipun harus bertengkar terus dengan laki-laki itu. "Jujur, gue kangen banget sama lo." monolog Alea dengan suara yang sangat kecil.

Doyoung menatap Alea dari kejauhan, tanpa gadis itu sadari. Ia menunduk guna meratapi semua kesalahannya. Kesalahannya dalam memilih Qila daripada Alea. "Gue akuin gue bego banget, Le. Harusnya gue lebih percaya sama lo yang notabenya sahabat gue dari kecil, ketibang sama Qila yang bahkan belum ada satu bulan kenal sama gue. Gue pengen banget minta maaf sama lo dan memperbaiki semuanya, tapi gue ngerasa gak pantes buat ngelakuin hal itu. Terlebih lagi kondisi Qila sekarang yang lagi gak memungkinkan." ucap Doyoung dengan suara yang juga sangat pelan.

"Pengecut lo, tibang minta maaf aja pake segala drama. Sok paling tersakiti." ucap Yeji yang entah sejak kapan sudah berada disebelah Doyoung.

Doyoung skakmat.

"Ngapain lo disini?"

"Harusnya gue yang tanya sama lo, ngapain lo disini? Ngeliatin Alea, pake segala bermonolog sendiri kaya didrama korea gitu. Gak pantes lo!"

"Berisik lo."

"Eh, gimana cewek lo?"

"Cewek gue?"

"Iya, mak lampir."

"Mak lampir?"

"Anjing ganteng-ganteng lemot banget lo. Maksud gue Qila."

"Ada dikelas. Oh ya dia bukan cewek gue, asal lo tau."

Yeji terkekeh pelan, "Lo lagi jadi babu ya?"

"Hah?"

"Lo lagi jadi babunya Qila? Dia dikelas, dan lo beliin dia minum?" ucap Yeji sambil mengarahkan pandangan kearah dua botol soft drink yang ada ditangan Doyoung.

"Dih, sok tau lo! Ini buat... buat...."

"Nah, buat siapa?"

"Buat Alea." ucap Doyoung sembari memberikan sebotol soft drink itu pada Yeji.

Yeji tersenyum simpul, "Doy gue gak pernah benci lo walaupun lo udah bikin Alea sakit hati, karena gue tau lo kaya gitu karena mak lampir."

"Mak lampir siapa si?"

"QILA ANJENG." geram Yeji, dengan suara pelan. Karena takut Alea ataupun Ryujin mendengarnya.

"Oh, gue kira siapa."

"Lo lagian kenapa milih Qila sih?"

"Panjang ceritanya."

"Lo gak mau cerita ke gue? Gue ada niat mau bantu lo sama Alea nih, capek gue liat tuh anak diem mulu kaya tokek lagi ngeden."

"Nanti, pulang sekolah di cafetaria." ucap Doyoung, to the point.

"Oke."

Yeji beranjak pergi kearah meja Alea, begitu juga dengan Doyoung yang juga pergi entah kemana.





"Hai." sapa Yeji, saat tiba disatu meja yang berisikan dua sahabatnya, Alea dan Ryujin yang tengah menikmati satu piring nasi goreng dan segelas es teh manis.

"Tumben lo baru dateng."

"Tadi ada problem dijalan, jadinya lama."

Alea dan Ryujin hanya mengangguk, dan lanjut makan. Yeji tersenyum penuh arti sembari meletakkan sebotol soft drink yang diberikan Doyoung kehadapan Alea.

"Tumben?" tanya Alea, sambil meraih soft drink itu dan meminumnya.

"Iya, tadi Doyoung yang kasih."

Uhuk.

Tenggorokan Alea tercekat tiba-tiba, "Hah? Doyoung?" itu bukan suara Alea, melainkan Ryujin.

"Iya, Doyoung. Kenapa?"

"ALEA CEPET MUNTAHIN!! NANTI LO DIKASIH GUNA-GUNA!!" heboh Ryujin sambil menepuk-nepuk leher belakang Alea dengan cukup keras.

"RYUJIN GILA LO YA?" teriak Yeji, sambil menyingkirkan tangan Ryujin.

"Yeji! Lo gak mikir apa, kalo misalkan Doyoung naruh sesuatu yang nggak-nggak didalem minumannya gimana?! Lo mau Alea celaka!?"

"Ryujin, Doyoung gak sejahat itu kali."

"Udah-udah jangan berantem. Ryujin, lo gak seharusnya nuduh yang nggak-nggak begitu sama Doyoung. Gue setuju sama omongan Yeji tadi, dia gak sejahat itu."

"Lo bego ya, Le? Udah jelas-jelas dia nyakitin lo. Masih aja lo baik-baikin."

"Jin, coba deh lo bayangin. Lo sama Haechan ada diposisinya Alea sama Doyoung, pasti lo bakal sama kaya Alea sekarang! Jujur gue pun begitu, sampe sekarang gue masih gak bisa lupain Keenan, walaupun dia udah nyakitin gue. Plis lah, jangan liat orang dari buruknya aja. Lo lupa, Doyoung pernah bantuin lo yang hampir dicopet, dan bela-belain dia babak belur? Nganterin lo balik waktu lo sakit? Gendong lo ke UKS waktu lo hampir pingsan dilapangan pas upacara tujuh belasan?" ucap Yeji, membuat Ryujin bungkam.

"Ya gue tau Doyoung itu baik, cuma--"

"Jin udah ya, biarin ini jadi urusan Doyoung sama Alea. Tugas kita sebagai temen itu cuma harus ngedukung dan selalu ada gimanapun keadaannya. Ya?"

Ryujin mengangguk pasrah, Alea yang sedari tadi hanya menyimak perlahan-lahan mulai menangis tanpa suara. Ia benar-benar sangat menyayangi Yeji dan Ryujin, bahkan ia sudah menganggap mereka sebagai saudaranya sendiri.

"Together, forever." ujar Yeji, membuat mata Alea dan Ryujin semakin berkaca-kaca.

"Yeji gue udah gede." Alea langsung menghamburkan pelukannya pada Yeji.

"Tuhan, balikin Yeji yang lemot."

"Ini kenapa jadi dramatis banget dah?"























"Ini kenapa jadi dramatis banget dah?"

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Kumaha damang yeorobun? :)

Sebenernya hari ini ALEA mau aku pending sehari, bcs aku lagi bikin 'another story' tapi gajadi xixi krna aku gatel banget:))

Maaf ya kalo gak nyambung, kurang masuk akal, feel nya ga dapet, ga seru, dan segala macem... karena aku masih amatir banget:) tapi aku bakal terus berusaha bikin alur yang bagus di next cerita xixi:)

Spoiler sedikit, ada dua cerita yang masih diproses:)
Jisung sama Renjun:^
Kalo ditanya, mana duluan yg aku pub, itu rahasia.......... pfttt:>

NANTIKAN CERITA MEREKA YA MANTEMAN><

Terimakasih udah baca!><

ALEA || KIM DOYOUNGKde žijí příběhy. Začni objevovat