Bagian - 9

605 88 13
                                    


Siang ini, keadaan Alea sudah sedikit lebih membaik dari sebelumnya.

"Mbak, ini buburnya." ucap Bi Lila yang baru saja masuk kedalam kamar Alea, dengan semangkuk bubur--lagi ditangannya.

"Taro dinakas aja Bi, Ale belum mau makan."

"Iya, tapi nanti harus tetep dimakan ya Mbak. Biar cepet sehat."

"Iya Bi, makasih ya."

"Iya. Yaudah, kalo gitu Bibi ke bawah dulu ya. Mau siapin makan siangnya Mbak Biru."

Alea mengangguk, dan menatap kepergian Bi Lila dari kamarnya sambil tersenyum tipis.

Alih-alih menyingkirkan rasa bosan, ia mengambil benang rajut didalam laci nakasnya. "Udah lama gue gak ngerajut." monolog Alea.

Gadis itu mulai memegang Hakpen dan membuat beberapa simpul untuk merajut. Alea tidak punya rencana untuk merajut bentuk seperti apa, karena tujuan awalnya hanya menghilangkan rasa bosan.

"Woy."

"ASTAGHFIRULLAH! DOYOUNG IH!"

Ya, itu Doyoung yang datang entah kapan dan dari mana karena tiba-tiba saja Laki-laki itu sudah berdiri disebelah Alea. Doyoung hanya tertawa kecil saat Alea menggerutu kesal padanya.

"Lo udah mendingan?" tanya Doyoung, dan diberi anggukan sama Alea.

Doyoung beranjak untuk menaruh tas diatas sofa yang ada dikamar Alea. "Tadi Yeji sama Ryujin mau kesini, jenguk lo. Tapi mereka gak tau kemana, pas dipertigaan depan mobilnya ngilang. Gak tau deh tuh mereka mampir kemana dulu."

Alea tidak merespon apa-apa selain mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Lo ngerajut?"

"Buta ya Mas?"

"Itu bubur lo gak dimakan? Nanti dingin, Le."

"Iya nanti, gue belum laper."

"Orang sakit gak perlu nunggu laper kalo makan, cepet abisin!" ucap Doyoung yang kini sudah kembali berada disebelahnya sambil mengaduk bubur itu untuk Alea.

"Doy, tapi gue enek banget makan bubur ter—"

"Nih Aaaaaa, buka mulut lo cepetan!" ucap Doyoung, sambil mengarahkan satu sendok bubur kedepan mulut Alea.

Gadis itu sempat berdecak sebal, sebelum akhirnya ia membuka mulut untuk menerima satu suapan bubur dari Doyoung.

"Gitu kek, makan aja susah banget heran gue."

Doyoung kembali menyodorkan satu sendok bubur pada Alea, namun gadis itu terus-terusan merengek dan memohon agar Doyoung berhenti memaksanya untuk makan.

"Alea, denger ya... gue itu sayang banget sama lo. Gue gak mau lo sakit kaya gini, jadi plis lo makan ni bubur sampe abis. Itu udah cukup buat bikin gue seneng dan gak khawatir sama lo."

"Lo sayang sama gue? Pfttttt... gak salah tuh?"

Doyoung memutar bola matanya, jengah. Kini laki-laki itu meletakkan kembali mangkuk bubur yang sebelumnya ia pegang, ke atas nakas.

"Emang dengan cara gue yang kaya gini, masih belum cukup buat ngebuktiin ke lo... kalo gue sayang sama lo?"

Alea terdiam saat Doyoung mendekatkan wajahnya kearah Alea, dan menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Alea terdiam saat Doyoung mendekatkan wajahnya kearah Alea, dan menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ALEA || KIM DOYOUNGWhere stories live. Discover now