fourteen

34 11 1
                                    

Latisya pulang dengan perasaan tidak enak sebab ia pulang tidak tepat waktu. Kakeknya pasti memarahinya.

Sekarang dia sedang di perjalanan bersama supirnya. Latisya tidak menerima tawaran Azriel yang akan mengantarnya pulang, ia tidak mau kejadian yang tadi terulang lagi. Ia memilih untuk menghindari Azriel.

"Non gak papa?" Tanya supir Latisya membuyarkan lamunan Latisya.

"Gak papa Pak." Jawab Latisya.

"Tapi pipi non memar dan kenapa non pulang telat?" Tanya supir itu lagi.

"Gak papa Pak."

"Oh yaudah."

Tak lama Latisya sampai di rumahnya.

Ia membuka pintu,dan dihadapannya sudah ada kakeknya yang menatapnya datar.

"Kamu darimana?" Tanya kakek Latisya datar.

Kakek Latisya mendekat ke arah Latisya. Ia kaget melihat memar di pipinya.

"Tisya pipi kamu kenapa?" Tanya kakek Latisya.

Latisya kaget kakeknya tidak memarahinya,malah dia khawatir dengan keadaanya.

Latisya bahagia kakeknya peduli dengannya.

"Ng-gak papa kek. Ini cuma jatuh sedikit."

"Harusnya kamu gak boleh lecet sedikitpun dan kamu gak boleh sakit. Gimana kamu mau jadi pemimpin di perusahaan kakek kalau kamu sakit-sakitkan." Ucap kakek Latisya.

Baru saja Latisya bahagia dengan ke khawatiran kakeknya,tapi di balik itu kakeknya ada maunya.

"Ouh jadi kakek gak mau aku sakit cuma karena perusahaan kakek? Kakek lebih mentingin perusahaan kakek dari pada cucu kakek sendiri? Kakek tega sama cucu kakek sendiri!Tisya kecewa sama kakek!"

Latisya pergi ke kamarnya karena dia sudah kesal dengan kakeknya.

Di kamar,Latisya hanya menangis. Ia menangis tersedu-sedu di pojok kamarnya. Ia menangisi masalah yang sedang ia hadapi saat ini.

"Mah,kenapa mamah ninggalin aku? di sini aku sendiri maah...hiks... aku mau pergi sama mamah. Aku gak mau di sini, di sini aku kesepian hiks lihat aku mah! Lihat betapa kacau nya anakmu. Lihat mah Papa gak peduli lagi sama aku...hiks... kakek hanya mentingin perusahaannya aja mah, maah tolong bawa aku pergi sama mama maah hiks aku cape di sini...hiks"

Latisya menelungkupkan kepalanya di lipatan kakinya. Ia sedih dengan kehidupannya.

Tiba-tiba ada yang mengelus kepalanya lembut. Latisya mendongak, ia kaget ada seorang wanita cantik memakai gaun warna putih. Latisya tidak tau orang itu siapa.

"Tante siapa?" Tanya Latisya.
Orang itu hanya tersenyum.

"Kemari nak!" Pinta orang itu.

Latisya menuruti permintaan orang itu,ia pun segera berdiri.

"Dengar nak, kamu harus kuat menghadapi semua permasalahan yang sedang kamu hadapi dan kamu harus ingat, seperti hujan yang deras dengan awan hitam dan petir yang menyambar, akan ada sebuah pelangi yang sangat indah setelah itu. Sama seperti hidup, apabila  hidupmu sedang di rundung kesedihan dan begitu banyak masalah maka ingat setelah itu akan datang kebahagiaan yang menantimu. Apabila hidup tanpa masalah, maka kehidupan di dunia ini tidak akan menarik. Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melampaui batas kekuatan seseorang, tapi Tuhan lebih tau bahwa seseorang itu akan kuat menghadapi masalah itu. Dan kamu harus percaya, bahwa Tuhan telah menyiapkan  skenario kehidupan yang pantas untuk kamu jalani. Jadi kamu harus bisa bertahan sampai akhirnya kamu bisa menemukan kebahagiaan kamu sendiri."

Mendengar ucapan orang itu, Latisya seperti menemukan kekuatan baru nya,ia menjadi lebih tenang dari sebelumnya.

"Iya tante."

"Jangan panggil saya tante, saya mama kamu, saya yang melahirkan kamu." Ucapan

orang itu membuat Latisya kaget.

"Mamah?" Panggil Latisya sambil menangis.

"Iya nak,ini mamah. Mamah kangen sama kamu nak. Maafin mamah karena telah ninggalin kamu. Maafin mama yang tidak ikut mengurus kamu sampai sebesar dan secantik ini."

Grrebb

Latisya memeluk orang itu, Latisya tidak pernah merasakan pelukan mamanya karena mamanya meninggal saat ia masih kecil,dan ia sudah lupa.

"Mamah kemana aja selama ini? Kenapa mamah gak pernah nengokin aku? Tetep di sini ya ma... aku gak bisa kalo harus menghadapi dunia ini sendirian. Aku butuh mamah..."

"Mamah gak bisa lagi tinggal di sini nak, sebentar lagi mamah harus pergi lagi. Tapi tenang aja,mamah akan selalu ada di dekat kamu."

"Kenapa mamah harus pergi lagi? Aku janji bakal nurut sama mama,papa,kakek asal mamah tetep di sini sama aku mah." Ucap Latisya memohon.

"Mamah mau peluk kamu boleh?"

"Berapa lamapun mamah mau meluk aku,aku gak keberatan mah malah aku seneng."

Mereka pun berpelukan menyalurkan rindu yang selama ini mereka pendam.

Tapi tiba-tiba tubuh mama Latisya meluruh seakan terbawa angin. Latisya merasa aneh dengan tubuh mamanya. Ia yang semula memejamkam matanya kini ia membuka matanya,Latisya melihat tubuh mamanya yang akan segera menghilang.

"Mah? Mamah mau kemana...hiks... mamah gak akan ninggalin aku lagi kan? Mamah gak boleh pergi!" Ucap Latisya sambil menangis.

"Mamah harus pergi sekarang nak, tugas mamah sudah selesai. Tenang aja,mamah akan selalu ada di hati kamu. Kalau kamu kangen mamah, lihatlah ke langit lalu cari bintang yang paling terang, itulah mamah nak. Selamat tinggal."

Mama Latisya melebur bagai tertiup angin.

"Mamaaah... mamah jangan pergii!! Tunggu aku maaah... aku mau ikut sama mamaah... hiks...hiks... mamaaah..."

"Mamaaah... hiks..." Teriak Latisya sambil menangis.
Tiba-tiba Latisya terbangun sambil menangis. Ternyata tadi ketika sedang menangis,Latisya ketiduran.

"Gak mungkin ini cuma mimpi hiks mamah tadi pasti ada kan? Mamah kemanaa?" Monolog Latisya sambil menangis.

Latisya keluar kamar menuju balkon kamarnya. Ia menuruti kata mamahnya.

Latisya duduk sambil menatap bintang-bintang di langit.

"Maah... makasih mamah udah dateng, makasih mamah udah nyemangatin aku, makasih mamah udah beri aku nasihat yang begitu berharga bagi aku, Makasih mamah udah peluk aku untuk yang pertama kalinya. Makasih Tuhan,Engkau telah memberi kesempatan pada hamba dengan  mempertemukan hamba dengan ibu hamba. Aku bersyukur telah di pertemukan dengan mamah meskipun itu hanya dalam mimpi. Aku percaya semua ucapan mamah. Aku percaya akan ada pelangi yang indah setelah datangnya hujan badai dan akan ada kebahagiaan setelah datangya masalah. Aku percaya itu. Mulai detik ini, aku akan buktiin ke mamah kalo aku kuat menghadapi dunia ini. Aku gak akan menyerah mah,aku gak akan kalah sama dunia. Aku buktiin itu semua untuk mamah." Ucap Latisya.

Sekarang Latisya sudah lebih tenang dari sebelumnya. Sekarang ia telah menerima cobaan yang ia hadapi saat ini akan segera berlalu dan di gantikan dengan kebahagiaan yang utuh.

"Makasih mah. Mulai dari sekarang aku akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya, ini semua aku lakukan demi mamah. Aku akan buktikan pada mamah aku akan sukses nanti. Apapun akan aku lakukan demi bahagiain mamah. Meskipun aku harus di marahi kakek,di cueki Papa,aku tidak peduli meskipun mereka gak peduli sama aku,yang penting ada mamah di hati aku yang selalu menemani aku kemana pun. Aku hanya butuh mamah,aku tidak butuh orang lain." Ucap Latisya sambil tersenyum memandang bintang di langit malam.

Udara malam sudah cukup membuat tubuh Latisya kedinginan. Latisya pun masuk lagi ke kamar dengan perasaan yang lebih tenang dari sebelumnya. Sekarang ia bisa tidur dengan tenang.

_____________________________

Haii semuaa😚
Makin sedih aja tiap part-nya
Tetep ikutin cerita ini ya...
Ceritanya makin seru loh...
Share cerita ini ke temen-temen kalian ya...
Jangan lupa vote and follow account author ya...
    Next?
    Wait👌

hanya sebuah topeng [ON GOING]Where stories live. Discover now