Arc 3 - Berlebihan(?) -

656 60 4
                                    

Akhir-akhir ini Mira jadi lebih sibuk dari biasanya. Bukan hanya soal belajar, tapi juga di ekskulnya. Akhir bulan nanti Mira dan ekskulnya akan mengikuti lomba yang di selenggarakan oleh sekolah lain. Bisa dibilang, ini adalah lomba terakhir Mira, setelahnya ia hanya akan menjadi anggota biasa saja, bukan line up utama seperti dulu.

Chika ikut bergabung dengan ekskul modern dance pun ikut andil dalam perlombaan ini. Chika mungkin baru ikut beberapa kali latihan saja, namun bakat alami yang Chika miliki membuat pelatih ekskul tersebut terkagum. 

Waktu hampir menunjukkan pukul enam sore, hampir seluruh siswa sudah di pastikan pulang. Tapi tidak dengan Mira, Ara, dan Chika. Dalam lomba kali ini, Mira berpasangan dengan Ara. Hal ini bukan lah yang pertama, bahkan bisa dibilang sudah cukup sering mereka berpasangan seperti itu. Meskipun orang-orang menilai mereka sudah cukup bagus, namun tetap saja mereka selalu merasa kurang. Oleh karena itu keduanya memutuskan untuk menambah sesi latihan. Sementara Chika, dibanding berlatih ia lebih memilih untuk berlama-lama melihat si kakak kelas.

"Kapan lagi coba bisa liatin Ka Mira sebebas ini," batin Chika.

Tak lama, terdengar suara pintu ruangan terbuka. Mira dan Ara tak mendengar karena terlalu fokus dengan latihannya, sementara Chika langsung menoleh ke sumber suara. Muncul lah seorang gadis dengan rambut sebahu, menggunakan jersey basket berwarna ungu serta handuk putih yang melingkar di lehernya.

Gadis itu berjalan ke arah Chika, lalu tersenyum ketika mata keduanya bertatapan. Chika pun membalas senyumnya. Chika sendiri menilai gadis itu cukup manis.

"Vi bentar ya!" teriakan Mira membuat keduanya langsung menoleh ke arahnya.

"Iyaa!" balas Vivi tak kalah keras.

Lalu kembali berjalan dan kemudian duduk di lantai percis di sebelah Chika.

"Anak baru?" tanya Vivi pada Chika.

"Eh, murid pertukaran kak," jawab Chika yang direspon Vivi hanya dengan sebuah anggukan paham.

"Vivi," ucapnya sambil menyodorkan tangannya.

"Chika kak," balasnya sambil tersenyum.

"Anak baru?"

"Pertukaran pelajar, kak." Vivi pun hanya ber-o-ria.

Vivi adalah pribadi yang supel oleh karena itu Vivi bisa dengan mudah akrab dengan Chika yang baru dikenalnya. Vivi pun senang bisa mengobrol dengan Chika, pasalnya Chika selalu tertawa ketika mendengar jokes yang Vivi lemparkan. Sangat berbeda dengan Mira, Mira biasanya akan kesal mendengar jokes Vivi yang mirip dengan jokes bapak-bapak walau pada akhirnya ia akan tertawa juga.

Dari sudut lain, Mira melihat keakraban Vivi dan Chika dengan perasaan tak suka. Entah kenapa, hatinya merasa panas. Bukan, bukan karena cemburu pada Vivi. Tapi cemburunya itu lebih mengarah ke Chika. Ia iri kenapa Vivi bisa sedekat itu dengannya, padahal baru saja keduanya bertemu hari ini.

Vivi dan Chika yang sudah selesai tertawa itu kembali mengarahkan pandang pada Mira dan Ara yang masih berlatih. Ada satu gerakan dimana Ara memeluk Mira dengan erat dari belakang dan wajah Ara ditenggelamkan pada ceruk Mira. Pemandangan itu sukses membuat Vivi merasa risih.

"Itu gerakannya emang gitu ya?" tanya Vivi 

"Yang mana kak?"

"Itu yang meluk dari belakang tadi,"

"Oh, iya kak. Emang gitu pas dicontohin,"

Vivi hanya tersenyum terpaksa. Ia tahu bahwa Mira dan Ara memang sangat dekat. Bahkan Mira juga sering meng-upload kegiatannya bersama Ara di akun medsosnya. Biasanya Vivi tak masalah, hanya saja melihatnya secara langsung terasa agak berbeda. Di ruangan yang ber-AC ini hatinya menjadi panas.

TortuousWhere stories live. Discover now