"Cepetan, gue mau rapat."

"Gue bingung."

"Kenapa?"

"Lo kenapa? Gue salah apa?"

"Lo gak salah."

"Terus kenapa lo diemin gue?"

Doyoung terlihat menghela napasnya sambil menundukkan kepala, sedetik berikutnya ia memilih untuk menatap mata Alea dengan lekat.

"Jujur gue gak suka pas lo maksa gue buat ngelakuin hal yang sama sekali gue gak suka. Gue gak mau ketemu Ayah, sampe kapanpun. Terserah lo mau anggap gue jahat, anak durhaka, atau apalah gue gak peduli. Lo gak pernah ngerasain kan Le? Yang namanya berdiri diantara keluarga lo yang kepecah belah? Ayah selingkuh, Ibu sibuk sama kerjaannya, dan satu-satunya sahabat yang jadi harapan gue saat itu, malah ngejauh dari gue demi bisa deket sama laki-laki brengsek."

Tanpa disadari, air mata Alea jatuh begitu saja.

"Maaf." lirih Alea, sambil menundukkan kepalanya.

Doyoung tersenyum tipis, "Gak usah nangis. Gue cuma mau lo ngerti perasaan gue."

Alea mengangguk lemah, sambil menyeka air matanya.

"Jangan diemin gue lagi ya?"

"Kenapa emang? Lo kangen sama gue?"

"Iya."

Doyoung tertawa pelan, jujur saja dia tidak sanggup berlama-lama mendiamkan Alea seperti itu.

"Doy."

"Hm?"

"Gue mau bilang sesuatu."

"Apa?"

"Gue cemburu lo deket-deket sama Qila."

Doyoung tertawa gemas saat mendengar ucapan Alea barusan, "Iya tau."

"Keliatan banget ya?"

"Iya, mata lo gak pernah bisa bohong."

"Boleh peluk gak?"

"Boleh, cium juga boleh."

Alea terkekeh pelan, sebelum akhirnya ia mendekap Doyoung dengan sangat erat. Bahkan, perlahan-lahan ia mulai terisak, saat kepalanya memutar kembali ucapan Doyoung tadi. Ia merasa seperti orang jahat, membiarkan Doyoung berada dalam kesulitan seorang diri, dan dengan tidak tahu dirinya Alea malah menjauh dari Doyoung hanya karena laki-laki itu memiliki sifat yang sangat menyebalkan. Bodoh sekali bukan?

"Udah ah jangan nangis."

Alea menyeka air matanya lagi, untuk kesekian kalinya.

"Sejak kapan lo sedeket itu sama Qila?"

"Gue jujur gak apa-apa?"

"Gak apa-apa, lebih baik jujur walaupun sakit kan?"

Doyoung tersenyum, sambil mengusap pelan surai panjang Alea.

"Dua hari emang waktu yang cepet buat gue sama Qila."

"Maksud lo?"

"Jangan ngomong, atau bertindak apapun sampe gue selesai ngomong, ya?"

Alea mengangguk, lalu kembali fokus mendengarkan cerita Doyoung, agar ia tidak salah kaprah.

"Pas pulang nganter lo malam itu, gue gak sengaja ketemu Qila dipinggir jalan. Dia lagi diganggu sama tiga cowok gak jelas. Gue gak tega liat dia nangis karena tiga cowok itu udah mulai macem-macem sama dia, jadinya gue tolongin dia buat lari dari sana. Tujuan awal gue emang sehabis tolongin dia itu langsung pulang, tapi entah setan dari mana gue malah ajak Qila pergi ke Cafe. Kita ngobrol banyak disana, bukan cuma Qila aja yang ceritain semua tentang hidup dia ke gue, tapi gue juga. Qila cerita semuanya ke gue, gimana dia jadi korban bullying disekolah lamanya, orang tuanya yang sibuk kerja, dan menurut gue masalah dia gak jauh beda sama masalah gue. Jadi, gue mutusin buat cerita semua tentang gue ke dia. Secara, gue ngerasa percuma kalo cerita sama lo yang bahkan keluarga lo sendiri aja harmonis banget. Jauh beda sama keluarga gue. Bukan gue gak percaya sama lo, Le. Tapi, gue cuma ngerasa itu bakal jadi cuma-cuma, dan akan selalu berakhir dengan lo minta gue buat ngelurusin semua masalah itu sama Ayah gue. Selama gue cerita sama Qila, gue ngerasa nyaman banget karena dia dengerin cerita gue dengan baik. Gue tau itu salah, secara gue masih sama lo. Maaf. Gue juga bingung, gue gak tau harus gimana. Gue tau Qila udah jahat sama lo, tapi jujur gue gak bisa pungkiri lagi kalo gue nyaman sama Qila."

Alea terdiam, dia tidak percaya dengan apa yang Doyoung ucapkan barusan.

"Lo... lo suka sama Qila?"

"Gue gak tau."

"Bego."

"Iya gue tau."

"Kenapa lo malah bikin gue makin bingung sih Doy!?"

"Maaf."

Alea mendongakkan kepalanya guna menahan air matanya yang ingin turun dengan deras, sesekali ia juga mencoba mengatur napasnya yang mulai terasa sesak.

"Sekarang gini, lo pilih gue atau Qila? Gue gak mau hubungan kita tetep jalan, sedangkan perasaan lo sendiri aja masih gak jelas."

"Gue gak tau Alea."

"Kalo lo bingung, gue bisa ambil keputusan kok. Karena disini gue juga berhak buat nentuin gimana hubungan kita kedepannya."

"Le—"

"Gue mau, kita putus." ucap Alea dengan cepat, tanpa berpikir dua kali.

"Le, plis. Jangan bertindak bodoh kaya gini!"

"Kalo lo aja bisa bertindak bodoh, kenapa gue nggak?"

Doyoung terdiam.

"Diem kan lo? Jujur gue kecewa banget sama lo Doy. Dua hari gue mikirin lo, dan dengan bego nya gue gak tau kalo pacar gue yang selama dua hari itu gue pikirin malah asik sama cewek lain, bahkan dia sendiri tau kalo cewek itu pernah hampir bikin pacarnya mati! Gila lo, gak habis pikir gue tenyata lo bisa sebego itu."

Alea sudah tidak bisa menahan tangisnya, Ryujin dan Yeji pun diam-diam memperhatikan dua manusia itu dari jauh. Sebenarnya Ryujin sudah sangat emosi, dan sangat ingin memukul wajah Doyoung sekeras-kerasnya. Hanya saja Yeji terus menahannya, agar ia tidak bertindak seperti itu disekolah. Bisa-bisa masalahnya akan semakin rumit, jika Ryujin berhasil membuat tanda biru diwajah Doyoung.

"Le, maaf."

"Lo gak salah, gue yang salah. Salah milih lo, salah percaya sama lo, salah anggap lo sebagai tempat paling nyaman setelah keluarga dan sahabat-sahabat gue."

Doyoung masih diam, dia tidak mampu mengucapkan apa-apa saat ini.

"Gue ke kelas dulu ya, mau liat tugas sama Yeji." pamit Alea, sebelum akhirnya ia beranjak dari tempatnya.

Belum sempat melangkahkan kaki, Doyoung sudah menarik lengan gadis itu dan langsung membawanya kedalam dekapan.

"Jangan kaya gini, Doy. Lo sengaja mau bikin gue jadi kesiksa karena susah ngelupain lo ya?"

"Plis, tunggu gu—"

"Percuma gue nunggu lo, kalo hasilnya lo malah milih Qila." ujar Alea, sambil mendorong tubuh Doyoung secara kasar untuk menjauh darinya.

"Alea—"

"Ternyata lo sama aja kaya Gafin, cuma beda cara nyakitinnya aja." kekeh Alea, kemudian langsung beranjak dari sana. Meninggalkan Doyoung yang masih diam ditempatnya.












 Meninggalkan Doyoung yang masih diam ditempatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maap ya kalo ini agak membagongkan🙂

Terimakasih udah baca><

ALEA || KIM DOYOUNGWhere stories live. Discover now