2. BASGARDA vs HEXALION

15 3 0
                                    

Basgarda, sebuah geng yang terkenal dengan kejeniusan anggotanya dalam menaklukan lawan. Basgarda bukan hanya sekedar geng, solidaritas yang sangat kuat juga terjalin di sini. Berisikan kurang lebih seratus anggota dan empat pengurusnya. Basgarda, geng yang diketuai oleh Galen Airlangga ini sangat disegani oleh hampir semua orang. Bukan hanya menampilkan popularitas, Basgarda juga disebut-sebut sebagai perkumpulan anak yang memiliki jiwa berkorban yang sangat besar. Selalu membantu rakyat kecil dan juga suatu wilayah yang terkena bencana.

Sebagai ketua, Galen memiliki tanggung jawab yang lumayan besar di sini. Untung saja ia dibantu dengan kehadiran Pandu yang menjabat sebagai wakilnya. Galen memilih Pandu sebagai wakil karena sifat lelaki itu yang paling bijak diantara teman-temannya yang lain.

Malam ini di sebuah tempat, lebih tepatnya di dalam markas Basgarda terdapat beberapa remaja yang tengah mendiskusikan hal yang serius. Terlihat jelas jika Galen tengah menahan emosinya, di sebelah Galen terdapat Pandu yang masih duduk dengan tenang. Lelaki itu nampak menikmati kepulan asap rokok yang keluar dari mulut juga hidungnya.

"Sekarang apa yang mau lo rencanain, Gal?" tanya Arman sembari menyalakan rokoknya.

Pertanyaan Arman membuat Galen menoleh ke arah Pandu. Menyadari Galen yang tengah menatapnya membuat Pandu lantas mematikan rokoknya dan menatap Arman dengan smirk nya "Gue udah tantang Barga balapan malam ini," ucap lelaki itu santai.

"Jam berapa?" tanya Galen.

"Jam sepuluh, di tempat biasa. Kalau kaki lo masih sakit lo gak usah ikut, Gal. Ntar malah jadi beban," jawabnya diakhiri kekehan.

"Sialan!"

Abay tertawa kencang mendengar penuturan Pandu, sepertinya mood lelaki itu sedang bagus. Tak heran jika Pandu membuat Galen kesal.

"Gue ikut," ucap Arman dan Abay secara bersamaan.

Arman menatap Abay dengan serius, "Lo gak usah ikut, beresin markas. Yang ke sana cuma gue, sama Pandu."

"Sinting lo, Man. Lo kira gue apaan? Pembantu?" ujar Abay terkesan sewot.

Berbeda dengan Galen yang nampak tak setuju dengan perintah Arman. mengingat Barga yang  tidak akan mungkin membawa sedikit anak buahnya apalagi lelaki itu yang terkenal dengan kelicikannya. Galen hanya takut jika ketiga sahabatnya pergi sendirian hal itu akan membuat kericuhan. Galen lantas berdiri dengan menyisir rambutnya ke belakang ia mengedarkan pandangan ke sekitar, kira-kira terdapat lima puluh anak di sini. "Semua bakal ikut nemenin Pandu balapan!" Perintah Galen dengan suara lantangnya.

Jika sang ketua sudah memerintahkan, maka tidak ada yang berani menentang sekalipun itu Arman.

****

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Kini mereka semua sudah berada di sebuah arena balapan. Suasana malam hari yang sangat ramai, membuat Galen sedikit mendengus. Mata elangnya mengedar ke arah sekitar, kedua mata lelaki itu sedikit menyipit lantaran terlihat sesosok perempuan yang masih mengenakan setelan seragam sekolah, perempuan itu terlihat berjalan dengan menunduk. Dengan santainya Galen berjalan menghampiri perempuan itu, menghiraukan teriakan Abay yang terus memanggil namanya.

Galen menepuk pundak gadis itu membuat sang empu menatap seseorang di hadapannya dengan pandangan terkejut. Tidak, tidak hanya perempuan itu, tetapi Galen juga sama-sama terkejutnya. "Galen," panggil Aurel pelan, gadis itu refleks memeluk tubuh tegap Galen sembari menangis dalam pelukannya.

Galen melepas paksa pelukan Aurel dan tidak mempedulikan gadis itu yang tengah menangis. "Lo ngapain?" tanya Galen dengan raut datar, ia sedikit menyesal lantaran perempuan itu adalah Aurel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 14, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GARELWhere stories live. Discover now