Empatpuluh lima

96.2K 12.7K 4.6K
                                    

Semua butuh waktu, menghargai sebuah proses adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan.

[••••]

H A P P Y   R E A D I N G ❤

***

Hembusan angin tak ayal membuat rambut hitam Keano beterbangan mengenai wajahnya. Lelaki itu memejamkan matanya merasakan hawa sejuk pagi ini, di tambah tetesan air hujan dari pohon di atasnya

Hatinya sedikit lega, beban pikiran yang selama ini dipendamnya kini sudah terbongkar. Ketakutannya yang sering menghantui benar benar terjadi. Namun mungkin setelah ini akan ada yang berubah setelahnya

"Mandi lo sana, badan udah lengket banget juga"

Suara dari belakang membuat Keano menolehkan kepalanya, lelaki itu memutar matanya malas. Sedangkan orang yang tadi berbicara kini berdiri di depannya sambil mengisap benda persegi panjang berukuran kecil yang mengeluarkan asap

"Masalah tuh di selesaikan, bukan di pikirin. Eh, btw udah lama lo ga ngerokok ya!" tanyanya berbalik menghadap Keano

"Hmm"

"Gue cuma nanya doang si" kekehnya

"Mau nyobain gak? Mulut lo asem kan" tawarnya menyerahkan bungkusan rokok itu

Keano memalingkan wajahnya lalu menggeleng, mulut asem ya makan permen bukan rokok. Kalau dulu waktu dirinya masih Sma si iya, sekarang ga akan lagi ia menghisap benda panjang itu

"Ngapain lo disini?"

Orang itu menyimpan bungkusan rokoknya di saku celana, "Tadi gue nabrak tukang sayur, abangnya lecet dikit yaudah gue bawa ke rumah sakit ini" balasnya

"Oh"

Keduanya terdiam, hening

"Lah ko jadi kaku gini si No? Kita kan sohib, anjer lah. Kalo ada si Wisnu baru rame nih" celetuknya

"Gue gerah nih" ucap Keano mengibaskan bajunya

"Ya mandi lah, mao gue mandiin hmm?" 

Tak lama ia tertawa melihat muka datar Keano, "Masuk lo sono, anak lo udah siuman kayanya"

Keano meninggalkan orang itu yang congo. Dan tanpa sadar ia tersenyum bangga

"Babang Angga emang pinter, calon suami keduanya neng Alya, madunya si Rendi" guman Angga tersenyum

Pletak

"Aduh!"

"Jadi madu gue, otong lo gue lindes!" sinis seseorang yang baru muncul dari semak semak

••••

Kenzo menarik tangan Bi Lily yang kesusahan menenteng paper bag di kedua tangannya membuat wanita paru baya itu sesekali berdecak kesal

"Ayo Bi tepetan!"

"Jangan lari ini rumah sakit bukan taman" ucap Bi Lily

Young Parents [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang