Teman baru

84 19 28
                                    



Naran dan Jeje berjalan bersama menyusuri koridor sekolah yang ramai dengan siswa lain yang slaing bergurau.

Naran tidak sengaja bertemu Jeje saat memasuki gerbang tadi dan berakhir bersama berjalan menuju kelas sepuluh TRK satu yang berada di ruangan paling pojok dekat dengan gudang.

"Je, kemarin Haruto nganter lo sampai rumah kan?" tanya Naran memecah keheningan diantara keduanya.

Jeje mengangguk. "Dia juga bawa gue ke rumah sakit." balas Jeje.

"Bagus deh, terus keadaan lo gimana? Udah baikan?" tanya Naran.

Jeje kembali mengangguk. "Kalau keadaan lo gimana Ran? Kemarin lo pucet banget."

"Lo liat kan gue masih bisa berangkat sekolah berarti gue baik-baik aja."

"Lo tau nggak? Ke__"

"Nggak tau karena lo belum ngomong." sela Naran.

Jeje berdecak kesal. "Makanya jangan lo sela Ran."

Naran terkekeh melihat raut kesal yang terpampang jelas diwajah Jeje. Sekarang keduanya tidak secanggung seperti waktu pertama kali mereka bertemu. Bahkan Naran sudah merasa berteman lama dengan Jeje karena sifat laki-laki itu ternyata mengasikan dan tidak sedingin yang ia kira.

"Kemarin gue ngalahin sepuluh siswa dong Ran, hebat kan gue." ujar Jeje dengan dana sombong.

Naran mencibir pelan lalu membalas ucapan Jeje. "Haruto yang jadi juara aja nggak sombong, lo yang baru ngalahin sepuluh siswa sombongnya minta ampun." ujarnya.

"Ye, nggak usah mbandingin gue sama Haruto dong sakit nih hati." ujar Jeje mendramatisir. Naran yang melihat itu langsung terkekeh karena kelakuan Jeje yang terlalu lebay.

"Iya,iya tapi masih mendingan lo Je bisa ngalahin sepuluh siswa lah gue, mukul satu siswa aja belum udah tumbang."

"Tapi gue bersyukur sih masih bisa dikasih kehidupan lagi. Gue pikir bakal meninggal." lanjut Naran.

"Banyak banyak bersyukur lo Ran, Tuhan masih kasih lo kehidupan." ujar Jeje sambil menepuk bahu Naran beberapa kali.

Mereka lalu memasuki kelas sepuluh TKR satu yang ternyata sudah ramai dengan siswa-siswa lain didalamnya.

Naran sudah tidak kaget lagi dengan kondisi ruangan kelas yang tidak pantas disebut kelas lagi, lebih pantas disebut gudang angker mungkin.

Naran memilih bangku dibelakang Jeje sedangkan Jeje sendiri memilih bangku ditengah paling depan. Naran perkirakan akan ada sekitar 30 siswa yang menghuni kelas ini.

"Ran, liat tuh anak paling belakang pojok kanan. Dari masuk kekelas gue perhatiin dia diam aja kaya prasasti kelas." ujar Jeje sambil menghadapa belakang kearah Naran. Naran mengikuti arah pandangan Jeje. Disana ada siswa berambut pirang yang sedang menunduk menghiraukan suasana kelas yang ricuh.

Naran kembali menatap kearah Jeje. "Nggak ada temen mungkin. Kalau aja gue nggak kenal lo Je pasti udah kaya dia duduk diam seolah terasingkan." ucap Naran.

"Vibesnya kaya rindaman di film crowzero." celetuk Jeje.

"Ajak kenalan yuk," ajak Naran. Jeje langsung menggeleng. "Lo aja dari sini gue udah merasakan aura yang me___"

"Lebay." sela Naran membuat Jeje memberengut kesal. Naran beranjak dari bangkunya dan berjalan mendekat kearah siswa itu, sedangkan Jeje tidak ikut ia hanya mengawasi saja dari bangkunya.

Naran sudah sampai didepan pemuda itu namun pemuda itu tidak bereaksi dan tetap diposisinya seolah tidak ada Naran.

Perasaan canggung tiba-tiba menyelimuti Naran. Ia jadi bingung bagaimana cara mengenalkan dirinya.

_ANKARA_ ||On Going|| X Treasure (Hiatus)Where stories live. Discover now