[2] Recomendation

20 1 0
                                    

Pagi hari di Seoul. Di bawah sana kehidupan sudah dimulai. Klakson-klakson beberapa kali berbunyi, pertanda jalanan mulai padat. Mentari memang sudah dari 2 jam lalu bersinar. Sarah mematut diri di depan cermin. Setelan blus chiffon lengan panjang berwarna biru langit dengan detail pita cantik di leher, rok span slim fit warna abu-abu, sepatu stiletto sling, rambut hitam panjang ikalnya ia biarkan tergerai rapi, jadi tampilan yang dipilih Sarah pagi ini. "Cantik" kata Sarah dalam hati. Ia lirik jam beraksen mewah di pergelangan tangan kirinya. "Oh, sudah jam 8, aku harus berangkat sekarang. " Segera Sarah raih long coat dan tas kerjanya. Bergegas keluar apart dan menelepon taxi. Tak lama kemudian, taxi yang dimaksud datang dan mengantarnya ke kantor, membelah jalanan padat pagi hari kota Seoul.

**

"Annyeonghaseoo, selamat pagi. Perkenalkan, namaku Sarah Madeira, dari Indonesia," sapa Sarah ramah kepada teman-teman satu divisinya.

Sarah baru saja menyelesaikan orientasinya bersama Deputi di Kantor Kedutaan. Ia diperkenalkan kepada teman-teman satu kantornya. Kebanyakan orang-orang Korea asli, meskipun beberapa ada orang-orang dari berbagai belahan dunia. Lantas, bagaimana cara Sarah berkomunikasi? Tidak masalah, karena selain menguasai bahasa Indonesia, Sarah juga menguasai bahasa Inggris dan Korea tentu saja. Semua itu didapatkannya saat ia menempuh pendidikan S-1 dan S-2 di Inggris. Bahasa Korea adalah bahasa pilihan yang dia tempuh di studinya.

"Anyyeonghaseo. Selamat pagi juga, Nona. Perkenalkan, namaku Park Shinhee. Semoga kita bisa berteman baik, " sapa salah seorang staf di divisi itu sambil mengedipkan mata. Perawakannya tidak terlalu tinggi, khas orang Asia. Kulitnya putih. Rambutnya tersisir rapi. Sebuah kacamata minimalis bertengger manis di hidung mancungnya. Setelan kemeja merah maroonnya begitu rapi. Dengan penuh hormat, ia menyapa Sarah dengan ramah. Dialah Park Shinhee, laki-laki yang menjadi wakil pemimpin di divisi penerjemah ini.

"Ahh, yaa. Salam kenal," jawab Sarah sedikit membungkukkan badannya, menjawab sapaan dari Shinhee.

"Anyyeonghaseo, Sarah. Aku Hyun Jae Minh, pemimpin divisi ini. Senang bertemu denganmu. Apabila kau butuh bantuan, bilang saja padaku, aku pasti bersedia membantumu," kata Jae Minh sambil tersenyum manis. Benar-benar senyum yang manis. Sarah sempat terpaku melihat sosok Jae Minh. Tubuhnya tinggi kekar, lebih tinggi dari Shinhee. Wajahnya begitu rupawan. Tampilannya seperti pria matang yang berkharisma dan juga dewasa. Setelan jas dan kemeja hitam dengan dasi abu-abunya menambah kharismanya sebagai pemimpin di divisi penerjemah. Manik hitamnya tersorot tajam ke Sarah, tapi sungguh Sarah tidak merasa takut ataupun gugup, justru ia bisa merasakan keramahan disana. Berbeda dengan Shinhee yang menunduk hormat, Jae Minh justru mengulurkan tangannya saat berkenalan dengan Sarah. Ketika Sarah tersenyum menerima uluran tangan itu, ia merasa ada yang sedikit berdesir di dadanya. Entah karena apa.

"Huu, dasar laki-laki! Jangan percaya buaya-buaya ini Sarah. Mereka bertingkah manis sekarang, tapi akan merepotkanmu besok. Hahaha," ucapnya tertawa karena dipelototi Shinhee dan Jae Minh. "Perkenalkan aku Shin Mei Ya. Senang sekali akhirnya aku mendapat teman perempuan di divisi ini. Aahh, aku hampir gila selama ini bersama mereka berdua, " kata Mei Ya berlagak terharu dan berkaca-kaca. Gadis yang tingginya setara dengan Sarah dan juga berkulit putih itu tersenyum lebar memamerkan deretan gigi-giginya. Gaya bicaranya memang cablak, mengingatkan Sarah pada seorang sahabatnya di Inggris dulu.

"Cih, " dengus Shinhee kesal.

"Aah, nee, nee. Senang berkenalan dengan kalian juga. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik," balas Sarah tak kalah manisnya.

Sepanjang hari itu, orientasi Sarah dilakukan secara intens di divisi mereka, yang memang hanya berempat. Sarah sangat terkesan dengan perlakuan teman-teman barunya yang begitu hangat. Shinhee yang terkesan serius tetapi imut, Mei Ya yang ceplas ceplos, dan Jae Minh yang berwibawa, yang dewasa menghadapi Shinhee dan Mei Ya yang selalu ribut. Bekerja hari itu menjadi serasa sedang bermain-main saja. Sarah menjadi semakin semangat untuk bekerja dengan giat.

HEARTBEATWhere stories live. Discover now