19_COME BACK HOME

476 96 0
                                    

Jungkook tidak masuk ke dalam rumahnya begitu kembali dari kantor J&J Labels. Melainkan langsung menuju ke rumah keluarga Park yang kini nampak sepi. Berkali-kali dirinya memanggil nama Chaeyoung, tetapi gadis itu tidak juga menjawab. Putus asa dengan keadaan, pemuda itu langsung menaiki tangga. Menuju ke kamar tidur Chaeyoung di lantai dua.

"Ya! Park Chaeyoung!" sentak Jungkook seraya membuka pintu kamar gadis itu tanpa permisi. Ia menemukan orang yang dicarinya sedang menatapnya dengan kedua mata terbelalak.

Napas Jungkook memburu. "Kau menemui Noh-sajang? Kenapa kau ke sana, hah? Kenapa kau selalu melakukan semuanya semaumu. Chanyeol-hyung menemuiku dan sudah mengatakan semuanya. Apa yang orang itu mau?!" cerocosnya seraya berkacak pinggang.

Bukannya menjawab pertanyaan Jungkook, gadis itu memilih kembali berbalik. Dengan tangan gemetar ia menutup siaran langsung instagramnya yang sudah berlangsung sekitar 10 menit lalu. Kali ini, bukan hanya Chaeyoung yang terbelalak, pemuda di belakangnya juga melakukan hal serupa.

Chaeyoung memegangi jantungnya yang berdegup kencang. Ia memang tidak membaca seluruh komentar yang masuk ke kolom siaran langsungnya. Namun dirinya paham bahwa seluruh akun yang mengikuti siaran langsung tadi sudah tahu semuanya. Bahwa, seorang Jeon Jungkook yang dahulu pernah memiliki 'hubungan' dengannya menerobos masuk ke dalam kamarnya.

Jungkook terduduk di pinggir tempat tidur gadis itu. Setengah dari dirinya masih menyisakan tanda tanya mengenai kepergian Chaeyoung ke Wings Agency, dan setengahnya lagi tengah memikirkan kebodohannya. Ia meremas kepalanya geram. Tentu saja geram dengan diri sendiri.

"Chaeng-ah ... kenapa kau tidak bilang sedang melakukan live?" tanya Jungkook lemah. Ia kini memilih membaringkan tubuh.

"Kau yang seenaknya menerobos ke kamarku!" teriak Chaeyoung.

Seolah lupa dengan tujuan utamanya, Jungkook masih saja berbaring. Berusaha untuk memikirkan jalan keluar atas kebodohannya tadi. Ia membanting ponselnya begitu saja begitu beberapa panggilan masuk terdengar. Luput menyaksikan bagaimana menyeramkannya wajah Chaeyoung yang tengah berkutat dengan benda pipih itu juga.

Jungkook bangkit dengan cepat. "Mana ponselmu!"

Urung menunggu respon dari gadis di depannya, ia segera mengambil ponsel Chaeyoung. Tak seperti biasa, Chaeyoung hanya terdiam dengan mulut melongo. Seolah jiwanya sedang berada di tempat antah-berantah. Sementara Jungkook menelusuri satu per satu komentar yang muncul di kolom komentar unggahan terakhir Chaeyoung.

Heol, itu Jeon Jungkook?!

Apa mereka kembali bersama?

Tidak mungkin. Mereka bermusuhan.

Jungkook-oppa mana mungkin mau dengan perempuan itu!

Jungkook-oppa menjauhlah dari virus itu!

Hanya aku saja, atau kalian juga tersadar kalau itu adalah kamar Chaeyoung-unnie?

Apakah mereka berdua tinggal serumah?

Tunggu sebentar, siapa Noh-sajang?

Ada apa dengan Noh-sajang? Bukannya dia pemilik Wing Agency?

Tidak mungkin pria itu terlibat.

Chaeyoung-unnie, tidak apa-apa, kami mencintaimu.

Seriuosly, aku tidak peduli kalian berkencan atau tidak. Tapi, tolong jangan membuat skandal baru lagi. Menjijikkan!

Jungkook berhenti begitu mendengar isak tangis Chaeyoung. Ia mematikan ponsel tersebut, berikut seperangkat komputer yang masih menyala. Akan lebih baik bagi mereka untuk tidak langsung melihat pemberitaan yang pasti akan muncul sebentar lagi.

"Maafkan aku," ucap Jungkook tulus. Ia berlutut di depan Chaeyoung yang masih saja terisak.

Chaeyoung merasakan jemari pemuda itu menghapus air matanya. Ia memperhatikan wajah Jungkook yang juga nampak tidak baik-baik saja sekarang. Wajah yang beberapa bulan lalu tidak pernah diharapkannya untuk muncul kembali. Kali ini, Chaeyoung dapat melihatnya dengan jelas.

Tangan Jungkook masih berada di pipi Chaeyoung. Pemuda itu tersenyum. Berusaha menenangkan. "Sekarang aku yang akan melindungimu."

Anggap ini sebagai pembayaran utangku kepadamu. Ucap Jungkook dalam hati. Pemuda itu masih menunduk. Ia bisa melihat kuku kaki Chaeyoung yang sepertinya baru selesai digunting. Diam-diam ia tersenyum, gadis ini tidak pernah membiarkan kuku-kukunya tumbuh panjang.

Mengingat masa kebiasaan Chaeyoung, sedikit banyak membawanya kepada ingatan masa lalu. Ketika dengan ekspresi ceria, keduanya akan tampil mesra di beberapa kesempatan. Jeon Jungkook dan trainee Wings Agency yang terkena skandal kencan di tahun pertama debut Jungkook. Keduanya menjadi bahan perbincangan hangat dan menerima banyak respon. Tentu saja ada yang mendukung dan ada yang tidak. Persentase terakhir lah yang terbanyak.

Masing-masing dari mereka mendapat antis dan juga penggemar dadakan. Jungkook mendapat kebencian karena dianggap tidak serius dalam berkarier dan menjaga image-nya sebagai solois pendatang baru. Sementara Chaeyoung mendapat tuduhan hanya mendompleng kesuksesan Jungkook saja. Terlebih ketika 'hubungan' tersebut hanya bertahan kurang dari 2 bulan lamanya.

Di bulan kedua mereka menjadi 'kekasih', Chaeyoung yang terlebih dahulu memutuskan kontrak. Dibantu oleh Park Haejin yang seorang pengacara kondang dan pemilik firma hukum besar di Korea, ia membayar denda. Selepas itu, Chaeyoung seperti hilang ditelan bumi. Sedangkan Jungkook harus bertahan sampai akhir tahun sebelum 'diselamatkan' oleh Jin. Seniornya di universitas yang juga sedang merintis label rekaman baru.

"Chaeyoung-ah," panggil Jungkook. Kali ini dengan suara yang lebih lembut. Bibirnya juga melengkung. Jemarinya kembali bergerak, menghapus sisa-sisa air mata di kedua pipi gadis itu. "Apa kau ingat apa yang kuucapkan sebelum kita berpisah?"

Jungkook kembali tersenyum selepas melihat gadis di depannya ini hanya mengangguk. "Aku ingin menariknya kembali."

"Apa maksudmu?"

Untuk beberapa saat, tidak ada satu pun yang bersuara. Sampai kemudian, setelah berhasil menguasai gugupnya, Jungkook kembali berucap. "Aku tidak ingin berpisah denganmu, bisakah?"

"Kenapa?" tanya Chaeyoung terdengar serupa berbisik.

"Aku ingin melihatmu setiap hari."

Keduanya terdiam dalam bahasa bisu yang terlampau mudah untuk dipahami. Mata keduanya sama-sama kompak memandang ke satu titik. Bayang Chaeyoung ada dalam pantulan mata Jungkook, begitupun sebaliknya. Kedua mata yang bertemu seperti mampu menghentikan waktu barang sejenak.

Masih dalam posisi berlutut, Jungkook kini menegakkan tubuh. Dengan lembut, tangannya meraih wajah Chaeyoung sekali lagi. Ia merasakan sengatan listrik aneh yang menjalar ke seluruh tubuh. Membuat ribuan kupu-kupu seperti berusaha saling meloloskan diri dari perutnya.

Chaeyoung lupa alasan untuk menjauhkan tangan Jungkook. Ia seolah tersihir dengan sepasang mata yang tengah menatapnya lekat. Sensasi aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya seperti perintah untuk tidak berhenti berpaling. Hingga tanpa sadar, dirinya masuk dalam perangkap yang juga mengikat Jungkook ketika itu. Perangkap paling aneh yang pernah diperkenalkan semesta, cinta.

Tidak ada yang pernah tersadar siapa yang memasang jerat atau siapa yang terperangkap. Nyatanya dua orang itu sama-sama terjebak di satu titik. Terbius oleh satu hal yang masih mengacaukan akal sehat. Terlebih ketika suara tak lebih dari sekadar hal semu di sini. Tepat ketika masing-masing dari mereka bertemu. Pertemuan yang diwarnai dengan sepasang jantung yang berdegup seirama, dua pasang mata yang kini menutup rapat, dan dua buah bibir yang membisu tetapi mampu menyampaikan banyak hal.

Chaeyoung menolak untuk menerima alasan mengapa kini dirinya berada di pangkuan Jungkook. Kedua tangannya yang mengalung erat di leher pemuda itu. Atau bagaimana 'aroma Jungkook' berhasil membuatnya jatuh untuk ke sekian kalinya di tempat yang sama.

Begitupun dengan Jungkook, pemuda itu tidak ingin mengingat mengapa lengan kokohnya bergerak. Menggapai tubuh Chaeyoung hingga membuat mereka semakin tak terpisahkan. Atau bagaimana aroma vanila dari sela-sela rambut gadis itu menguar. Aroma yang sudah sekian lama ia rindukan untuk kembali hadir.

Seperti pulang ke rumah lama selepas sekian lama pergi.

- To Be Continued -

[END] THE GUY NEXT DOORWhere stories live. Discover now