14_AND THE THINGS HAPPEN

476 103 2
                                    

Hari ini pengambilan video musik Euphoria mulai dilakukan. Jungkook dan semua tim yang bertugas sudah berada di lokasi yang mengambil latar di sebuah pantai. Pemuda itu masih menatap lautan di depannya seraya menunggu aba-aba.

"Jeon Jungkook-ssi?"

Ia mengembuskan napas panjang setelah melihat wajah Reporter Byun berada tepat di depannya. Jungkook berusaha untuk tetap bersikap tenang, meskipun senyum mengintimidasi pria tua itu kembali nampak. Kepalanya menoleh ke sekeliling, diam-diam bersyukur karena tempatnya berdiri cukup jauh dari kerumunan tim.

"Kenapa?" Jungkook tersenyum miring. "Ingin menawari skandal denganku lagi?"

Reporter Byun terkekeh singkat. Ia ikut berdiri di samping Jungkook, memandangi lautan. "Tentu saja tidak, Jeon Jungkook-ssi."

Angin laut yang seharusnya membawa ketenangan, dirusak oleh kedatangan Reporter Byun. Pria itu lebih mirip sebagai penguntit, alih-alih posisinya sebagai wartawan di sebuah majalah daring. Media yang paling gencar memberitakan skandal selebriti di Korea.

Tangan Reporter Byun terjulur. Ia memberikan sebuah potret kepada Jungkook. "Hanya ingin menunjukkan sesuatu yang menarik kepadamu."

Pemuda itu meremas benda yang baru saja diberikan oleh Reporter Byun. Ia menoleh ke arah pria dengan uban yang hampir merata itu. Melirik bengis. "Apa yang kau inginkan," desisnya geram.

Belum sempat Reporter Byun menjawab, pria itu diinterupsi oleh kedatangan Jimin. "Aigoo, Manajer Park!" sambutnya ceria. Ia bahkan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sebelum membungkuk sok hormat.

"Reporter Byun, bisa kita mengobrol berdua?" timpal Jimin seraya mendekat. Ia merangkul pria yang selalu membawa kamera DSLR-nya itu. Tak lupa mengisyaratkan kepada Jungkook untuk menjauh. Jimin lupa, bahwa diam-diam artisnya itu menyembunyikan sesuatu darinya.

Jungkook hanya menurut, ia memasukkan benda yang diberikan Reporter Byun ke dalam saku celananya. Sempat melirik pria itu kembali. Reporter Byun hanya menyeringai.

Syuting dimulai tak lama kemudian. Jungkook berjalan bersama seorang gadis -bintang musik videonya- di bibir pantai. Ia berakting seperti seorang pria yang sedang jatuh cinta sekarang. Sesuai dengan Euphoria, lagu yang kental dengan nuansa romantis.

"Cut!" teriak sutradara, seorang pria dengan topi hitamnya yang selalu menutupi kepala botaknya. "Jungkook-ah, tataplah Sujin dengan mesra!" Pria itu kembali berteriak.

Pemuda itu hanya mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Sementara gadis bernama Sujin yang menjadi pasangannya kali ini sudah mulai jengah. Terang saja, bahkan Jungkook sendiri tersadar, dirinya pun mulai jengah. Mereka sudah mengambil adegan 'Jungkook menatap Sujin penuh cinta' lebih dari 15 kali, tetapi sutradara masih juga belum puas.

"Jungkook-ssi, tidak bisakah kau melakukannya dengan benar?" Sujin bertanya. Nadanya sedikit terdengar jengkel. Ia memutar bola matanya dengan malas, sementar penata rias sedang memperbaiki penampilannya.

Adegan kembali dilanjutkan. Mengulang seperti adegan-adegan sebelumnya yang gagal untuk dilakukan, Jungkook berjalan di belakang Sujin. Seharusnya cukup mudah, Jungkook hanya perlu menatap Sujin dengan mata berbinar. Mata yang mengisyaratkan cinta.

Jungkook memutar otak, mencoba mencari hal atau seseorang yang ia cintai. Nihil, tidak ada yang muncul selain gambaran pertemuannya dengan Reporter Byun beberapa jam lalu. Gambar di kepalanya terus berlanjut kepada benda yang diberikan oleh pria itu. Sebuah foto.

Foto yang tengah menampilkan potret 'gembel' Chaeyoung kemarin di depan halaman J&J Labels. Di belakang foto itu, Reporter Byun juga menuliskan nama Chaeyoung. Nama terang dan hubungan mereka di masa lalu.

"Cut!" sutradara kini benar-benar menghampiri Jungkook menuju ke bibir pantai. Melewati Sujin yang berteriak frustasi. "Semuanya, istirahat!" komandonya.

"Maafkan aku, Sutradara No." Jungkook berucap tulus. Ia mengembuskan napas panjang. Ada rasa bersalah ketika menatap semua kru -minus Sujin, ia selalu tidak menyukai gadis itu sebenarnya- yang nampak lelah.

Sutradara No merangkul Jungkook. "Ayo, kita berbicara sebentar."

Keduanya lantas berjalan menuju ke tenda yang sudah dipersiapkan. Jungkook menerima minuman kaleng dari Jimin. Pria itu nampaknya sudah berhasil 'mengusir' Reporter Byun. "Ya! Kau kenapa?" tanyanya cemas.

"Aku tidak tahu, hyung." Jungkook menjawab seadanya, ia membuka minuman jus dingin itu.

"Jungkook-ah, apa kau tidak pernah jatuh cinta sebelumnya?"

Pemuda itu terbatuk begitu mendengar pertanyaan Sutradara No. Buru-buru dirinya mengelap minuman yang menyembur dari mulutnya. "Ke-kenapa Anda bertanya seperti itu, sutradara?"

"Yah, kau tahu, semua orang bisa mengekspresikan sesuatu dengan mudah apabila dia sudah pernah mengalaminya."

Jimin yang terlebih dahulu menyambar. "Jadi, maksud Anda, Jungkook sama sekali tidak terlihat seperti itu tadi?"

"Sama sekali tidak," sutradara No meraih pundak Jungkook. "Jungkook-ah, apa kau tidak pernah jatuh cinta sebelumnya?"

***

Chaeyoung masih melakukan siaran langsung menggunakan saluran youtube-nya semenjak setengah jam tadi. Gadis itu nampak menyapa beberapa pengguna yang mengikutinya kali ini. "Hai, semua yang baru bergabung," sapanya seraya melambai-lambaikan tangan.

Matanya asyik terarah ke kolom komentar, membaca satu per satu notifikasi yang masuk. Senyum yang sedari tadi nampak mendadak hilang begitu membaca komentar dari salah satu pengguna. Pertanyaan yang sama, tidak hanya sekali atau dua kali.

"Ah, ya, terima kasih yang sudah mengikutiku live-ku hari ini. Semoga kalian menikmatinya," ia mengembuskan napas panjang. "Sepertinya kita sambung lain waktu, sampai jumpa."

Gadis itu langsung keluar tanpa mempedulikan beberapa komentar yang memintanya untuk melanjutkan lagu. Ia terlebih dahulu memastikan untuk benar-benar sudah keluar sebelum menyandarkan punggung. Sebelum sejurus kemudian, terdengar embusan napas panjangnya.

Ia baru ingin bangkit sebelum menerima sebuah panggilan. Nama Jisoo tertera di layar ponselnya. "Unnie!" sapanya ceria.

"Kau tidak apa-apa?" Jisoo bertanya dari seberang.

Chaeyoung hanya menunduk. Percuma pula, ia tidak bisa menyembunyikan apapun dari kakak sepupunya itu. Lagipula, Jisoo yang nampak mengikuti siaran langsungnya juga pasti sudah melihat. Tiba-tiba ia merasakan matanya memanas.

"Park Chaeyoung, kau tidak apa-apa, kan? Apa aku perlu ke sana?" tanya Jisoo lagi. Kali ini suaranya terdengar begitu cemas.

Gadis itu menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Berusaha untuk membuat suaranya tidak bergetar. "Aku tidak apa-apa, unnie, sungguh."

"Apa aku perlu memberitahu suamiku?"

"Unnie, apa kau bercanda? Jin-oppa pasti sudah pusing memikirkan ini-itu," Chaeyoung melirik komputernya yang masih menyala. "Aku tidak apa-apa, unnie, sungguh."

Dari seberang sana, Jisoo hanya mampu memijat pelipisnya. "Beritahu aku kalau terjadi sesuatu, kau mengerti?"

Begitu panggilan dari Jisoo selesai, ia kembali membuka youtube-nya. Melihat rekaman hasil siaran langsungnya tadi. Pointer tetikusnya berhenti di beberapa komentar yang berhasil membuatnya mengakhiri siarannya lebih cepat. Matanya kembali memanas ketika membaca.

Apa kau Park Chaeyoung dari Wings Agency?

Assa! Aku benar!

Kau, Park Chaeyoung mantan kekasih Jeon Jungkook?!

Heol!

Ya! Jalang sepertimu masih saja hidup!

Kenapa kau muncul?

Ah, aku tahu. Kau hanya ingin mendompleng popularitas Jungkook-oppa saja, kan!

Cih! Lebih baik kau mati saja, Park Chaeyoung!

- To Be Continued -

[END] THE GUY NEXT DOORWhere stories live. Discover now