18_THE NEGOTIATIONS

469 94 0
                                    

Jungkook lekas saja keluar dari mobilnya yang terparkir sembarang di depan gedung J&J Labels. Tak jauh dari billboard besar yang tengah memutar teaser untuk lagu barunya yang akan dirilis resmi dua pekan lagi. Namun, sepertinya rencana untuk perilisan lagu baru yang menandai comeback-nya terancam berantakan. Tentu saja karena 'sesuatu' dan 'seseorang' yang kini pasti sudah siap menyambutnya di ruangan Jin.

Ia melangkah cepat, mengabaikan beberapa orang yang menyapanya ramah. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah, bagaimana cara untuk menyelamatkan Chaeyoung dari sampah-sampah itu. Padahal, permasalahan dengan Nancy saja masih belum menemui titik temu. Setidaknya, karena masih ada beberapa wartawan yang menanyakan perihal hubungannya dengan member grup idol tersebut.

"Apa maumu!" sentak Jungkook begitu memasuki ruangan Jin. Ia yang sudah terlebih dahulu melihat keberadaan Reporter Byun, langsung menghambur ke arah pria tersebut. Tangannya mencengkeram kuat kerah kemeja Reporter Byun. Baru saja dilepasnya selepas Jin dan Jimin turun tangan.

Reporter Byun terbatuk hebat. Ia memegangi lehernya yang terasa panas. Sementara Jungkook nampak masih belum puas hanya membuatnya susah bernapas. Entah keberuntungan atau bukan, tetapi yang jelas ia akan segera mendapat kompensasi besar dari pemuda itu. Senyum culas muncul dari bibirnya begitu membayangkan berjuta-juta won akan segera muncul di rekeningnya.

"Wow! Bukankah itu sambutan yang bagus, Jeon Jungkook-ssi?"

Jungkook melepas cengkeraman Jin dengan kasar. Ia menatap nyalang pria botak yang kini kembali duduk di sofa ruangan tersebut dengan wajah tenang. Hampir saja dirinya kembali menghambur ke arah Reporter Byun. Mungkin memberinya beberapa memar, tetapi urung selepas mendapat isyarat dari Jin dan juga Jimin.

Jin duduk terlebih dahulu, tepat di depan Reporter Byun. Sementara Jimin di sampingnya dan Jungkook hanya berdiri di depan jendela besar. Ia paham benar dengan apa yang sedang dirasakan anak asuhnya itu. Apa yang kini tengah mereka hadapi, bukan hanya untuk keberlangsungan karier Jungkook maupun perusahaan. Namun, lebih dari itu.

"150 juta won," tangannya memindah lima lembar foto Jungkook dan Chaeyoung yang didapatnya diam-diam ke arah Jin. "Tidak berat, bukan? Itu hanya senilai tiga kontrak Jungkook dengan Puma, Hyundai, dan Lancome saja."

Di depan jendela besar itu, Jungkook hampir saja meledak begitu mendengar Reporter Byun berucap. Bukan karena masalah nominal yang diminta, melainkan karena hal lain yang justru semakin membuatnya risau. Ia dan Chaeyoung, kenangan pagi tadi, dan perjalanan panjang mereka bisa kembali bersikap normal seperti dulu hanya dihargai 150 juta won. Hah! Bahkan perjuangannya selama lima tahun belakangan tidak bisa dikonversi ke dalam bentuk uang mana pun!

Masih teringat dengan begitu jelas bagaimana tadi malam, Chaeyoung yang terlebih dahulu meraih tangannya. Juga menghapus sisa-sisa air mata di pipinya. Gadis itu memberikan kehangatan seperti 'tangan Chaeyoung' yang ia kenal semasa sekolah. Mereka yang berharap tidak akan pernah dipertemukan, saling melempar umpatan, kini kembali bersikap normal. Masa-masa yang diam-diam selalu diharapkan oleh Jungkook untuk terjadi.

Lalu, tiba saatnya kini. Ketika momen tersebut harus dikacaukan oleh kedatangan Reporter Byun. Pria yang kembali mengancamnya menggunakan Chaeyoung. Bukannya Jungkook tidak paham dengan keinginan pria botak tersebut. Ia bahkan paham benar dengan sosok di balik Reporter Byun. Mengingat nama itu, mendadak membuat darah Jungkook memanas. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan geram.

"Aku ingin perjanjian yang jelas, Reporter Byun." Jin berucap.

Ia kembali meletakkan sebuah foto yang jelas menampilkan Jungkook dan Chaeyoung. Tentu saja dirinya langsung paham dengan keabsahan potret tersebut. Kedua baju yang dikenakan dua orang di dalam potret ini sudah menjelaskan semuanya. Terlebih, tidak ada penyangkalan pribadi dari Jungkook.

"Tentu saja, sajangnim. Tentu kau tidak ingin comeback Jungkook terganggu dengan berita ini, bukan?"

Reporter Byun tersenyum puas. "Kalau begitu, minggu depan mari kita bertemu lagi."

Ia hanya mengambil kamera dan sebuah kartu memori. Menyisakan beberapa lembar potret Jungkook dan Chaeyoung di atas meja. Benda yang sampai dirinya menghilang dari balik pintu dengan wajah semringah, masih juga dipandangi Jin dengan hati masygul.

Ruangan tersebut kembali sepi. Hanya beberapa kali terdengar embusan napas panjang dari Jimin atau Jin. Juga beberapa kali dering telepon di meja kerja Jin yang sengaja diabaikan. Sementara Jungkook masih saja berdiri di depan jendela besar.

"Aku akan memakai langkah terakhir."

"Hyung!"

"Hyung!"

Jimin dan Jungkook sama-sama terbelalak. Keduanya beralih memperhatikan atasan mereka dengan wajah cemas. Sementara Jin justru menunjukkan hal berbeda. Walaupun wajah pria itu mengeras, tetapi nampak kobaran dari kedua sorot matanya. Ia berjalan ke arah meja kerjanya. Mengambil sebuah amplop cokelat dari laci mejanya yang terkunci.

Jungkook tahu benar dengan isi dari amplop cokelat yang kini diletakkan oleh Jin di atas meja. Berkas dari lima tahun lalu. Siapa pula yang akan melupakan perjuangannya untuk bisa terbebas dari skandal. Ya, meskipun pengorbanan yang harus diberikan juga besar. Jungkook adalah salah satu orang yang beruntung bisa bangun dari keterpurukan dengan cukup cepat.

"Hyung, kau bilang sendiri akan melindungi Chaeyoung," ucap Jungkook.

Pria itu mengangguk menyetujui. "Aku akan melindungi kalian berdua."

Jin membuka amplop yang sudah bertahun-tahun lalu tidak pernah dibukanya kembali. Di dalamnya ada beberapa dokumen, beberapa lembar artikel dari berbagai sumber, beberapa foto, dan juga perjanjian dirinya dengan pemilik Wings Agency.

"Kau tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan kolam yang jernih?" Jin mengangkat dokumen terakhir dan meletakannya secara terpisah. "Membersihkan dasar kolamnya."

Jungkook mengamati dokumen tersebut. Perjanjian J&J Labels dan Wings Agency lima tahun lalu. Tepat sebelum kabar hengkangnya solois Jeon Jungkook dari Wings tersiar dan menjadi pertanyaan baru oleh masyarakat. Perjanjian yang menyatakan bahwa Wings Agency tidak boleh lagi mengganggu karier maupun kehidupan pribadi setiap artis J&J Labels, terutama Jungkook. Dan, pemuda itu bersumpah melihat kilat mengerikan dari sepasang mata pimpinan perusahaannya.

***

Sudah sekian tahun dirinya tidak pernah menginjakkan kaki di tempat ini. Lima tahun lalu semenjak semua rencana yang telah diusung kandas begitu saja. Ia yang kehilangan karier, sahabat, dan juga kewarasannya sendiri. Selama tiga tahun kemudian, dirinya menghabiskan waktu di pesisir Busan. Hampir sepanjang tahun tidak bersentuhan dengan ponsel, komputer, maupun internet. Sepanjang ingatannya, ia juga tidak pernah berinteraksi dengan manusia lain, kecuali nenek-kakeknya, orangtua, Chanyeol, dan juga Jisoo.

Namun, kini kedua kakinya berdiri di depan gedung ini kembali. Masih teringat dengan jelas bagaimana lorong-lorong di dalamnya yang tidak pernah berubah. Walaupun tentu saja ia tidak lagi mengingat wajah-wajah yang dulu ditemui hampir setiap hari.

Chaeyoung memeriksa ponselnya sekali lagi. Pertemuannya dengan pimpinan Wings Agency akan dilakukan 10 menit lagi. Memberinya cukup waktu untuk menyusuri jalanan ke tempat itu dengan cukup santai. Walaupun jangan tanya degup jantungnya yang semakin tak keruan setiap detik.

"Unnie!"

Gadis itu menoleh ke sumber suara. Matanya hampir saja copot begitu melihat sosok yang menyapanya kali ini. Satu dari sekian wajah dari masa lalunya yang tidak mungkin ia lupa.

"Wah, sudah lama ternyata. Apa kabarmu, unnie?"

Kabar baik sebelum bertemu denganmu. "Hai, Nancy. Aku baik, kau?"

- To Be Continued -

[END] THE GUY NEXT DOORWhere stories live. Discover now