15_THE TRUTH IS

534 107 5
                                    

"Chaeyoung-ah! Kau mau ikut ke rumah sakit atau tidak?" Jihyun muncul di kamar putrinya dengan tergesa. Wanita itu masih berusaha memakai mantelnya dengan benar.

"Eomma, ini tengah malam," protes Chaeyoung dengan suara seraknya. Ia kembali menarik selimutnya. Ah, sungguh! Tidak bisakah ia tidur barang empat atau lima jam saja? Matanya belum lama terpejam.

Jihyun bergerak ke lemari pakaian sang putri. "Ayo! Jisoo melahirkan!" ucapnya kemudian.

"Benarkah!"

Chaeyoung langsung terbangun. Ia menyambar mantel yang baru saja diberikan oleh ibunya. "Eomma! Cepatlah!" teriaknya seraya mencoba memakai sepatunya dengan benar. Ia berlari terlebih dahulu ke bawah. Menghampiri sang ayah yang ternyata sudah menghidupkan mobil.

Sejenak, matanya melirik ke rumah di sampingnya yang satu ruangannya masih terang. Diam-diam ia mendengus. Pasti pemiliknya belum tidur juga. Tebakannya ternyata benar, pemilik rumah di sampingnya itu sedang berjalan menghampiri mereka.

"Jungkook-ah, kau sudah bersiap?" Haejin bertanya ramah. Ia menyambut Jungkook. "Biarkan aku yang menyetir."

Kecanggungan mulai menyelimuti dua orang itu. Baik Chaeyoung maupun Jungkook hanya terdiam. Bahkan ketika keduanya duduk di kursi belakang. Saling bersebelahan dengan jarak kurang dari sejengkal.

Haejin mengendarai mobil seraya bercakap dengan sang istri, seperti melupakan dua orang di belakangnya yang masih saja terdiam. Tepat di belakang Haejin, Jungkook sedang mencoba menahan kantuknya. Ia menguap beberapa kali.

"Ya! Kalau mengantuk kenapa harus ikut!" Chaeyoung akhirnya bersuara. Yang beruntung berhasil menyadarkan kedua orangtuanya bahwa ia juga berada di mobil.

Jungkook kembali menguap. "Bukan urusanmu," timpalnya pelan. Ia yang baru saja ingin memosisikan diri untuk tidur barang beberapa menit, mendadak dikagetkan oleh pukulan yang mendarat di lengannya.

"Ya! Sakit!"

"Bukan urusanmu, kau bilang!" Chaeyoung masih terus memukul-mukul lengan pemuda di sampingnya itu. "Harusnya aku bisa tidur kalau kau tidak ikut!"

"Kau bisa tidur sambil duduk, kenapa repot sekali!"

"Kenapa kau yang mengaturku sekarang!"

"Karena kau selalu mempermasalahkan hal kecil!"

"Apa? Aku!" Chaeyoung mendengus. "Apa ka-"

Jihyun lebih dahulu memotong. "Park Chaeyoung! Jeon Jungkook!" wanita itu menoleh dengan tatapan tajamnya. "Bisa kalian diam?"

Ia kembali menghadap ke depan. Jihyun hanya bisa memijat pelipisnya begitu mendapati dua orang itu kembali bertengkar. Kepalanya menoleh dan mendapati sang suami hanya tersenyum. Wanita itu lantas terdiam.

Selepas perjalanan yang dipenuhi oleh adu mulut dan adu tangan oleh dua penghuni bangku belakang. Keempat orang itu akhirnya sampai. Mereka langsung disambut oleh beberapa orang yang sudah terlebih dahulu tiba, salah satunya Chanyeol.

"Noona berada di lantai 23," Chanyeol menoleh ke arah Jungkook. "Ya! Pakai topimu."

Chaeyoung kembali melayangkan lirikan tajam kepada pemuda di sebelahnya. Ia menyusul sang kakak yang sudah berjalan -atau lebih tepatnya berlarian- di depan sana. Akan sangat lebih baik bagi dirinya untuk tetap bersikap tenang sekarang ini.

Semua orang di depan ruang operasi Jisoo kompak menoleh begitu melihat rombongan mereka tiba. Chaeyoung ingin mengumpat begitu bibi dan pamannya lebih memperhatikan Jungkook. Ah, sepertinya ia lupa ada seorang superstar di antara mereka.

Merasa diabaikan, gadis itu lebih memilih duduk di samping Chanyeol. Walaupun ternyata sang kakak tak jauh beda dengan orang-orang itu. Masih mengabaikannya. "Oppa, apa kau juga akan mengabaikanku?"

"Kenapa?" Chanyeol menimpali seraya masih memperhatikan ponselnya. Ia sampai tidak menyadari raut wajah sang adik semakin bertambah masam.

Sementara itu, Jungkook yang sudah berhasil terlepas dari pertanyaan para orangtua sibuk mencari bangku kosong. Ia mengembuskan napas begitu melihat satu-satunya tempat kosong hanya di samping Chaeyoung. Gadis yang masih berwajah masam di samping produsernya.

Jungkook menyugar rambutnya sebelum berjalan mendekat. "Tidak usah menatapku seperti itu," ucapnya datar begitu Chaeyoung menyambutnya dengan tatapan sinis.

Mereka bertiga seperti trio bisu yang tengah bertaruh siapa yang paling lama diam. Chanyeol yang masih asik dengan ponselnya, Chaeyoung yang sibuk mengira wajah keponakan barunya, dan Jungkook yang hanya menatap dinding kosong.

Dinding kosong yang kembali menayangkan pengambilan video musiknya siang tadi. Jungkook yang harus menatap Sujin penuh cinta. Ia berhasil melakukannya di percobaan yang ke duapuluh.

"Ya! Kenapa kau tidak melakukannya sejak tadi?" Sutradara No menepuk-nepuk pundaknya. Pria itu nampak puas setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.

Saat itu, ia hanya terdiam. Mengabaikan Sujin yang antara merasa dirinya berhasil menjadi 'seorang pemuda yang jatuh cinta' atau lega karena tidak perlu lagi pengambil adegan yang sama. Sebaliknya, Jungkook memilih untuk kembali memandang lautan. Sementara para staf sibuk menyiapkan set berikutnya.

Ia menggenggam erat kertas foto yang diberikan oleh Reporter Byun. Potret yang sudah berhasil membuatnya menyelesaikan adegan pengambilan adegan pertama video musiknya.

Teriakan Chaeyoung berhasil menyadarkan Jungkook. Ia melihat ke sekeliling dan mendapati semua orang dalam suka cita. Bibirnya tersenyum samar begitu melihat Chaeyoung melompat-lompat kecil. Tak lama, dirinya juga bisa melihat Jin yang keluar dari ruang operasi dengan raut bahagia.

"Hyung, selamat," ucapnya kepada CEO J&J Labels itu.

"Kau datang?" Jin merangkul Jungkook. Perlahan mengajak pemuda itu menjauh dari kerumunan. "Kudengar Reporter Byun menemuimu tadi siang. Apa yang terjadi?"

"Kau menyuruhku datang kemari karena itu?"

Jin mengangguk. "Aku harus menjaga istriku."

"Tidak ada apa-apa, hyung. Kau tidak perlu cemas." Jungkook berusaha untuk bersikap setenang mungkin. Ia berjalan di sebelah Jin yang sedang menampakkan wajah bahagia dan juga cemas di satu waktu. Tentu saja, orang di sebelahnya ini -dan juga seorang gadis yang tengah menempel di dinding kaca tempat putri merahnya berada- menjadi penyebabnya.

Langkah pimpinan J&J Labels itu tiba-tiba berhenti. Ia membuka ponselnya. Menunjukkan beberapa hasil tangkapan layar yang dikirimkan dari ponsel Jisoo siang tadi. Tentu saja yang ia temukan setelahnya benar-benar seperti yang diduga. Jeon Jungkook dengan mata terbelalak dan ekspresi tak kalah cemas.

"Istriku selalu mengikuti apapun kegiatan Chaeyoung di youtube dan instagram. Dia menemukan komentar-komentar seperti itu."

Tatapan meredup Jungkook terarah kepada punggung Chaeyoung yang tengah membelakanginya. Gadis itu sepertinya masih sibuk dengan putri pertama Jin dan juga Jisoo. Tidak pernah menyangka bahwa tatapan sendunya juga ditangkap oleh yang bersangkutan.

"Aku akan melindunginya, hyung."

- To Be Continued -

[END] THE GUY NEXT DOORUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum