"Tae..apa maksudmu? Hyung akan pulang bersamamu baby.." ucap Yoongi.

"Ani..Hyung tampak lebih dekat dengan dia sekarang..hyung pasti sudah bahagia hidup bersamanya kan sekarang? Tae hanya mengganggu kalian..sepertinya memang salah Tae datang kemari.." ucap Taehyung lirih.

"Tae..."

"Jangan sentuh aku hyung..tolong jangan dekati Tae..Tae tidak ingin lebih sakit dari ini..rasanya disini sesak..apa hyung lupa bagaimana hyung membelanya saat kemarin?" ucap Taehyung dengan suara bergetar.

"Tae tenangkan dirimu..kau bisa mimisan lagi.." Jimin menggenggam tangan Taehyung dan menarik sahabatnya itu kedalam pelukannya saat ia melihat tangan Taehyung yang bergetar dan meremas selimut yang ia kenakan.

"Chim...hiks..Chim...ayo pulang..aku mau pulang saja..aku ingin kembali ke Korea..hiks.." Taehyung mencengkram lengan Jimin dan memohon.

"Tae..hyung minta maaf jika itu menyakitimu..saat itu ingatan hyung belum kembali baby..hyung tidak bermaksud..." ucap Yoongi sedih. Ia merasa bersalah melihat bagaimana kacaunya adiknya yang satu ini. Ia tau jiwa adiknya sedang tidak stabil dan stress. Appa dan eomma sudah menceritakan kondisi Taehyung semalam.

"Hyung..tolong keluarlah dulu..biar kami menenangkan Taehyung dulu.." ucap Jimin pada Yoongi.

"baiklah..panggil aku didepan.." ucap Yoongi dan keluar bersama Jihoon.

"Hiks..Hiks..Chim...hiks.."

"Sudah..sudah...tidak apa Tae.." Jimin membiarkan Taehyung menyadar pada bahunya. Ia mengusap punggung Taehyung lembut agar sahabatnya merasa lebih baik.

Siangnya...

"Hyung..ayo buka mulutmu.." Jungkook berucap sambil menyodorkan sesendok bubur pada Taehyung. Sejak tadi Taehyung hanya diam melamun menatap keluar jendela.

"Hyung.." Jungkook menatap Taehyung sedih.

"Biar aku saja Kook..kau makanlah dulu.." ucap Jimin dan mengambil alih mangkuk dan sendok dari Jungkook.

"Aku akan mencari udara segar hyung..titip TaeTae hyung..." ucap Jungkook.

"Ya..tenang saja.." ucap Jimin.

"Awas kalau kau menyakiti hyungku.." ucap Jungkook pada Jihoon yang duduk di sofa bersama Yoongi sebelum ia keluar. Jihoon hanya bisa menunduk. Ia takut. Tau begitu ia tidak akan mencoba melawan dan memancing emosi Jungkook saat itu demi mempertahankan Yoongi. Ia bahkan masih ingat betapa kuat pukulan Jungkook padanya dan hampir membuatnya kesulitan bernafas.

"Tunggu disini ne..?" Yoongi berucap pada Jihoon dan pergi menyusul Jungkook.

"S..suga hyung...!" Jihoon gugup saat di tinggal sendirian dengan Jimin dan Taehyung.

"Tenanglah..aku tidak akan memukulmu seperti Jungkook.." ucap Jimin saat melihat kecemasan Jihoon.

"I..Iya.." Jihoon menjawab pelan.

"Kemari..." Jimin menyuruh Jihoon duduk di sampingnya. Jihoon menurut saja dan mendekat.

"Kau ini lucu ya..kemarin kau terlihat berani sekali hingga membuat Jungkook murka lalu sekarang kau seperti anak kucing yang ketakutan..berapa umurmu?" tanya Jimin.

"19 tahun.." jawab Jihoon.

"Sama dengan aku dan Taehyung..kau bisa memanggilku Jimin..dia Taehyung.." ucap Jimin.

"Aku..Jihoon..Lee Jihoon.." ucap Jihoon.

"Jangan takut..aku tidak mengigit..santai saja..aku tidak marah padamu walaupun kau sempat mendorong Taehyung.." Jimin tersenyum ramah pada Jihoon.

형! (Hyeong!) - TaeKookGi [END]Where stories live. Discover now