2

1.3K 133 2
                                    

"Nih minum, muka lu ampe merah. Pedes banget emang?".

Chaeyoung menyerahkan sebotol minuman pada Mina. Mereka berdua sedang berada di rumah makan, sekedar untuk sarapan. Dan Mina terlihat kepedasan. Padahal, setau Chaeyoung, Mina tidak suka makanan pedas.

"Tangan gue kepeleset jadinya kebanyakan sambelnya". Ucap Mina setelah meminum minumannya hingga setengah botol.

Chaeyoung tertawa. "Ya lagian aneh-aneh lo, masa tangan kepeleset?".

"Tau ahh, tukeran gak mau tau". Mina langsung mengambil piring makan Chaeyoung, lalu menaruh piring makannya didepan Chaeyoung.

"Idih apaan, ogah banget bekas lo. Balikin ahh".

"Ssst berisik, tuh liat tulisannya tidak boleh mengobrol saat makan". Mina menunujuk kearah pintu yang ada tulisannya 'Tidak Boleh berbicara disaat makan'

Chaeyoung hanya bisa berdecak, terpaksa memakan makanan Mina. Untung saja dia memang suka makanan pedas.

Mereka berdua makan dengan khidmat, makan tanpa berbicara hanya saling lirik-melirik. Mina memergoki Chaeyoung yang sedang menatapnya, lalu keduanya secara bersamaan membuang muka.

"Apaan sih lo liat-liat?". Seru Mina.

"Lo juga ngapain liat-liat?". Balas Chaeyoung.

Mina menghela nafas. "Yaudah kita impas".

Setelah itu hening, Chaeyoung memilih makan sambil bermain ponsel sepertinya Mina juga melakukan hal yang sama.

"Ahh gue harus balik". Tiba-tiba Mina berseru, dia sudah berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?". Tanya Chaeyoung.

"Pulang".

Chaeyoung ikut berdiri. "Yaudah gue anter, lo tunggu dimotor aja, gue bayar dulu". Setelah itu Chaeyoung berlalu tanpa mendengar jawaban Mina.

Sebenarnya Mina ingin menolak tapi Chaeyoung bukan menawarkan diri untuk mengantar pulang melainkan memaksanya.

Dan Mina hanya pasrah saat tubuhnya ditarik Chaeyoung untuk naik ke atas motor Chaeyoung.

"Rumah lo masih sama kan ya?". Chaeyoung bertanya setelah dia menjalankan motornya.

"Ya iyalah".

Chaeyoung mendengus. "Padahal nanya doang, lo sewot amat astaga".

"Udah ah jangan banyak protes, fokus aja ke depan, gue belum mau mati".

"Untung lo cewek". Ucap Chaeyoung pelan.

"Lo ngomong apaan? Gue gak denger".

"Nggak, itu gue lagi ngereview lalet yang kemakan sama gue". Ucap Chaeyoung asal.

"Astaga Chaeyoung, masih aja laper padahal tadi udah makan".

"Serah anjir".

Selebihnya hanya ada umpatan lainnya yang Chaeyoung keluarkan dan keluhan Mina yang menemani perjalanan mereka.

"Udah ahh, lo turun anjir. Remuk badan gue". Chaeyoung menggeliat kecil kala berhenti didepan rumah Mina. Dijalan Mina tak henti-hentinya menepuk punggungnya membuat Chaeyoung merintih kesakitan.

"Lagian salah lo sendiri pake ngebut-ngebut". Balas Mina.

"Gak mau tau anjir lo harus tanggung jawab". Kata Chaeyoung. Benar-benar tenaga Mina, kuat sekali.

"Idih tanggung jawab, kayak gue ngelakuin apa aja sama lo".

"Lagian belum juga nikah, udah KDRT lo".

Mina melotot, tak menyangka. "Heh, ogah banget gue nikah sama lo. Nanti apa jadinya muka anak gue".

WhatIsLove?Where stories live. Discover now